Sukses

Film Indonesia Dipukul Covid-19, Salman Aristo - Ifa Isfansyah Soroti Pentingnya Fase Pascaproduksi

Salman Aristo dan Ifa Isfansyah menyoroti pentingnya fase pascaproduksi untuk meningkatkan hasil akhir film Indonesia yang dipukul pandemi.

Liputan6.com, Jakarta Jadwal syuting dan rilis film Indonesia diadang wabah Corona Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020. Seiring kabar akan dibukanya lagi bioskop, sejumlah sineas seperti Salman Aristo dan Ifa Isfansyah bungah.

Selain bersiap kembali ke lokasi syuting, Salman Aristo, Ifa Isfansyah, dan sejumlah pekerja seni layar lebar lain mengikuti workshop virtual untuk mengembangkan kapasitas profesional pascaproduksi film Indonesia, baru-baru ini, yang diselenggarakan oleh Netflix.

Workshop yang diikuti Ifa Isfansyah ini bagian dari rangkaian Program Pengembangan Kapasitas Kreatif Insan Perfilman Indonesia hasil kerja sama Netflix dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Arah Cerita Mau ke Mana

Salman Aristo berpendapat, workshop ini penting mengingat pascaproduksi adalah fase krusial, tempat para sineas “memasak”, bukan hanya dari sisi teknis tapi juga aspek kreatif.

“Di tempat saya, wahana kreator, tim penyunting, color grading, dan sound sudah dilibatkan sejak awal. Misalnya saat diskusi skenario untuk mendengar arah cerita ini mau ke mana,” ujar penulis naskah film Laskar Pelangi dan Ayat-ayat Cinta.

3 dari 5 halaman

Mengonfirmasi Standar

Ifa Isfansyah menyebut alur teknis yang dipaparkan workshop ini membuatnya makin yakin bahwa ada banyak faktor yang diperlukan agar karya seni sesuai dengan visi kreator, mengingat bikin film adalah kerja kolektif.

“Selain penting, pembahasan dalam workshop ini mengonfirmasi standar industri perfilman yang diperlukan,” ulas sutradara film box office Garuda Di Dadaku dan Sang Penari.

4 dari 5 halaman

Yang Diinginkan Pasar

Ifa Isfansyah mengingatkan, para sineas harus memikirkan teknis hasil akhir karena visi kreatif film tidak bisa bekerja sendirian. “Selain itu, sineas harus memikirkan apa yang diinginkan pasar,” imbuh Sutradara Terbaik FFI 2011.

Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hilmar Farid, menyebut Indonesia berpotensi besar menghasilkan cerita-cerita keren untuk dinikmati penonton global.

5 dari 5 halaman

Konten Berkualitas

“Kami berharap dapat menghasilkan konten-konten berkualitas yang diproduksi dengan standar kelas dunia sehingga dapat mempromosikan budaya Indonesia,” urai Hilmar dalam siaran pers yang diterima Showbiz Liputan6.com, Kamis (27/8/2020).

Lebih lanjut, Hilmar berharap ke depan, kualitas film Indonesia makin cemerlang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.