Sukses

Playing With Fire: Lucu Tapi Nyaris Tanpa Konflik

Playing with Fire ujug-ujug tayang di jaringan bioskop mulai Jumat (10/1/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Playing with Fire ujug-ujug tayang di jaringan bioskop mulai Jumat (10/1/2020). Menempatkan mantan pegulat John Cena sebagai pemeran utama yang jadi orang tua dadakan, Playing With Fire mengingatkan kita pada sejumlah film.

Sebelum Playing with Fire, ada Tooth Fairy (Michael Lembeck, 2010) yang dibintangi Dwayne Johnson alias The Rock. Pada 2005, Vin Diesel juga mengasuh anak di film The Pacifier karya Adam Shankman. Film dengan tema seperti ini jarang memenangkan hati para kritikus.

Playing with Fire menguatkan citra tersebut. Di luar negeri, Playing with Fire dihujani kritik pedas. Apakah performa John Cena dan kawan-kawan sejelek itu? Berikut ulasan kami.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Nakalnya Anak-anak

Kisah Playing with Fire bermula ketika petugas smoke-jumper Jake Carson (John) bersama tiga rekannya yakni Mark Rogers (Keegan), Rodrigo Torres (John Leguizamo), dan Axe (Tyler) mendatangi sebuah rumah yang terbakar. Di dalam rumah itu, ada Brynn (Brianna), Will (Christian), dan Zoey (Finley) yang meringkuk di bawah meja.

Jake menyelamatkan adik beradik ini dan membawanya ke markas smoke-jumper di California woodland. Sejak itu markas tak pernah tenang. Anak-anak ini nakal. Brynn misalnya beberapa kali mencuri kunci mobil untuk melarikan diri. Will menumpahkan deterjen dan menyiramnya dengan air. Walhasil garasi mobil dipenuhi busa. Zoey mengarahkan pistol paku ke teman-teman Jake dan nyaris mencederai mereka.

Beberapa kali Jake menelepon orang tua Brynn, Will, dan Zoey tapi gagal. Tak tahan, Jake minta tolong Dr. Amy Hicks (Judy) untuk mengendalikan kenakalan mereka. Seiring waktu, anak-anak tak semengerikan yang dibayangkan Jake.

3 dari 7 halaman

Lelah Menanti Konflik

Kami menonton jam 21.15 dan konflik film ini baru terasa pada jam 22.35. Selama penantian itu, kami disuguhi dua jenis adegan. Pertama, penggambaran aktivitas Jake sebagai smoke-jumper. Kedua, kenalakan anak-anak dari lucu sampai menjengkelkan. Saking jengkelnya, kami tidak bisa bersimpati pada bocah-bocah ini.

Kondisi diperburuk dengan materi lelucon yang mayoritas slapstick. Salah ambil alat untuk membersihkan kotoran di mobil lalu ditutupi dengan kesalahan lain yang tak kalah bodoh hingga semua menjadi kacau.

Sebenarnya, komedi slapstick tidak salah. Asal, pergerakan kamera dan penyuntingan gambarnya lincah. Yang terjadi dalam Playing with Fire, pergerakan kamera difungsikan hanya mengantar adegan. Tidak melucu. Lalu disunting sebatas rapi. Tanpa menekankan di mana letak lucunya.

4 dari 7 halaman

Belang-belang

Karenanya, sejumlah adegan Playing with Fire terasa seperti diulur-ulur padahal durasi film tak sampai 100 menit. Terasa makin lama karena mayoritas adegan terjadi di markas smoke-jumper. Terkesan di situ-situ aja. Menjemukan.

Ini masih bisa ditoleransi andai para pemain mendapat ruang gerak leluasa dan tampil penuh penjiwaan. John Cena dengan karismanya tak terbantahkan. Namun karisma saja tidak cukup. Ia harus bersenyawa dan memperlihatkan gradasi pertautan emosi dari benci, mulai dekat diri, hingga menemukan sisi asyik memiliki anak.

Dengan konflik yang cenderung datar, sulit untuk merasakan John Cena berproses dengan anak-anak ini. Sementara ketiga aktor pendukung tampil karikatural. Akibatnya, performa para pemain belang-belang.

5 dari 7 halaman

Drama yang Menyentuh

Memasuki 15 menit akhir barulah terasa apa maunya film ini. Saat adik beradik ini membuka jati diri mereka, saat itulah hati penonton disentuh. Ada drama apik dalam komedi yang relatif garing.

Drama ini mengubah wajah film seketika. Rasanya elemen drama ini datang terlambat. Dalam kondisi semacam ini, apa boleh buat? Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, kan?

Dalam belasan menit, emosi menggembung, pertalian batin yang renggang diikat erat, lalu plot film mencari ending terbaiknya. Ending yang sebenarnya bisa ditebak dengan mudah.

6 dari 7 halaman

Sebuah Langkah Mundur

Andy Fickman dikenal lewat beberapa komedi rumahan. Salah satu yang keren, Parental Guidance (2012) yang dibintangi Billy Crystal dan Marissa Tomey.

Digarap rapi plus tema yang dekat dengan siapa saja. Parental Guidance menampilkan sederet adegan kocak plus beberapa momen yang membuat mata berlinang.

Kentara sekali komedi yang menampilkan konflik tiga generasi ini dibuat dengan hati. Jika dibandingkan dengan Parental Guidance, maka Playing with Fire jelas sebuah langkah mundur bagi Andy.

7 dari 7 halaman

Aman untuk Semua Umur

Belum lagi adegan akhir film ini, bagi kami kepanjangan. Sebuah konflik singkat ditebus dengan akhir yang panjang tidaklah sepadan. Bukan berarti film ini buruk seluruhnya.

Selain drama belasan menit yang bergejolak, materi lelucon film ini relatif aman untuk semua umur. Tak ada kata-kata kasar atau jorok. Satu-satunya yang patut disayangkan dari materi komedi film ini, penggunaan kotoran.

Diharapkan mengocok perut, yang ada malah bikin jijik. Bagi kami, melucu dengan kotoran ketinggalan zaman.

 

 

Pemain: John Cena, Keegan-Michael Key, John Leguizamo, Brianna Hildebrand, Judy Greer, Tyler Mane, Dennis Haysbert, Brianna Hildebrand, Christian Convery, Finley Rose Slater

Produser: Todd Garner, Sean Robins

Sutradara: Andy Fickman

Penulis: Dan Ewen, Matt Lieberman

Produksi: Paramount Player, Walden Media, Nickelodeon Movies, Broken Road Pictures

Durasi: 1 jam, 36 menit

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini