Sukses

Ayah Jeremy Teti Ingin Segera Meninggal, Tak Kuat Hadapi Covid-19

Jeremy Teti berbagi kisah pilu soal ayah yang ingin segera meninggal. Selain sering sakit, sang ayah tak kuat menghadapi wabah Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta “Jadi intinya menurut gue begini, lo kalau tua, lo harus punya duit,” ujar Deddy Corbuzier saat membahas masa tua dengan Jeremy Teti dalam wawancara Podcast yang tayang di kanal YouTube.

Tak ada topik spesifik yang di bahas keduanya dalam video bertajuk “Sedih Dengerin Endingnya, Tapi Kacau,” tayang Rabu (26/8/2020). Jeremy Teti membenarkan.

Mantan presenter Liputan 6 SCTV ini berpendapat, alur hidup manusia bisa saja berakhir tragis. Menurut Jeremy Teti saat anak sudah besar, menikah, dan punya keturunan, orangtua sangat mungkin dinomorsekiankan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Aduh, Tuhan...

Pria kelahiran Nusa Tenggara Timur, 31 Maret 1968, ini menyatakan, penting untuk menabung selagi muda agar setidaknya mampu membiayai diri sendiri di panti jompo kelak.

“Benar, minimal bisa masuk panti jompo satu bulan 1,5 juta (rupiah). Aku pernah bikin acara di panti jompo. Aduh Tuhan, tapi ngomong begini jadi ingat bapak gue di Bali,” keluh Jeremy Teti.

3 dari 5 halaman

Bapak Sudah Pengin Meninggal

“(Bapak gue) sudah pengin meninggal. Bapak sudah masuk Covid-19 begini, sudah saya meninggal, meninggal saja di Bali sama saja, dia bilang begitu,” Jeremi Teti menyambung.

Saat mendengar ayahnya ingin meninggal, hati Jeremy Teti hancur. “Sedih gue dengar begitu di telepon. Aku sudah enggak kuat lagi, dia bilang begitu. (umur) 85 tahun,” imbuhnya.

4 dari 5 halaman

Sedih Enggak, Digituin?

Ibunda Jeremy Teti meninggal pada 2000. Lalu ayahnya menikah lagi. Istri baru kecapaian mengurusi ayah Jeremy Teti yang belakangan sakit-sakitan. Apalagi, fisik sang ibu tiri tidak seprima dulu karena dua kali kena strok. Terpikir oleh Jeremy Teti untuk membawa ayahnya ke Jakarta.

Ide ini ditolak sang ayah. Alasannya, ogah jadi beban anak. “Selama puluhan tahun aku transfer ke orangtua. Tiap kali habis transfer, dia menangis: Ya Tuhan punya anak enam kayaknya yang hidup cuma satu atau dua. Sakit enggak digituin?” Jeremy Teti menyambung.

5 dari 5 halaman

Gue Nangis, Gue Pulang

“Anak yang lain kan sudah mengurus anak masing-masing, keluarga masing-masing. Susah. Gue kan masih independen, gue berjanji sama Tuhan untuk mengurus diri sendiri dan orangtuaku,” imbuhnya. Saat Covid-19 mewabah, Jeremy Teti nekat terbang ke Bali untuk memastikan ayahnya baik-baik saja.

Saat itulah ibu tirinya curhat dan bikin hati Jeremy Teti luluh lantak. “Dia (ayah -red) bilang aduh aku sudah enggak kuat lagi. Istrinya bilang siapa yang mau cebokin bapak lo, anak-anaknya bisa cebokin bapakmu? Nusuk di jantung, gue nangis gue pulang,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.