Sukses

Solusi Bangun Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 5,57 Triliun pada Semester I 2023

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) catatkan pendapatan turun 0,14 persen dan laba susut 2,67 persen pada semester I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) membukukan kinerja keuangan baik pendapatan dan laba turun tipis sepanjang semester I 2023.

Dikutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (29/7/2023), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk mencatat pendapatan Rp 5,57 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan perseroan turun 0,14 persen dari periode sama tahun lalu Rp 5,58 triliun.

Beban pokok pendapatan tercatat Rp 4,44 triliun selama semester I 2023. Beban pokok pendapatan susut 0,06 persen dari periode semester I 2022 sebesar Rp 4,447 triliun.

Dengan demikian, laba kotor perseroan melemah 0,48 persen menjadi Rp 1,12 triliun hingga semester I 2023 dari periode semester I 2022 sebesar Rp 1,13 triliun. Perseroan mencatat rugi selisih kurs Rp 2,18 miliar hingga semester I 2023 dari semester I 2022 untung Rp 3,9 miliar.

Perseroan mencatat laba periode berjalan sebesar Rp 253,99 miliar selama enam bulan pertama 2023. Laba tersebut turun 2,67 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 260,97 miliar. Dengan demikian, laba per saham dasar dan dilusi tercatat Rp 28 hingga semester I 2023 atau turun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 30.

Total ekuitas tercatat Rp 11,86 triliun dan liabilitas Rp 9,02 triliun pada 30 Juni 2023. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk tercatat aset Rp 20,89 triliun pada 30 Juni 2023, atau merosot dari Desember 2022 sebesar Rp 21,37 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 315,06 miliar.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Juli 2023, saham SMCB melonjak 12,7 persen menjadi Rp 1.550 per saham. Saham SMCB dibuka stagnan Rp 1.375 per saham. Saham SMCB berada di level tertinggi Rp 1.550 dan terendah Rp 1.335 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 255 kali dengan volume perdagangan 6.584 lot saham. Nilai transaksi Rp 933,3 juta.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tantangan Bisnis

Perseroan menyatakan, kondisi pasar yang terkontraksi dibandingkan 2022, dan market overcapacity masih menajdi tantangan kinerja industri semen pada semester I 2023. Hal ini selain curah hujan dan banyaknya hari libur serta pergeseran prioritas belanja masyarakat untuk hari raya yang mempengaruhi penurunan permintaan bahan bangunan.

Meski demikian, penurunan biaya bunga membantu kinerja perusahaan di tengah kenaikan biaya energi dan distribusi sehingga laba periode berjalan turun 3 persen menjadi Rp 254 miliar.

Realisasi pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa berkontribusi pada lini bisnis beton jadi (ready-mixed concrete) dan agregat, dimana volume penjualan RMX yang meningkat 28% dan agregat naik 7% dibandingkan dengan tahun lalu.

Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia, Lilik Unggul Raharjo menuturkan, perseroan optimistis mampu mengatasi tantangan bisnis dan mempertahankan kinerja yang solid.

Lilik menuturkan, Perusahaan akan memperkuat kinerja dengan berfokus di empat area yaitu Operational Excellence, Process & Asset Optimization, Sustainable Development serta People & Leaders, memperkuat sinergi dengan SIG selaku induk usaha.

“Serta kemitraan strategis dengan Taiheyo Cement Corporation (TCC) untuk memastikan operasional yang efisien, memberikan nilai tambah dan meningkatkan kolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk wujudkan pembangunan berkelanjutan,” ujar Lilik dalam keterangan resmi.

 

 

3 dari 3 halaman

Prospek Semester II 2023

Memasuki semester kedua 2023, Lilik Unggul Raharjo mengatakan, secara seasonality, penjualan semen akan mencapai porsi terbesar pada semester kedua.

Hal ini didorong oleh faktor cuaca yang lebih mendukung untuk berjalannya proyek-proyek konstruksi terutama sektor infrastruktur yang dijalankan pemerintah, progress pembangunan IKN, serta peluang dari sektor perumahan yang didukung program FLPP (Rumah Subsidi)  2023 untuk mengatasi backlog yang belum terpenuhi.  

SBI juga menjajaki peluang ekspor klinker dan semen melalui kerjasama strategis dengan TCC untuk pasar potensial di Amerika Serikat.

Pasar semen di Amerika Serikat diperkirakan akan berkembang hingga 112 juta ton pada 2025 dan 20% dari permintaan semen tersebut bergantung pada impor. Melihat peluang ini, SBI akan melakukan ekspor semen ke Pantai Barat Amerika Serikat di mana TCC adalah pemimpin pasar untuk menghasilkan sumber pendapatan baru.

Untuk itu, SBI tengah dalam proses pengembangan fasilitas dermaga dan sarana produksi di Tuban, Jawa Timur, yang ditargetkan akan beroperasi di tahun 2024 untuk mampu memenuhi permintaan ekspor hingga 1 juta ton semen per tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.