Sukses

Penjualan Batu Bara RMK Energy Naik 47,2 Persen hingga April 2023

PT RMK Energy Tbk (RMKE) berhasil membongkar 1,541 train set dengan kapasitas 4,1 juta MT batu bara hingga periode April 2023, atau tumbuh sebesar 21,6 persen YoY.

Liputan6.com, Jakarta - PT RMK Energy Tbk (RMKE) berhasil membongkar 1,541 train set dengan kapasitas 4,1 juta MT batu bara hingga periode April 2023, atau tumbuh sebesar 21,6 persen YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu. RMK Energy juga berhasil memuat 372 tongkang dengan kapasitas 2,9 juta MT batu bara, atau tumbuh signifikan sebesar 43,8 persen YoY.

Direktur Keuangan PT RMK Energy Tbk, Vincent Saputra menjelaskan, peningkatan bongkar dan muat batu bara ini tidak terlepas dari ketepatan waktu bongkar kereta yang lebih cepat 37 menit menjadi 03:21 jam per train set.

"Penggunaan bahan bakar meningkat sebesar 24,6 persen YoY seiring dengan peningkatan volume jasa batu bara, namun rasio penggunaan bahan bakar per ton batu bara menjadi lebih efisien dari 0,99 liter per ton tahun lalu menjadi 0,86 liter per ton pada tahun ini," kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (2/6/2023). Dari segmen penjualan batu bara, Perseroan berhasil membukukan penjualan batu bara sebesar 827,4K MT batu bara hingga periode April 2023, dengan pertumbuhan sebesar 47.2 persen YoY.

"Rata-rata harga penjualan batu bara pada tahun ini terkoreksi sebesar 20,2 persen YoY, namun Perseroan optimis kinerja segmen penjualan batu bara tahun ini masih akan tumbuh dengan volume penjualan batu bara yang masih terus meningkat mengalahkan efek normalisasi harga," imbuh Vincent.

Penopang Kinerja

Kinerja segmen penjualan batu bara ini juga ditopang oleh pertumbuhan produksi in-house, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi 416,7K MT batu bara, meningkat sebesar 64,4 persen YoY sejak beroperasi pada Februari tahun lalu. Produksi batu bara in-house berkontribusi sebesar 50,4 persen total volume penjualan batu bara.

Peningkatan kontribusi penjualan batu bara in-house ini juga menjadi indikator efisiensi yang efektif dengan biaya produksi yang lebih rendah melalui afiliasi kontraktor tambang in-house.

"Kami masih optimistis untuk mencapai target tahun ini dengan pertumbuhan yang sangat baik hingga April 2023. Walaupun terdapat normalisasi harga, kinerja segmen penjualan batu bara juga masih bertumbuh dengan kenaikan volume yang signifikan mengalahkan efek normalisasi harga batu bara," ujar Vincent.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Target Perseroan

Selain itu, segmen jasa juga menjadi penyokong kinerja yang sangat baik tahun ini dengan volume jasa yang juga tumbuh signifikan serta kinerja operasional yang efisien dan efektif.

Direktur Operasional PT RMK Energy Tbk, William Saputra menyampaikan Perseroan menargetkan untuk membongkar kereta dengan 12,4 juta MT dan memuat tongkang dengan 10,8 juta MT dan telah tercapai masing-masing sebesar 32,7 persen dan 26,7 persen hingga April tahun ini.

"Dari segmen penjualan batu bara, Perseroan menargetkan penjualan batu bara sebesar 2,8 juta MT dan telah tercapai sebesar 29,7 persen. Dari total volume penjual batu bara tersebut, Perseroan menargetkan produksi batu bara in-house sebesar 2,1 juta MT dan telah tercapai sebesar 19,8 persen," tambah William.

 

 

3 dari 4 halaman

Tren Harga Batu Bara Landai, RMK Energy Genjot Pasokan DMO

Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) tengah fokus menggenjot pasokan batu bara untuk domestic market obligation (DMO) atau kewajiban memasok ke dalam negeri. Direktur Keuangan RMK Energy Vincent Saputra mengatakan, hal itu merujuk pada tren harga batu bara saat ini yang relatif stabil pada harga rendah.

"Harga dari awal tahun trennya turun. Jadi waktu harga masih tinggi kita nol-kan DMO nya dan kita fokus ekspor karena kita tahu pada saat tertentu akan menarik untuk kita supply DMO," kata Vincent dalam Press Conference PT RMK Energy Tbk, Rabu (3/5/2023).

Sejak akhir Maret lalu hingga saat ini, perseroan lebih banyak mengalokasikan persediaan batu bara ke pasar domestik lantaran selisih harganya tidak terpaut jauh dengan ekspor. Di sisi lain, perseroan memperkirakan harga batu bara akan naik dalam dua bulan ke depan, seiring dengan cuaca ekstrim di beberapa negara dan pulihnya ekonomi China sebagai salah satu negara tujuan ekspor RMK Energy.

"Kita prediksi 2-3 bulan ke depan harga batu bara akan naik. Makanya kita manfaatkan momentum sekarang saat harga batu bara landai, kita kerjar supply DMO. Nanti saat tren harga naik lagi, kita akan mulai genjot ekspor. Tapi tetap secara satu tahun kita akan kejar 25 persen di DMO," imbuh Vincent.

PT RMK Energy Tbk membukukan penjualan batu bara sebesar 792 ribu metrik ton (MT) batu bara pada kuartal pertama tahun ini, atau tumbuh sebesar 146,2 persen yoy. Pertumbuhan volume penjualan ini menjadi penopang kinerja keuangan perseroan saat terjadi normalisasi harga batu bara. Kinerja segmen penjualan batu bara ini ditopang oleh pertumbuhan produksi in-house, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi 303,6 ribu MT batu bara, meningkat sebesar 110,3 persen yoy sejak beroperasi pada Februari tahun lalu.

 

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal I 2023

Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) berhasil mencatatkan kinerja cemerlang pada periode tiga bulan pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 129,1 miliar. Laba ini meningkat 234,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Direktur Keuangan RMK Energy Vincent Saputra menjelaskan, raihan itu setara 23,1

"Capaian net profit dari target Rp 558,6 miliar untuk tahun ini, kami sudah realisasikan Rp 129,1 miliar pada kuartal I 2023. Pencapaian itu setara 23,1 persen target. Jadi pencapaian kita masih cukup in line dari proyeksi yang diberikan," beber Vincent dalam Press Conference PT RMK Energy Tbk, Rabu (3/5/2023).

Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan usaha pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 761,9 miliar atau meningkat 84,2 persen YoY. Kenaikan kinerja keuangan tersebut didukung oleh peningkatan volume batu bara di tengah normalisasi harga saat ini. Rata-rata harga penjualan batu bara pada kuartal pertama tahun ini terkoreksi sebesar 20,8 persen YoY, tetapi Perseroan masih optimis kinerja tahun ini akan tumbuh dengan sangat baik karena volume permintaan batu bara yang masih terus meningkat untuk mendukung pemulihan ekonomi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini