Sukses

Pasar Saham Mesir Ambruk Ditinggalkan Pemodal Asing

Berita kudeta militer terhadap presiden Mohammed Morsi langsung memberikan sentimen negatif bagi bursa saham Mesir.

Berita kudeta pemerintahan Mesir mengejutkan seluruh negara di dunia. Aksi kudeta yang dilakukan militer Mesir tersebut membuat situasi politik negara yang pernah dipimpin Hosni Mubarak itu pun menjadi labil.

Kondisi yang tak menentu membuat pelaku pasar semakin cemas dan berdampak negatif bagi pergerakan bursa saham Mesir.

Dikutip dari laman Reuters, Kamis (4/7/2013), indeks bursa saham Mesir kemarin ditutup melemah 0,3% ke posisi 4.917. Pada pembukaan perdagangan, bursa saham Mesir bahkan anjlok ke 1,7%.

"Ketika darah sudah tumpah di Universitas Cairo, itu adalah kabar buruk," kata Hisham Metwalli, trader dari Arab Finance Brokerage. "Namun banyak pihak berharap kondisi ini akan berakhir malam ini."

Sepanjang tiga pekan yang berakhir pada Selasa (2/7/2013), indeks bursa saham utama Mesir tercatat telah menguat hingga 4,9% setelah pihak militer memberikan ultimatum kepada presiden berkuasa.

Intervensi yang dilakukan kalangan militer justru ditanggapi positif investor yang berharap akan berakhirnya kisruh politik di negara yang telah membuat pemodal dan turis ketakutan.

Namun sejumlah pialang khawatir ketidakpastian dan kekerasan yang terjadi justru akan menarik balik laju bursa.

"Mesir dalam krisis, tak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi," kata Omar Oscar dari Ciaro Financial Investment.

Nilai tukar mata uang Mesir di pasar gelap diketahui menawarkan nilai jual 7,55 pounds dan nilai beli 7,5 pound. Sementara sehari sebelumnya, nilai tukar mata uang Mesir berada di level 7,65 dan 7,6.

Kondisi konflik politik Mesir membuat pemodal asing memilih melarikan dananya dan menganggap terlalu cepat untuk kembali masuk di pasar modal Mesir.(Shd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini