Sukses

Bursa Saham Asia Bervariasi Imbas Manufaktur China Merosot dalam 2 Bulan Berturut-turut

Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Rabu, 31 Mei 2023. Sentimen plafon utang Amerika Serikat dan data ekonomi China bayangi brusa saham Asia Pasifik.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Rabu (31/5/2023). Hal ini seiring wall street mempertimbangkan kemungkinan Kongres meloloskan kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat (AS) di tengah meningkatnya oposisi.

Dikutip dari CNBC, Asia juga akan melihat banyak data ekonomi yang dirilis pada Rabu pekan ini termasuk angka aktivitias manufaktur China pada Mei 2023. Indeks manajer pembelian manufaktur China turun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 48,8, kontraksi lebih curam dari 49,2 pada Maret 2023.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 tergelincir dari level tertinggi dalam 33 tahun. Indeks Nikkei melemah 0,75 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix susut 0,65 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 Australia melemah 0,98 persen seiring inflasi naik lebih dari yang diharapkan menjadi 6,8 persen. Ini lebih tinggi dari yang diprediksi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 6,4 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,24 persen dan Indeks Kosdaq bertamabh 0,87 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,35 persen. Indeks Hang Seng teknologi tergelincir 1,7 persen.

Di bursa saham China kompak melemah. Indeks Shanghai melemah tipis dan indeks Shenzhen terpangkas 0,4 persen.

Di Amerika Serikat, tiga indeks acuan di wall street bervariasi. Indeks Dow Jones melemah 0,15 persen dan indeks Nasdaq naik 0,32 persen. Indeks S&P 500 menguat.

Sementara itu, penjualan ritel di Jepang tumbuh 5 persen year on year (YoY) pada April 2023. Penjualan ritel itu merosot dari pertumbuhan pada Maret sebesar 7,2 persen dan meleset dari prediksi sebesar 7 persen. Yen ditransaksikan di posisi 139,71.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia pada 30 Mei 2023

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa, 30 Mei 2023 dengan pemungutan suara menjelang kesepakatan plafon utang tentatif Amerika Serikat (AS) yang dicapai antara Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy hindari gagal bayar utang SAS.

Kongres AS memberikan suara untuk undang-undang pada Rabu, 30 Mei 2023. Anggota parlemen belum memberi isyarat kalau bermaksud untuk kembali ke Capital Hill lebih awal untuk mengerjakan kesepakatan itu. Baik dukungan Partai Republik dan Demokrat diperlukan agar kesepakatan itu. Baik dukungan Partai Republik dan Demokrat diperlukan agar kesepakatan RUU itu dapat disahkan.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,30 persen ke posisi 31.328,16 ke level tertinggi dalam 33 tahun, tetapi indeks Topix melemah tipis ke posisi 2.159,22. Di Jepang, tingkat pengangguran turun sedikit menjadi 2,6 persen pada April dari 2,8 persen pada Maret 2023.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,11 persen ke posisi 7.209,3 dan hentikan kenaikan beruntun dalam tiga hari. Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,04 persen ke posisi 2.585,52, dan sentuh level tertinggi hampir setahun. Indeks Kosdaq bertambah 0,98 persen ke posisi 851,5.

Bursa saham China menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Indeks Shanghai naik ke posisi 3.224,21. Indeks Shenzhen menanjak 0,44 persen ke posisi 10.869,55, dan menguat dari level terendah sejak November 2022. Indeks Hang Seng naik 0,1 persen dan indeks Hang Seng teknologi menanjak 1,24 persen.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 30 Mei 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 30 Mei 2023. Indeks Dow Jones anjlok seiring wall street mempertimbangkan kemungkinan Kongres meloloskan kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang AS.

Dikutip dari CNBC, Rabu (31/5/2023), indeks Dow Jones melemah 50,56 poin atau 0,15 persen ke posisi 33.042,78. Indeks S&P 500 bertambah 0,002 persen ke posisi 4.205,52. Indeks Nasdaq naik 0,32 persen ke posisi 13.017,43. Indeks Nasdaq memangkas kenaikan setelah menguat 1,4 persen pada pekan lalu.

Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang dan menghindari gagal bayar selama akhir pekan, dengan Kongres akan memberikan suara untuk undang-undang paling cepat pada Rabu pekan ini.

Baik dukungan Partai Republik dan Demokrat diperlukan agar Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diusulkan itu disahkan. Perjanjian itu datang hanya beberapa hari sebelum apa yang disebut tanggal X yang merupakan tanggal paling awal Departemen Keuangan mengisyaratkan AS dapat gagal bayar utang.

Negosiasi panjang antara Gedung Putih dan pemimpin Kongres menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor kalau gagal bayar utang dapat terjadi. Terlepas dari kesepakatan tenatif, hambatan tetap ada di jalan untuk mengesahkan RUU di DPR di tengah meningkatnya oposisi.

“Pasar memanjat tembok kekhawatiran di penghujung hari dan plafon utang jelas merupakan semacam kekhawatiran. Tapi saya pikir adalah semacam penetapan harga dalam kesepakatan yang bisa dilakukan,” ujar Investment Analyst Fort Pitt Capital, Chris Barto dikutip dari CNBC.

 

4 dari 4 halaman

Kekhawatiran Potensi Kenaikan Suku Bunga

Kekhawatiran atas potensi kenaikan suku bunga juga membebani sentimen investor. Pelaku pasar menghargai peluang 68,8 persen dari kenaikan suku bunga the Federal Reserve bulan depan, menurut alat FedWatch CME Group.

Pada acara National Association of Business Economics, Presiden Richmond Fed Tom Barkin menuturkan, kalau dia belum “mundur” dari perkiraan suku bunganya.

“The Fed masih menjadi fokus utama bagi semua investor. Ini benar-benar tarik menarik antara apa yang kemungkinan akan dilakukan the Fed apakah mereka akan menaikkan satu atau dua kali lagi atau tidak, atau hanya duduk diam dan menunggu dan melihat bagaimana data inflasi masuk selama beberapa bulan ke depan,” ujar dia.

Di sisi lain, indeks Nasdaq dibantu oleh reli hampir 3 persen di Nvidia. Saham terkait kecerdasan buatan tersebut mencapai kapitalisasi pasar USD 1 triliun, penanda elit yang hanya dilampaui oleh segelintir saham pada satu titik karena saham terus menguat menyusul laporan laba yang kuat pekan lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.