Sukses

Wall Street Lesu, Pelaku Pasar Ambil Jeda Usai Menguat dalam 4 Minggu

Wall street lesu pada perdagangan saham Senin, 27 November 2023 waktu setempat. Pelaku pasar mengambil jeda setelah kinerja indeks saham positif.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Senin, 27 November 2023. Hal ini seiring pelaku pasar mengambil jeda setelah rata-rata indeks saham acuan membukukan kenaikan beruntun dalam empat minggu.

Mengutip CNBC, Selasa (28/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 56,68 poin atau 0,16 persen ke posisi 35.333,47. Indeks S&P 500 susut 0,20 persen menjadi 4.550,43. Indeks Nasdaq turun tipis 0,07 persen menjadi 14.241,02.

Wall street mengalami kinerja positif selama empat minggu berturut-turut. Hal ini seiring saham telah menguat sejak imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun melemah dari posisi 5 persen yang sempat dicapai pada akhir Oktober 2023.

Indeks S&P 500 naik 8,5 persen pada November 2023, indeks Dow Jones bertambah 6,9 persen dan indeks Nasdaq melonjak 10,8 persen.

Reli ini terjadi meskipun ada peringatan dari beberapa peritel AS kalau belanja konsumen melemah, meskipun belanja e-commerce saat Black Friday melonjak 7,5 persen dari tahun sebelumnya.

Beberapa saham e-commerce naik pada Cyber Monday bersama dengan saham Amazon dan Shopify masing-masing naik 0,7 persen dan 4,9 persen. Saham Affirm melonjak hampir 12 persen karena pembeli berbondong-bondong memakai opsi buy now, pay later untuk pembelian Cyber Monday mereka.

Data belanja yang lemah secara keseluruhan pada akhirnya dapat menjadi sinyal positif kalau kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) akhirnya mulai membebani perekonomian secara luas.

“Perlambatan konsumen mungkin akan menjadi katalis bagi pasar karena akan membantu memperkuat dasar reli,” ujar Chief Global Strategist LPL Financial Quincy Krosby.

Ia menambahkan,pasar telah menerima manfaat dari landasan dan keyakinan yang kuat the Federal Reserve telah selesai menaikkan suku bunga dan akan mulai menurunkan suku bunga pada 2024.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dibayangi Pasar Obligasi

Krosby menuturkan, pasar telah berada dalam kondisi jenuh beli dalam jangka pendek selama beberapa sesi. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun akan sangat penting untuk pergerakan pekan ini, terutama setelah komentar bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pekan ini, pembacaan data penting bagi kepercayaan konsumen dan inflasi.

Managing Partner dan Global Macro Strategist MRB Partners, Philip Colmar menuturkan, saham terus didorong oleh pasar obligasi.

"Saham-saham masih sedikit overbought. Perekonomian masih cukup tangguh sehingga lebih sulit untuk membenarkan penurunan suku bunga pada masa depan,” ujar Philip.

Ia menilai ekonomi masih kuat dan sudah berada dalam fase peralihan ke obligasi. "Saat kita memasuki tahun depan, pertanyaan sebenarnya adalah, apakah obligasi bertenor 10 tahun mulai menemukan titik terendah dan bahkan mungkin menguat lagi, yang mana hal ini akan membuat pasar kembali tenang,” kata dia.

Laporan kepercayaan konsumen akan dirilis pada Selasa pekan ini, sedangkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi akan rilis pada Kamis, 30 November 2023.

Data yang dirilis Senin ini menunjukkan penjualan rumah baru lebih lambat dari perkiraan pada Oktober dan masih menunjukkan peningkatan dari tahun lalu, menurut data dari Departemen Perdagangan.

3 dari 4 halaman

Penutupan Perdagangan Wall Street 24 November 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 24 November 2023. Indeks saham acuan Dow Jones menguat dalam empat minggu berturut-turut.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (25/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 117,12 poin atau 0,33 persen menjadi 35.390,15. Indeks S&P 500 mendaki 0,06 persen ke posisi 4.559,34. Indeks Nasdaq melemah tipis 0,11 persen ke posisi 14.250,85.

Saham ritel sedikit naik saat Black Friday dimulai. Saham Walmart dan Target masing-masing naik 0,9 persen dan 0,74 persen. Saham Amazon menguat tipis 0,02 persen.

“Kami perkirakan tren trafik belanja mendatar pada Black Friday ini karena konsumen yang sadar anggaran mundur dan memprioritaskan hadiah untuk orang lain dibandingkan untuk diri sendiri,” tulis Analis Ritel TD Cowen, Oliver Chen.

Selama sepekan, indeks Dow Jones menguat 1,27 persen. Indeks S&P 500 mendaki 1 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,89 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat dalam empat minggu berturut-turut dan terpanjang bagi dua indeks saham acuan sejak Juni. Indeks Dow Jones belum mencatatkan pergerakan mingguan selama ini sejak April 2023.

Pergerakan wall street terjadi ketika imbal hasil obligasi mencapai posisi terendah dalam beberapa bulan di tengah harapan inflasi akan mereda dan the Federal Reserve (the Fed) mungkin akan menaikkan suku bunga. Imbal hasil obligasi naik 6 basis poin menjadi 4,476 persen pada Jumat pekan ini.

Pada perdagangan Rabu, 22 November 2023, wall street melonjak setelah imbal hasil obligasi tenor 10 tahun turun ke level yang belum pernah terlihat sejak September 2023.

 

4 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

“Ekspektasi pasar terhadap volatilitas suku bunga terus menurun. Hal ini menunjukkan bahwa pasar pada akhirnya akan menerima suku bunga 4-5 persen adalah tingkat yang tepat paada 2024 yang dapat ditangani pasar saham,” ujar Chief Investment Horizon Investments Scott Ladner.

Wall street ditutup pada jam 1 siang waktu setempat. 

Saham Nvdia melemah 1,7 persen. Menurut sumber Reuters, Nvidia memberikan informasi kepada klien di China kalau akan menunda hingga 2024 pembuatan chip kecerdasan buatan baru untuk mematuhi pembatasan  ekspor AS. Saham Fiskermelonjak 5 persen. Pada Rabu, perseroan mengumumkan ajukan laporan triwulan yang tertunda. Selain itu, perseroan juga umumkan perubahan pada tim keuangannya.

Saham First Solar turun 3 persen, sedangkan saham SolarEdge susut 1 persen. InvescoSolar ETF susut lebih dari 1 persen, seiring imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun menguat. Saham energi terbarukan telah merosot pada kuartal ini karena suku bunga lebih tinggi telah meningkatkan pembiayaan proyek.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini