Sukses

Produsen Laptop Zyrex Raih Perpanjangan Kredit dari Bank Mandiri Rp 373 Miliar

Emiten produsen laptop Zyrex,PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) menerima fasilitas kredit Rp 373,66 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten produsen laptop Zyrex,PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX), menerima fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) untuk modal kerja. Jumlah fasilitas kredit yang diterima ZYRX dari BMRI sekitar Rp 373,66 miliar.

Sekretaris Perusahaan Zyrexindo Mandiri Buana, Evan Jordan mengatakan, jenis kredit yang diberikan Bank Mandiri merupakan fasilitas kredit modal kerja transaksional

"Perseroan menerima perpanjangan Fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) sebesar Rp243,66 miliar dan tambahan limit Fasilitas KMK seasonal sebesar Rp130 miliar dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,” tulis Evan, dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (29/9/2023). 

Penandatanganan perjanjian kredit dan pemberian jaminan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan- undangan yang berlaku.

Pembayaran biaya administrasi, fee, biaya bunga dan angsuran terkait dengan fasilitas kredit yang diterima oleh Perseroan sesuai ketentuan yang berlaku pada perjanjian kredit.

Selain itu, transaksi fasilitas kredit antara debitur dengan kreditur merupakan transaksi material yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha 21 April 2020.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 29 September 2023, saham ZYRX melemah 0,98 persen ke posisi Rp 202 per saham. Saham ZYRX dibuka naik dua poin ke posisi Rp 206 per saham. Saham ZYRX berada di level tertinggi Rp 208 dan terendah Rp 200. Total frekuensi perdagangan 95 kali dengan volume perdagangan 3.179 lot saham. Nilai transaksi Rp 64,1 juta.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

28 Perusahaan Proses Pencatatan Saham di BEI, Mayoritas Skala Menengah

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 28 perusahaan masuk dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga kini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, 66 perusahaan sudah mencatatkan saham di BEI hingga 22 September 2023. Nilainya mencapai Rp 49,4 triliun.

Sedangkan dari 28 perusahaan yang masuk pipeline pencatatan saham, 26 calon perusahaan tercatat akan mencatatkan saham di Bursa pada kuartal IV 2023. Dari catatan BEI, selama tiga tahun terakhir, secara rata-rata terdapat 21,6 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa pada kuartal IV dibandingkan dengan keseluruhan Perusahaan Tercatat baru pada tahun tersebut.

"Hal ini menunjukkan secara historis minat IPO pada kuartal IV signifikan,” kata dia kepada wartawan, Sabtu (23/9/2023).

Berdasarkan data BEI, dari 28 calon perusahaan tercatat, mayoritas perusahaan aset skala menengah sebanyak 18 perusahaan. Perusahaan aset skala menengah ini memiliki aset Rp 50 miliar-Rp 250 miliar.

Selanjutnya 8 perusahaan aset skala besar masuk pipeline. Adapun perusahaan aset skala besar memiliki aset di atas Rp 250 miliar. Lalu dua aset perusahaan skala kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar.

Berikut rincian sektornya:

  • 4 perusahaan dari sektor basic materials
  • 3 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 5 perusahaan dari sektor consumer non-cylicals
  • 4 perusahaan dari sektor energi
  • 1 perusahaan dari sektor healthcare
  • 2 perusahaan dari sektor industri
  • 3 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate4 perusahaan dari sektor teknologi
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
3 dari 3 halaman

Tips Memilih Saham IPO

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). Lantas, bagaimana tips memilih saham IPO? 

Terkait hal tersebut, Founder Ngertisaham Frisca Devi Choirina menuturkan, terdapat beberapa langkah yang bisa dicermati investor sebelum memutuskan melakukan trading atau investasi pada saham IPO. 

Adapun yang perlu dicermati oleh investor terkait saham IPO adalah profil perusahaan, tujuan IPO dan penggunaan dananya, rincian model bisnis dan potensi risiko usahanya, informasi pemegang saham (shareholders) dan prospektus (analisa laporan kinerja keuangan). 

"Yang perlu kita highlight juga tujuan IPO dan penggunaan dana untuk apa, namanya perusahaan mereka IPO butuh dana segar tali kita harus tahu ini mau dipakai untuk apa saja,” kata Frisca dalam webinar peluncuran publikasi statistik IDX New Listing Information, Rabu (20/9/2023).

Menurut ia, investor perlu waspada jika emiten yang baru IPO ini menggunakan sebagian besar dana segar tersebut untuk membayar utang. Namun, apabila utang digunakan untuk melakukan ekspansi bisa jadi ada potensi kenaikan pendapatan bagi perusahaan tersebut. 

"Dalam perjalanannya, tidak semua saham IPO selalu menjanjikan keuntungan dalam jangka panjang,” kata dia.

Dengan demikian, ia menegaskan, agar para investor ini rajin melakukan evaluasi kinerja emiten secara berkala untuk bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan investasi. Sehingga, para investor tidak asal memilih saham untuk investasi. 

Sebagaimana diketahui, sampai dengan 15 September 2023, terdapat 66 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 66 emiten itu mencapai Rp 49,4 triliun. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.