Sukses

Wall Street Bervariasi, Laba Raksasa Bank AS Angkat Indeks Dow Jones

Wall street beragam pada perdagangan Jumat, 14 Juli 2023. Indeks Dow Jones catat penguatan sendirian di tengah musim laporan keuangan dimulai.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 14 Juli 2023. Indeks Dow Jones catat penguatan dalam sehari seiring hasil laba yang kuat dari beberapa bank dan perusahaan terbesar.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (15/7/2023),  pada penutupan perdagangan wall street indeks Dow Jones melambung 113,89 poin atau 0,33 persen ke posisi 34.509,03. Indeks Dow Jones mencatat kenaikan dalam lima hari berturut-turut.

Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 0,10 persen ke posisi 4.505,42. Indeks Nasdaq tergelincir 0,18 persen ke posisi 14.113,70. Baik indeks S&P 500 dan Nasdaq menyentuh level intraday tertinggi sejak April 2022.

Selama perdagangan sepekan di wall street, indeks Dow Jones mencatat kinerja terbaik sejak Maret dengan naik 2,3 persen. Indeks S&P 500 bertambah 2,4 persen, dan indeks Nasdaq naik 3,3 persen.

Saham UnitedHealth mengangkat indeks acuan pada Jumat, 14 Juli 2023 sebagai top performer. Saham raksasa asuransi itu melonjak lebih dari 7 persen setelah melaporkan laba dan pendapatan yang disesuaikan lebih baik dari perkiraan.

Perusahaan juga menaikkan batas bawah panduan laba yang disesuaikan setahun penuh. UnitedHealth juga menjadi pemenang terbesar di sektor perawatan kesehatan S&P 500 yang naik 1,5 persen.

Saham JPMorgan Chase melambung 0,6 persen setelah laba kuartal II melampaui harapan. Saham bank didorong oleh suku bunga lebih tinggi dan dan pendapatan bunga yang meningkat.

Sementara itu, saham Wells Fargo melemah 0,3 persen, meski bank membukukan hasil lebih baik dari perkiraan.

"Apa yang kami lihat dari laba bank besar, terutama JPMorgan, cukup tangguh,” ujar Chief Investment Officer Horizon Investments, Scott Ladner, seperti dikutip dari CNBC.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Laba Perusahaan Diprediksi Turun

Ladner menambahkan, pihaknya melihat tingkat gagal bayar secara historis masih sangat rendah dan tidak menunjukkan tanda-tanda meroket lebih tinggi. “Jadi itu pertanda baik bagi konsumen dan ekonomi,” ujar dia.

Harapan untuk musim ini suram dengan analisi prediksi penurunan laba S&P 500 sekitar 7 persen dari tahun ke tahun, menurut FactSet. Hal itu akan menandai musim laba yang buruk sejak kuartal II 2020, saat laba S&P 500 merosot 31,6 persen.

Sentimen investor telah terangkat oleh laporan inflasi yang lemah pekan ini. Laporan indeks harga produsen terbaru menunjukkan inflasi naik kurang dari yang diantisipasi dan dibangun di atas optimisme pelaku pasar dari data indeks harga konsumen pada Juni yang dirilis Rabu pekan ini.

Saat ini investor mempertimbangkan apakah ekonomi yang kuat yang diilustrasikan oleh data terbaru dapat mendorong saham lebih tinggi pada akhir tahun.

“Skenario Goldilocks masih hidup dan sehat, dalam hal penurunan tekanan inflasi dan ada pertumbuhan ekonomi yang masih cukup kuat. Jadi ini latar belakang yang cukup bagus untuk aset berisiko,” ujar Ladner.

3 dari 4 halaman

IMF Prediksi Inflasi Global Turun

IMF menyebutkan inflasi utama global tampaknya telah mencapai puncak. Di antara negara-negara G20, inflasi utama telah mencapai level tertinggi. Namun, di sebagian besar negara G20, khususnya negara ekonomi maju, inflasi inti masih jauh di atas target bank sentral.

“Dalam perang melawan inflasi, ada beberapa tanda awal transmisi kebijakan moneter ke aktivitas, dengan pengetatan standar pinjaman bank di kawasan euro dan Amerika Serikat,” tulis Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam catatan, Jumat, 14 Juli 2023.

Ia menambahkan, meskipun demikian, pembuat kebijakan harus hindari “perayaan premature”, pelajaran dari episode inflasi sebelumnya menunjukkan pelonggaran kebijakan terlalu dini dapat membatalkan kemajuan inflasi.

IMF prediksi pertumbuhan global dalam jangka menengah akan turun sekitar 3 persen, lebih rendah dari rata-rata historis 3,8 persen selama 2000-2019.

Sementara itu, CEO Blackrock, Larry Fink menuturkan, inflasi kemungkinan akan terbukti bertahan dari sini, dan tetap di atas target 2 persen, sebagian karena permintaan tenaga kerja yang kuat.

‘Saya pikir kita telah melihat inflasi yang rendah, dan menurut saya inflasi bisa bertahan antara 3 dan 4 persen. Dan jika saya menulis tentang penciptaan lapangan kerja dan kebutuhan akan tenaga kerja dan bagaimana hal itu akan meningkatkan upah, kita akan berada dalam periode inflasi 3-4 persen, yang akan diterjemahkan the Fed, dan enggan untuk hentikan mereka menaikkan suku bunga,” ujar Fink.

Fink juga menuturkan, harga energi, rumah dan mobil bekas akan kembali naik dalam beberapa bulan mendatang.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 14 Juli 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Kamis, 13 Juli 2023 setelah rilis inflasi lebih rendah dari yang diharapkan. Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada level tertinggi selama lebih dari setahun.

Mengutip laman CNBC, Jumat (14/7/2023), pada penutupan perdagangan saham di wall street, indeks S&P 500 naik 0,85 persen mencapai 4.510,04. Indeks Dow Jones bertambah 47,71 poin atau 0,14 persen menjadi 34.395,14.

Indeks Nasdaq mendaki 1,58 persen ke posisi 14.138,57. Kenaikan indeks itu dalam empat hari berturut-turut. Saham Palo Alto Networks melompat 2,7 persen. Sedangkan saham MGM Resorts dan Alfabet masing-masing naik 4,1 persen dan 4,7 persen.

Sementara itu, laporan indeks harga produsen Juni naik kurang dari yang diantisipasi, dibangun di atas optimisme dari data indeks harga konsumen pada pengumuman Rabu pekan ini.

Producer Price Index (PPI) yang mengukur apa yang dibayar grosir untuk barang naik 0,1 persen pada Juni. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi kenaikan 0,2 persen. Core PPI yang hapus harga makanan dan energi yang fluktuatif naik 0,1 persen, dan lebih rendah dari harapan.

“PPI konfirmasi inflasi mereda yang ditunjukkan dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) kemarin, tetapi angka klaim pengangguran mingguan yang lebih rendah dari perkiraan adalah pengingat akan berlanjutnya pengetatan pasar tenaga kerja,” ujar Head of Model Portofolio Construction Morgan Stanley Global Investment Office, Mike Loewengart dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, pada saat ini, tahapan tampaknya sudah diatur. The Fed masih berada di jalur untuk menaikkan suku bunga dalam beberapa minggu. “Dan investor akan mengalihkan fokus mereka ke neraca perusahaan saat musim laba mulai berjalan,” ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.