Sukses

Film Kucumbu Tubuh Indahku Diboikot, Ifa Isfansyah Tak Trauma

Ifa Isfansyah menyebut pemboikotan Kucumbu Tubuh Indahku sebagai konsekuensi dari datangnya era digital.

Liputan6.com, Jakarta Tak lama setelah film Kucumbu Tubuh Indahku diboikot lewat laman situs change.org, produser Ifa Isfansyah menyampaikan klarifikasi yang terdiri dari lima poin penting.

Salah satunya, mengingatkan publik bahwa tema film Kucumbu Tubuh Indahku menumbuhkan spirit keragaman budaya, yaitu penghormatan tentang hidup bersama secara damai, produktif, tanpa kekerasan, persekusi, dan diskriminasi.

“Untuk itulah UNESCO memilih Kucumbu Tubuh Indahku sebagai film yang mewakili keragaman budaya di ajang Asia Pasific Screen Awards di Brisbane, Australia, 2018. Kemudian diputar di headquarter UNESCO di Paris, Desember tahun lalu,” ujar Ifa Isfansyah kepada Liputan6.com, Kamis (2/5).

Aksi boikot telah berkali-kali menimpa film Indonesia dari era orde baru hingga kini. Garin Nugroho, kata Ifa Isfansyah, menyesalkan penghakiman massal yang menimpa Kucumbu Tubuh Indahku

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Era Digital

Ifa Isfansyah sendiri menyebut pemboikotan ini sebagai konsekuensi dari datangnya era digital. Menurut dia, era digital telah mengubah pola penyampaian pendapat terhadap sebuah karya seni.

“Era digital membawa banyak dampak positif. Di sisi lain, dengan mudah orang bersuara dan membuat petisi di ruang publik. Tanpa memahami aturan hukum yang berlaku. Ada aturan jelas mengapa sebuah film lulus sensor dan ditayangkan di bioskop konvensional," ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa bioskop sendiri sebenarnya merupakan ruang terbatas, tak semua orang bisa masuk karena ada syaratnya.

3 dari 3 halaman

Tidak Trauma

Meski menghadapi boikot dan penolakan, Ifa tidak merasa trauma. 

"Insiden ini tidak membuat saya dan Mas Garin trauma. Kami bersuara lewat film. Kami akan terus berkarya,” kata Ifa Isfansyah yang pernah melahirkan film sukses Garuda Di Dadaku dan Sang Penari.

(Liputan6.com/ Wayan Diananto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.