Sukses

Run All Night, Risiko Terberat Pembunuh Bayaran

Run All Night menyuguhkan tingkat ketegangan serta kejutan yang cukup seru bagi para pecinta film action.

Liputan6.com, Jakarta Aksi Liam Neeson sebagai bintang laga kembali dapat disaksikan di bioskop. Kali ini, ia tampil dalam film Run All Night yang disutradarai Jaume Collet-Serra. Film ini siap menjadi pemanis Neeson setelah cukup sukses beraksi di Taken 3 dan Non-Stop belum lama ini.

Penampilan Liam Neeson di ranah film action memang selalu terlihat keren baik itu sebagai tokoh protagonis maupun antagonis. Akan tetapi, khusus di Run All Night, Neeson terlihat bermain di antara kedua watak tersebut.

Film ini juga menyuguhkan tingkat ketegangan serta kejutan yang cukup seru bagi para pecinta action. Alur cerita yang ditampilkan pun tidak terlalu membosankan.



Awal kisah film dibuka dengan Jimmy Conlon (Liam Neeson) yang terlibat baku tembak di tengah hutan dan mengatakan kepada diri sendiri bahwa ia sedang sekarat. Akhirnya, kisah pun mundur beberapa jam sebelumnya.

Jimmy Conlon ternyata adalah pembunuh bayaran yang usianya sudah semakin tua. Ia memiliki seorang mantan bos bernama Shawn Maguire (Ed Harris) yang berbagi banyak pengalaman dengannya di masa muda. Bahkan hingga usia tua, ia masih bekerja dan menumpang hidup dengan keluarga Shawn.

Memiliki seorang putra bernama Danny Maguire (Boyd Holbrook), Shawn menganggap Danny sebagai tukang membuat ulah di keluarganya. Setelah Danny menghabisi beberapa mafia karena ayahnya tak setuju dengan bisnis mereka, ia malah terpancing untuk menghabisi Mike Conlon (Joel Kinnaman), putra dari Jimmy yang menjadi sopir mafia tersebut.



Danny pun akhirnya dibunuh oleh Jimmy sebelum Mike ditembak di rumahnya. Hal tersebut memicu rasa benci dan dendam yang sangat besar dari Shawn kepada Jimmy. Malahan, ia ingin Mike yang sudah memiliki istri dan anak pun ikut dihabisi.

Hal terburuk pun terjadi, Jimmy dan Mike menjadi buronan polisi hingga keduanya terpaksa kabur semalaman ketimbang ditangkap polisi yang korup. Seiring berjalannya waktu, Jimmy pun merasa harus saling melindungi Mike dan keluarganya dengan cara membawa mereka ke sebuah rumah tepi danau.

Apa yang terjadi di awal film pun terjawab sudah. Tapi itu belum menjelaskan semua dan klimaksnya masih terus berlanjut.



Banyak hal seru yang bisa kita saksikan dalam Run All Night. Terutama lebih kepada pesan moral tentang, persahabatan, keluarga, kebencian, serta resiko menjadi seorang pembunuh bayaran.

Tak sampai di situ, kita juga melihat kelamnya dunia bawah tanah yang melibatkan pembunuh bayaran, hingga polisi pun tak bisa lagi dipercaya. Kita pun bakal melihat beberapa kali adegan saat Mike dilarang membunuh oleh Jimmy. Unsur tersebut menjadi salah satu hal yang cukup mengharukan bagi beberapa penonton.



Run All Night memang tidak menjanjikan aksi laga ala John Wick atau trilogi Bourne yang memamerkan gerakan lincah para pemainnya. Akan tetapi, film ini menekankan hubungan emosional yang sangat erat di sebuah keluarga mafia, meski tak sedalam The Godfather.

Di akhir kata, Run All Night berpotensi menjadi sebuah tontonan yang cukup menghibur fans film action, di luar segala kekurangan  dalam hal pematangan emosi karakter serta alurnya yang terkesan terlalu buru-buru.

Bagi yang belum menyaksikan film Run All Night di akhir pekan kemarin, ada baiknya segera mengunjungi bioskop terdekat untuk bisa menikmati aksi Liam Neeson, sekaligus membandingkan apakah penampilannya lebih baik dari Taken 3 atau tidak. (Rul/Feb)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.