Sukses

Data Inflasi hingga Laporan Keuangan Jadi Perhatian di Wall Street Pekan Ini

Laporan keuangan perusahaan teknologi hingga rilis inflasi Amerika Serikat akan jadi fokus pelaku pasar di wall street.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mencatat rekor baru pekan lalu akan hadapi tantangan pekan ini. Hal ini seiring laporan keuangan perusahaan dan pembacaan terbaru dari inflasi pilihan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Dikutip dari Yahoo Finance, Senin (22/1/2024),rilis kinerja keuangan perusahaan teknologi akan menjadi pusat perhatian. Netflix akan merilis laba pada perdagangan Selasa pekan ini, diikuti Tesla pada Rabu. Rilis kinerja dari Johnson and Johnson, United Airlines, Verizon dan AT&T juga akan menjadi sorotan pada pekan ini di wall street.

Dari data ekonomi, pembacaan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV akan rilis pada Kamis pekan ini. Sementara itu, indeks pengeluaran konsumsi pribadi atau the Personal Consumer Expenditures (PCE) dijadwalkan rilis pada Jumat pekan ini.

Rilis data ekonomi tersebut akan dikeluarkan saat indeks acuan mendekati rekor tertinggi. Indeks S&P 500 mencapai posisi 4.839 pada Jumat pekan ini yang merupakan rekor tertinggi baru untuk rata-rata indeks acuan.

Indeks Dow Jones mencapai penutupan tertinggi di 37.863. Sedangkan sektor teknologi menjadi pemenang terbesar pada Jumat pekan lalu sehingga membawa indeks Nasdaq naik 1,7 persen. Rata-rata indeks acuan mencatat kinerja positif pada Januari pekan ini.

Kenaikan saham ke level tertinggi baru pada Jumat pekan ini terjadi karena data sentimen konsumen yang dirilis dari University of Michigan menunjukkan konsumen mencatat kondisi terbaik terhadap perekonomian sejak Juli 2021.

Sentimen positif dari konsumen sejalan dengan pandangan yang semakin optimistis dari ekonom di wall street karena data yang terus menunjukkan peningkatan yang mengejutkan pada Januari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Data Ekonomi AS

Dalam seminggu terakhir, data penjualan ritel pada Desember menunjukkan konsumen dalam posisi lebih baik daripada yang dikhawatirkan banyak ekonom.

Meski berita utama mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor meningkat dalam beberapa minggu terakhir, pengukuran data klaim tunjangan pengangguran baru-baru ini mencapai level mingguan terendah sejak September 2022.

Data yang kuat ini membuat analis proyeksi ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2 persen pada kuartal IV menjelang rilis awal Produk Domestik Bruto (PDB) yang rilis Kamis pekan ini.

Tim Oxford Economics semakin yakin, ekspansi ekonomi tidak akan berhenti pada 2025.

“Peluang terjadinya resesi telah menurun dalam beberapa bulan terakhir karena pasar tenaga kerja yang kuat, inflasi melambat dan kondisi keuangan yang lebih longgar akibat kebijakan the Fed yang akan melakukan penurunan suku bunga,” ujar Ekonom Oxford, Mattew Martin dan Ryan Sweet.

“Perkiraan dasar (Oxford) pada Januari mencakup revisi ke atas terhadap pertumbuhan PDB tahun ini, tingkat pengangguran tertinggi yang lebih rendah, dan belanja konsumen yang lebih kuat. Peluang subjektif kami terhadap resesi tahun ini sekarang kurang dari 50 persen,” demikian disampaikan ekonom Oxford.

 

 

3 dari 4 halaman

Data Inflasi

Di luar pertumbuhan ekonomi, perdebatan terhangat di wall street masih berlanjut mengenai kapan the Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya.

Pada Jumat sore, investor menempatkan peluang 49 persen pada penurunan suku bunga pada Maret, menurut CME Fed Watch Too. Pekan sebelumnya, investor telah menempatkan peluang 81 persen pada penurunan suku bunga pada Maret.

Banyak ekonom percaya, penurunan inflasi akan menjadi pendorong utama ketika the Fed memulai penurunan suku bunga pertamanya. Ekonom Goldman Sachs, Jan Hatzius yakin pemangkasan suku bunga pertama akan dilakukan pada Maret 2024.

“Pendorong penurunan suku bunga dalam perkiraan kami, dan menurut saya apa yang dikatakan ketua the Fed Jerome Powell pada konferensi pers Desember, inflasi kembali turun ke target,” ujat Hatzius.

Ia menuturkan, jikan inflasi kembali turun ke target, kemungkinan besar juga akan terjadi penurunan suku bunga karena suku bunga 5,37 persen akan terlihat sangat tinggi dibandingkan ekonomi yang hasilkan inflasi 2 persen.

 

4 dari 4 halaman

Laporan Keuangan

Ketika the Fed berada dalam periode blackout jelang pertemuan berikutnya pada 30 Januari, rilis laba akan menjadi pendorong utama sentimen pasar saham pada pekan depan.

Bagi Netflix, fokusnya akan tetap pada bagaimana permintaan tingkat iklan baru dan tindakan keras terhadap pembagian kata sandi berdampak pada prospek pertumbuhan pada masa depan.

Di Tesla, margin tetap menjadi fokus utama. Selain itu, investor juga akan mendengarkan dengan cermat setiap komentar dari CEO Elon Musk yang dilaporkan mencari kendali lebih besar atas perusahaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini