Sukses

TBS Energi Tekan Produksi Batu Bara Jadi 3 Ton pada 2024

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) prediksi produksi batu bara hingga akhir 2023 dapat mencapai 3-3,3 juta ton.

Liputan6.com, Jakarta - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) bakal mengurangi produksi batu bara pada 2024. Rencananya produksi batu bara ditargetkan hanya 3 juta ton, angka itu turun jika dibandingkan target 2023 sebanyak 3,3 juta ton. 

SVP Corporate Strategy & Investor Relations TBS Energi Utama, Nafi Sentausa menuturkan, target produksi tahun depan diperkirakan menyentuh angka 3 juta ton. Proyeksi tersebut mengalami penurunan dari tahun ini. 

"Outlook-nya harusnya sampai di akhir tahun kita bisa mencapai target di 3 sampai 3,3 juta ton. Produksi batu bara 3 juta ton untuk 2024," kata Nafi dalam konferensi pers, Kamis (7/12/2023).

Di samping itu, ia menjelaskan, hingga akhir kuartal III 2023, TBS Energi berhasil memproduksi batu bara sebanyak 2,5 juta ton. Angka itu meningkat dari kuartal III 2022, yakni sekitar 2,1 juta ton. 

Pada kuartal III 2023, total pendapatan TOBA mencapai USD 370 juta, didukung oleh total aset sebesar USD 945 juta, dan laba bersih sebesar USD 19 juta. Adapun total ekuitas sebesar USD 418 juta dan posisi kas sebesar USD 92 juta pada periode sembilan bulan pertama 2023.

Di sisi lain, ia melihat proyeksi harga batu bara bakal stabil pada 2024. Ini mengingat, dalam beberapa minggu terakhir harga batu bara mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan. 

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 7 Desember 2023, harga saham TOBA turun 1,56 persen ke posisi Rp 252 per saham. Saham TOBA dibuka naik dua poin ke posisi Rp 258 per saham. Saham TOBA berada di level tertinggi Rp 272 dan terendah Rp 252 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.304 kali dengan volume perdagangan 249.203 saham. Nilai transaksi Rp 6,5 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Belanja Modal pada 2024

Sebelumnya diberitakan, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD 200-250 juta pada 2024. 

Direktur Keuangan TBS Energi Utama Juli Oktarina menuturkan, sebagian besar dana tersebut bakal dialokasikan untuk pengembangan bisnis energi baru dan terbarukan (EBT).

"Kami gunakan (capex) untuk energi baru terbarukan, rencananya memang pendanaannya akan melalui mekanisme baik dari sisi debt maupun equity," kata Juli dalam konferensi pers, Kamis (7/12/2023). 

Ia melanjutkan, pihaknya akan mengoptimalkan pendanaan yang ada. TOBA pun melihat opsi terbaik untuk mendapatkan pendanaan belanja modal seperti mengambil pinjaman baru, rights issue atau terbitkan corporate bond. 

"Sekarang kita lihat tren bunganya kalau turin kita terbitin corporate bond percuma. Kami lihat yang paling efektif dan efisien yang mana," kata dia. 

Selanjutnya, ia menjelaskan, TBS Energi Utama menekankan komitmen terhadap keberlanjutan melalui diversifikasi bisnis. Saat ini, TOBA telah berhasil mengembangkan pilar bisnis baru yang berfokus pada pengelolaan limbah berkelanjutan di tingkat regional, menunjukan inovasi dan komitmen yang kuat dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

“Perseroan tidak hanya berfokus pada bisnis energi, tetapi kami juga berkomitmen pada pengembangan bisnis yang ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan berkelanjutan lintas sektor ,” imbuhnya. 

Sebagai informasi, pada kuartal III 2023, total pendapatan TOBA mencapai USD 370 juta, didukung oleh total aset sebesar USD 945 juta, dan laba bersih sebesar USD 19 juta. 

Adapun total ekuitas sebesar USD 418 juta dan posisi kas sebesar USD 92 juta pada periode sembilan bulan pertama 2023. 

3 dari 5 halaman

TBS Energi Utama Kantongi Pinjaman dari Bank Mandiri dan DBS Indonesia USD 33 Juta

Sebelumnya diberitakan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk  (BMRI) (Bank Mandiri) dan PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) terpilih menjadi book runner dan lead arrangers untuk perjanjian kredit senilai USD33 juta atau sekitar Rp 507,33 miliar untuk PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) atau TBS  dalam sebuah club deal.

Dana tersebut digunakan untuk akuisisi Asia Medical Enviro Services (AMES), sebuah perusahaan pionir dan terbesar yang berfokus pada penyediaan layanan limbah medis di Singapura. Demikian dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (13/9/2023).

Pinjaman itu juga dalam rangka mendukung TBS mencapai target netral karbon 2030. Sebagai perusahaan energi terintegrasi yang berpusat pada keberlanjutan (sustainability), TBS memiliki layanan di sektor listrik, pertambangan, perkebunan, kendaraan listrik dan energi terbarukan.

Dalam operasional bisnisnya, TBS, Bank Mandiri, dan Bank DBS Indonesia memiliki komitmen yang serupa, yakni berfokus untuk mengurangi emisi karbon dan berkontribusi pada transisi energi yang lebih hijau.

Presiden Direktur TBS Dicky Yordan mengatakan, strategi perusahaan untuk mengakuisisi AMES merupakan sebuah langkah konkrit dan mengukuhkan komitmen untuk berkontribusi pada keberlanjutan, dan bagaimana TBS dapat secara signifikan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan seiring dengan tujuan Towards a Better Society 2030 (TBS2030).

"TBS juga akan melanjutkan berinvestasi di infrastruktur yang berkelanjutan, terbarukan seperti tata kelola sampah medis dan kendaraan listrik. Kami senang berkolaborasi dengan Bank Mandiri dan Bank DBS Indonesia, dan berharap kerja sama ini dapat memberikan kontribusi positif pada Indonesia yang lebih berkelanjutan,” ujar dia.

4 dari 5 halaman

Dukung Tercapainya Target Keberlanjutan Nasional

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, Susana Indah K. Indriati menuturkan, Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk berperan aktif dalam mendukung tercapainya target keberlanjutan nasional dengan visi "Becoming Indonesia's Sustainability Champion for a Better Future”.

Komitmen kuat ini diwujudkan melalui penyaluran Sustainable Financing yang telah mencapai sekitar 25% dari total kredit bank wide per Juni 2023. Bahkan khusus untuk green portofolio, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp115 triliun atau lebih dari 30 persen dari total Green Portfolio Indonesia, yang menjadikan bank pelat merah itu sebagai market leader di sisi penyaluran green portfolio.

"Kami yakin bahwa peran industri keuangan sangat penting dalam mengakselerasi transisi bisnis menuju praktik yang lebih ramah lingkungan,” ujar dia.

Ia menuturkan, dengan customer base yang luas, Bank Mandiri terus memberikan dukungan penuh kepada nasabah dan menjadi bagian dari perjalanan transisi ke ekonomi rendah karbon, serta berupaya memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

5 dari 5 halaman

Komitmen DBS

Direktur Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan, Bank DBS Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung nasabah di setiap langkahnya, tidak hanya dalam peningkatan bisnis, tetapi sekaligus memainkan peran untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat.

"Misi kami menjadi ‘Best Bank for a Better World’ yang diaplikasikan melalui tiga pilar kerja keberlanjutan, yakni Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking, merupakan bukti penting bahwa agenda keberlanjutan terjahit di setiap daya dan upaya kerja kami," ujar dia.

Pada 2020, DBS Group telah meluncurkan Sustainable and Transition Finance Framework untuk menjawab permintaan yang terus meningkat di bidang pembiayaan transisi di Asia.

Kerja sama ini mengukuhkan keseriusan Bank DBS Indonesia dalam memfasilitasi transisi perusahaan menuju operasional bisnis yang lebih rendah karbon emisi. Kemampuan kami untuk mengurangi financial emissions merupakan bagian dari keberhasilan upaya dekarbonisasi nasabah kami, dan kami berkomitmen untuk mendampingi mereka selama proses tersebut

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini