Sukses

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja Hibahkan Saham BBCA kepada Anak, Nilainya Sentuh Rp 74 Miliar

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja hibahkan saham BBCA kepada dua anaknya pada 18 Agustus 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menghibahkan sejumlah saham BBCA kepada sang anak, yaitu Elizabeth Ariestia dan Enrica Ariestia pada 18 Agustus 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (20/8/2023), Jahja Setiaatmadja  hibahkan sebanyak 4 juta lembar saham BBCA dengan harga Rp 9.250 per saham dalam rangka hibah kepada anak, Elizabeth Ariestia. Dengan demikian, transaksi pengalihan saham tersebut mencapai angka Rp 37 miliar. 

Setali tiga uang, Enrica Ariestia juga mendapatkan hibah saham dari sang ayah sebanyak 4 juta lembar saham BBCA dengan harga Rp 9.250 per saham. Alhasil, nilai saham pengalihan kepada Enrica sebesar Rp 37 miliar.

"Tujuan transaksi hibah ke anak dengan status kepemilikan saham langsung," tulis Manajemen BCA, dikutip Minggu (20/8/2023).

Semula, Jahja memiliki 40.818.853 saham BBCA atau setara dengan 0,033 persen. Usai melakukan hibah kepada dua anaknya, kini Jahja menggenggam 32.818.853 saham BBCA atau 0,027 persen.

Harga saham BBCA melemah pada penutupan perdagangan, Jumat, 18 Agustus 2023. Saham BBCA melemah 0,54 persen ke posisi Rp 9.250 per saham.

Melansir data RTI, saham BBCA dibuka pada posisi Rp 9.250 dari harga awal Rp 9.300. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 9.350 dan terendah Rp 9.250 per saham. Total frekuensi perdagangan BBCA tercatat sebanyak 12.140 kali dengan volume perdagangan 79,33 juta dan nilai transaksi Rp 735,72 miliar. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pemegang saham BCA antara lain PT Dwimuria Investama Andalan sebesar 54,94 persen, Robert Budi Hartono sebesar 0,023 persen, Bambang Hartono sebesar 0,022 persen, pihak afiliasi pengendali sebesar 2,43 persen.

Selain itu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja sebesar 0,033 persen, Armand Wahyudi Hartono sebesar 0,003 persen, Subur Tan sebesar 0,011 persen, Rudy Susanto sebesar 0,002 persen, Lianawaty Suwono sebesar 0,002 persen.

Santoso sebesar 0,002 persen, Djohan Emir Setijoso sebesar 0,086 persen, Tonny Kusnadi sebesar 0,006 persen. Lalu Vera Eve Lim sebesar 0,002 persen, Gregory Hendra Lembong sebesar 0,001 persen, Frenky Chandra Kusuma sebesar 0,002 persen, masyarakat warkat sebesar 0,009 persen dan masyarakat non warkat sebesar 42,39 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

BCA Pertahankan Target Penyaluran Kredit Tumbuh hingga 12 Persen pada 2023

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA optimistis penyaluran kredit hingga akhir 2023 bakal tumbuh sekitar 9 persen hingga 12 persen secara year on year (yoy).

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan, pihaknya mempertahankan target penyaluran kredit hingga akhir tahun. Ini mengingat, kredit korporasi berpeluang meningkat ke depannya.

"Mengenai target kita tidak akan mengubah sekarang ini target kita sekitar 9-12 persen katakan year end misalnya ada peningkatan pesat terutama dari korporasi,” kata Jahja dalam Analyst Meeting, Senin (24/7/2023).

Menurut ia, kredit dari segmen lainnya dinilai tidak akan tiba-tiba mengalami pertumbuhan. Namun, untuk kredit korporasi mungkin saja terjadi pertumbuhan yang signifikan.

"Dari corporate bisa terjadi sehingga kita tidak mau mengubah target yang kita tetapkan,” kata dia. 

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk ( BBCA) berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 735,9 triliun hingga Juni 2023. Angka tersebut naik 9,0 persen secara tahunan (year on year/yoy). 

Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi. Segmen kredit konsumer terus mencatatkan pertumbuhan, ditopang oleh hasil pelaksanaan BCA Expoversary 2023 yang ditutup pada akhir April lalu. Di samping itu, BCA melihat momentum permintaan kredit yang kuat dari sektor UMKM, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut. 

"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah dan regulator dalam menjaga fundamental perekonomian domestik, di tengah tantangan dinamika perekonomian global. Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah, khususnya dalam menciptakan multiplier effect dan stabilitas bagi perekonomian nasional,” kata Presiden Direktur Bank Central Asia  Jahja Setiaatmadja, Senin, 24 Juli 2023.

 

3 dari 5 halaman

Kredit Konsumer

Hingga Juni 2023, kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM. Peningkatan kredit konsumer ditopang oleh KPR yang tumbuh 12,0 persen yoy menjadi Rp114,6 triliun, serta KKB yang naik 19,2 persen yoy menjadi Rp51,4 triliun. 

Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,4 persen yoy menjadi Rp14,6 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 13,9 persen yoy menjadi Rp183,9 triliun. 

Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,9 persen yoy mencapai Rp219,2 trilliun. Kredit korporasi juga naik 5,1 persen yoy mencapai Rp326,0 triliun. 

Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 6,9 persen yoy mencapai Rp181,2 triliun di Juni 2023, berkontribusi hingga 24,3 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Konsisten mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik, BCA telah menyalurkan pembiayaan konsumsi untuk kendaraan bermotor listrik sebesar Rp751 miliar per Juni 2023, atau tumbuh 44 kali lipat secara yoy. 

Dukungan untuk ekonomi sirkular juga terus diperluas dengan inisiatif baru berupa daur ulang limbah elektronik, sehingga total limbah operasional yang dikelola BCA mencapai 266 ton di semester I 2023.

 

4 dari 5 halaman

NPL BCA

Seiring dengan pemulihan bisnis debitur, portofolio kredit yang direstrukturisasi terus mencatat perbaikan, yang tercermin pada menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 8,7 persen di semester I 2023 dibandingkan 12,3 persen di tahun sebelumnya. 

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,9 persen di semester I 2023, turun dari 2,2 persen di tahun sebelumnya. BCA senantiasa memiliki pencadangan yang memadai, dengan rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang kokoh, masing-masing sebesar 257,1 persen dan 61,6 persen.

Di sisi pendanaan, CASA naik 5,7 persen yoy mencapai Rp864,7 triliun per Juni 2023, berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga.

Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 6,0 persen yoy menjadi Rp1.071 triliun, sehingga mendorong total aset BCA naik 7,3 persen yoy menjadi Rp1.357 triliun. Total volume transaksi BCA terus tumbuh secara konsisten, mencapai 14,3 miliar di semester I 2023, atau naik 27,2 persen yoy. 

Pertumbuhan tersebut ditopang oleh inovasi yang berkesinambungan di ekosistem multi-channels serta basis nasabah yang terus meningkat. Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, tumbuh sebesar 44,0 persen yoy.

 

5 dari 5 halaman

Laba BCA

Sementara itu, dari sisi profitabilitas, BCA dan entitas anak mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 34,0 persen yoy menjadi Rp24,2 triliun di semester I 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama semester I 2023, yakni naik 24,6 persen yoy menjadi Rp37,1 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 9,4 persen yoy menjadi Rp12,2 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4 persen yoy. 

Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp49,3 triliun atau naik 20,5 persen yoy. Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp1,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, laba bersih tumbuh 34,0 persen yoy menjadi Rp24,2 triliun.

Rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity) BCA tercatat sebesar 24,2 persen di semester I 2023, menyentuh level tertinggi sejak akhir tahun 2014.

Rasio pengembalian terhadap aset (return on asset) tercatat sebesar 3,7 persen, atau menjadi level tertinggi pasca pandemi. Cost to income ratio (CIR) tercatat sebesar 32,9 persen di semester I 2023, turun dari 34,3 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini