Sukses

Saham CGAS Digembok Bursa, Bos Citra Nusantara Gemilang Beri Penjelasan

Harga saham CGAS saat ini telah susut 60,95 persen dibandingkan harga IPO 3.338 per lembar. PT Citra Nusantara Gemilang Tbk merupakan pendatang baru Bursa yang listing pada 8 Januari lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) angkat suara mengenai penghentian sementara perdagangan saham CGAS oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini Jumat (23/2/2024). Penghentian sementara ini dilakukan sehubungan dengan terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham CGAS.

Penghentian sementara perdagangan saham CGAS dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai.

Direktur Utama Citra Nusantara Gemilang Andika Purwonugroho mengatakan, kondisi penurunan saham CGAS murni mekanisme pasar. Iapun menegaskan hal ini di luar kuasa manajemen perseroan.

"Suspensi yang terjadi adalah kewajiban dari Bursa karena melihat perkembangan harga saham CGAS yang turun. Itu murni karena mekanisme pasar," kata Andika dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Melansir data RTI, saham CGAS konsisten bergerak di zona merah. Pada perdagangan Kamis, 22 Desember kemarin, saham CGAS ditutup turun 4,35 persen ke posisi 132. Dalam sepekan, harga saham CGAS turun 15,92 persen.

Harga saham CGAS saat ini telah susut 60,95 persen dibandingkan harga IPO 3.338 per lembar. PT Citra Nusantara Gemilang Tbk merupakan pendatang baru Bursa yang listing pada 8 Januari lalu.

"Jadi kami tidak bisa mengontrol sepenuhnya atas pergerakan saham CGAS. Kami sebatas berikan info dan gambaran prospek perusahaan, agar investor paham apa yang kami kerjakan tahun ini. Sehingga diharapkan bisa memperbaiki harga saham kami ke depan," imbuh Andika.

Andika memperkirakan, pendapatan CGAS pada tahun ini akan melambung 76,4 persen yoy menjadi sekitar Rp 658 miliar. Sedangkan laba bersih diproyeksikan melonjak 200,8 persen yoy menjadi sekitar Rp 36,7 miliar.

Sementara itu, volume penjualan untuk sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai 82.000.711 standar meter kubik (Sm3) atau setara dengan peningkatan 81,3 persen dibandingkan dengan volume penjualan di 2023 yang diperkirakan mencapai sebesar 45.235.193 Sm3.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beda Nasib 2 Saham Pendatang Baru Bursa pada Awal 2024

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan dua emiten baru pada awal 2024, yakni PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) dan PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS). Sayangnya, nasib kedua emiten itu saling bertolak.

Saham ASLI tercatat dan mulai diperdagangkan di Bursa pada Jumat, 5 Januari pekan lalu. Saat itu, saham ASLI ditutup turun 11 persen ke posisi 89. Pelemahan berlanjut pada perdagangan hari ini, Senin, 8 Januari 2024, di mana saham ASLI terkoreksi 32,58 persen ke posisi 60.

Melansir data RTI, saham ASLI terjerembab di zona merah pada rentang 58-88 sepanjang perdagangan berlangsung. Frekuensi perdagangan saham ASLI hari ini sebanyak 49.109 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 1,49 miliar senilai Rp 97,85 miliar. Harga saham ASLI saat ini telah susut 40 persen dari harga IPO yang dipatok 100 per saham.

Sementara, saham CGAS mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa pada Senin, 8 Januari 2024. Pada perdagangan perdananya, saham CGAS berhasil menembus top gainer. Saham CGAS naik 24,85 persen ke posisi 422 dari harga IPO 338 per saham. Saham CGAS sempat bergerak ke zona merah hingga posisi 288 sebelum rebound dan ditutup pada zona hijau. frekuensi perdagangan saham CGAS tercatat sebanyak 99.596 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 595,80 juta lembar senilai Rp 214,23 miliar. 

PT Asri Karya Lestari Tbk mencatatkan saham di papan utama, dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 1,25 miliar saham. Harga penawaran saham yakni Rp 100 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana sebanyak Rp 125 miliar dari penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.