Sukses

Investor Ritel di Pasar Modal Didominasi Milenial dan Generasi Z

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, per 9 November 2023 telah tercatat 11,9 juta SID.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pertumbuhan single investor identity (SID) di pasar modal mengalami rata-rata pertumbuhan 50 persen selama lima tahun terakhir. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, per 9 November 2023 telah tercatat 11,9 juta SID yang didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z yang berusia di bawah 30 tahun sebesar 56,89 persen.

"Minat investor muda untuk berinvestasi di pasar modal meningkat signifikan beberapa tahun terakhir,” kata Inarno dalam keterangan resminya, ditulis Minggu (26/11/2023).

Dengan demikian, pemahaman akan ekosistem dan berbagai produk investasi di pasar modal penting untuk dimiliki. Hal ini menjadi bagian dari upaya OJK dalam perlindungan konsumen di Pasar Modal

Inarno menyampaikan, ada beberapa hal yang menjadikan pasar modal menjadi instrumen investasi yang menarik bagi generasi muda seperti faktor inflasi, kesempatan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi, serta instrumen investasinya lebih fleksibel, aman dan likuid.

Alhasil, OJK pun terus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan dengan memperkuat pengaturan dan pengawasan serta mendorong penerapan governansi yang menjamin perlindungan konsumen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

OJK Bidik Kapitalisasi Pasar Modal di Atas Rp 15.000 Triliun pada 2027

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan soal peta jalan pasar modal Indonesia selama lima tahun ke depan mulai 2023-2027. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya memiliki tujuh program prioritas yang harus dilakukan selama lima tahun di bidang pasar modal, keuangan derivatif dan bursa karbon. 

"Pertama, implementasi pengaturan dan perdagangan karbon melalui bursa karbon," kata Inarno dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Senin (20/11/2023). 

Kedua, kapitalisasi pasar modal ditargetkan pada 2027 lebih besar dari Rp 15.000 triliun dengan persentase kapitalisasi pasar terhadap PDB 70 persen. 

Ketiga, jumlah perusahaan tercatat saham maupun EBUS 1.100 perusahaan. Keempat, rata-rata nilai transaksi harian senilai Rp 25 triliun per hari. 

Kelima, jumlah investor pasar modal lebih dari 20 juta. Keenam, nilai dana kelolaan industri pengelolaan investasi sebesar Rp 1.000 triliun.  "Ketujuh, pengembangan produk derivatif di Bursa Efek," kata dia. 

Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia terhadap PDB Masih Tertinggal dari Negara ASEAN LainnyaSebelumnya diberitakan, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memaparkan kapitalisasi pasar tertinggi mencapai angka Rp 9.500 triliun atau USD 600 miliar artinya 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. 

 

 

3 dari 4 halaman

Prioritas OJK

Kapitalisasi pasar terhadap PDB tersebut jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, Indonesia masih jauh tertinggal. 

"Walaupun 50 persen market kapitalisasi pasar modal terhadap PDB nasional, hal itu masih jauh tertinggal dari di atas 100 persen negara-negara ASEAN yang lain,” ujar Mahendra dalam acara peresmian pembukaan Bursa Efek Indonesia Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2023, Senin, 2 Januari 2023.

Terkait hal ini, Mahendra turut menjelaskan prioritas OJK ke depan untuk mengisi gelas kosong pasar modal di Indonesia dengan meningkatkan integritas akuntabilitas kredibilitas pasar modal Indonesia.

"Karena dengan begitu maka kita akan mampu mengisi gelas yang kosong masih luas sekali dari populasi Indonesia yang memang sudah mencapai 10,3 juta investor, namun sebenarnya baru 4 persen dari populasi nasional,” ujar Mahendra. 

Mahendra menambahkan prioritas ke depan dengan kekuatan perekonomian, daya tahan yang kuat maka tidak ada istilah wait and see bagi investasi di Indonesia. 

“It’s all about investment, investment, and investment kita harus siap untuk itu dan kita dorong momentum ini,” lanjut Mahendra. 

 

 

4 dari 4 halaman

Didominasi Investor Domestik

Selain itu, Mahendra menuturkan Indonesia patut bersyukur di tengah gejolak dan ketidakpastian di banyak negara secara global, kinerja perekonomian Indonesia dan juga cerminan kinerja pasar modal Indonesia pada 2022 justru bertahan dan cenderung menunjukkan kinerja yang sangat positif.

"Bahkan terbaik dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN dan Asia secara umum tercermin dari kinerja IHSG ditutup 4 persen meningkat dibandingkan tahun lalu,” tutur Mahendra. 

Aktivitas perdagangan pada 2022 juga mengalami kenaikan signifikan frekuensi transaksi harian mencapai 1,31 juta kali. Adapun, sepanjang 2022 terdapat 59 pencatatan saham baru (IPO). 

Sedangkan jumlah investor pasar modal di Indonesia meningkat mencapai 10,3 juta yang artinya 10 kali lipat atau 1000 persen dalam 5 tahun terakhir sejak 2017. 

"Menarik lagi adalah didominasi oleh investor domestik yang sudah mencapai 55 persen dari seluruh investor dan kalau dihitung yang generasi milenial dan generasi Z atau Zilenial gabungannya adalah 58,7 persen,” pungkas Mahendra.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini