Sukses

Bursa Saham Asia Melejit, Indeks Nikkei Jepang Sentuh Rekor Baru di 40.000

Indeks Nikkei 225 di Jepang menyentuh rekor tertinggi baru di 40.000 di bursa saham Asia Pasifik pada Senin, 4 Maret 2024. Selain itu, investor cermati pertemuan two sessions di China.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Nikkei 225 di Jepang melewati posisi 40.000 pada Senin, (4/3/2024). Indeks Nikkei menguat 0,66 persen dan mencetak rekor tertinggi baru setelah indeks S&P 500 dan Nasdaq cetak rekor tertinggi baru sepanjang masa pada Jumat, 1 Maret 2024.

Akan tetapi, indeks Topix di Jepang mendatar setelah melewati angka 2.700 dan mencapai puncak baru pada Jumat, 1 Maret 2024. Demikian dikutip dari CNBC.

Selain itu, investor juga akan mengamati pertemuan “two sessions atau dua sesi” China pada awal pekan ini. Two sessions mengacu pada pertemuan tahunan legislatif China, the National People’s Congress, dan the country’s top political advisory body, the Chinese people’s political consultative conference.

Pada pertemuan tersebut, Perdana Menteri China Li Qiang akan menyampaikan laporan kerja pemerintah yang merinci tujuan ekonomi dan kebijakan perekonomian terbesar kedua di dunia termasuk target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).

Di bursa saham Asia Pasifik, indeks ASX 200 Australia menguat 0,25 persen, indeks tersebut melanjutkan kenaikan setelah mencapai penutupan tertinggi sepanjang masa pada 7.745,6 pada Jumat pekan ini.

Indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 1,43 persen, sedangkan indeks Kosdaq naik 1,4 persen. Sebaliknya, indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah tipis di 16.586 dibandingkan penutupan terakhir di posisi 16.589,44.

Dari sisi komoditas, harga minyak sedikit naik dengan West Texas Intermediate (WTI) sempat melewati posisi USD 80 untuk pertama kalinya dalam empat bulan karena produsen minyak terkemuka Arab Saudi dan Rusia bersama produsen utama OPEC+ lainnya menyebutkan akan memperpanjang pengurangan pasokan minyak mentah secara sukarela hingga akhir kuartal II.

Di wall street, indeks Nasdaq melesat 1,14 persen ke posisi 16.274,94, dan merupakan rekor tertinggi baru di 16.302,24 selama sesi tersebut pada Jumat, 1 Maret 2024. Sehari sebelumnya, indeks ditutup ke rekor pertamanya sejak November 2021.

Indeks S&P 500 bertambah 0,80 persen menjadi 5.137, untuk penutupan pertamanya di atas ambang batas 5.100. Sedangkan indeks Dow Jones naik 0,23 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Indeks Nikkei Pimpin Penguatan Pekan Lalu

Sebelumnya, Indeks Nikkei 225 memimpin kenaikan di bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Jumat, 1 Maret 2024. Namun, indeks Nikkei masih membutuhkan waktu untuk menembus posisi 40.000.

Di sisi lain, bursa saham China menguat seiring investor mencerna data manufaktur.

Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang mencapai rekor baru dengan naik 1,9 persen ke posisi 39.910,82. Indeks Topix bertambah 1,3 persen ke posisi 2.709,42 dan melesat 1,8 persen pada pekan ini.

Data resmi menunjukkan indeks PMI manufaktur China pada Februari tercatat 49,1 sejalan dengan perkiraan jajak pendapat Reuters.

PMI akhir manufaktur swasta Caixin berada di posisi 50,9, sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 50,8.

Angka PMI di atas 50 menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah angka tersebut menunjukkan kontraksi.

Indeks CSI 300 melesat 0,6 persen ke posisi 3.537,8 melanjutkan kenaikan setelah ditutup hampir 2 persen lebih tinggi. Selama sepekan, indeks CSI 300 bertambah 1,4 persen.

Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,4 persen. Akan tetapi, selama sepekan, indeks Hang Seng turun 0,9 persen. Di Australia, indeks ASX 200 melesat 0,6 persen ke posisi 7.745,60. Selama sepekan, indeks ASX 200 melejit 1,3 persen.

3 dari 4 halaman

Wall Street Sepekan

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi selama sepekan. Indeks Nasdaq mencatat penguatan terbesar pada 26 Februari-1 Maret 2024.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/3/2024), indeks Nasdaq melesat 1,74 persen. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,95 persen. Dua indeks acuan itu mencatat kinerja positif selama tujuh minggu di wall street. Sementara itu, indeks Dow Jones melemah 0,11 persen.

Sektor saham teknologi naik 2,4 persen pada pekan ini dan masuk sektor yang catat kinerja terbaik di S&P 500. Diikuti sektor saham konsumsi. Sedangkan selama sepekan, saham perawatan kesehatan turun 1,1 persen dan catat penurunan terbesar.

Pada perdagangan Jumat, 1 Maret 2024, indeks Nasdaq menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa, dan melampaui rekor 2021. Hal ini seiring investor bertaruh kalau saham teknologi kapitalisasi besar memainkan peran dalam memperlambat inflasi dan ledakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence yang akan datang.

Indeks Nasdaq naik 1,14 persen ke posisi 16.274,94 dan sentuh rekor tertinggi baru 16.302,24 saat sesi perdagangan. Sebelumnya indeks sentuh rekor tertinggi sejak Novemebr 2021. Indeks S&P 500 menguat 0,80 persen ke posisi 5.137,08. Indeks Dow Jones bertambah 90,99 poin atau 0,23 persen ke posisi 39.087,38.

 

 

4 dari 4 halaman

Euforia AI

Raksasa pembuat chip Nvidia yang memimpin reli teknologi melonjak lebih dari 260 bulan selama 12 bulan terakhir, kembali naik 4 persen pada Jumat pekan ini. Saham Meta bertambah lebih dari 2 persen.

Indeks Nasdaq menjadi indeks saham utama Amerika Serikat yang mencapai rekor penutupan pada 2024, yang terjadi pada Kamis pekan ini.

Antusiasme terhadap AI telah mengangkat saham teknologi kapitalisasi besar sepanjang 2023 dan memasuki 2024. Perlambatan inflasi dan langkah the Federal Reserve (the Fed) menuju penurunan suku bunga yang diperkirkaan terjadi pada 2024 juga berkontribusi pada pemulihan indeks Nasdaq pada 2022.

“Kami melihat peningkatan besar dalam bidang teknologi karena ada penekanan besar-besaran. Ada begitu banyak penekanan pada AI dan redux besar-besaran yang terjadi pada akhir 90-an,” ujar Managing Partner Harris Financial Group, Jamie Cox.

Saham menguat bahkan ketika bank regional New York Community Bancorp sedang bermasalah. Saham bank tersebut turun 25,9 persen setelah pemberi pinjaman mengumumkan perubahan kepemimpinan dan mengungkapkan masalah dengan pengendalian internalnya.

Saham bank itu sudah turun lebih dari 65 persen pada 2024, dengan investor khawatir ini adalah tanda guncangan real estate yang lebih luas ke depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.