Sukses

Meneropong Saham BBRI Setelah Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa

Kinerja saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high) di Rp 5.600 pada Rabu, 24 Mei 2023. Bagaimana prospek sahamnya?

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high) di Rp 5.600 pada Rabu, 24 Mei 2023. Kapitalisasi pasar saham BBRI tembus Rp 840 triliun.

Dengan begitu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai akan ada koreksi dalam jangka pendek. 

"Kita bisa ekspektasi akan ada koreksi untuk sementara atau dalam waktu jangka pendek namun untuk jangka panjang emiten tersebut adalah good buy," kata Arjun kepada Liputan6.com, Kamis (25/5/2023).

Lantas, bagaimana prospek saham BBRI ke depannya?

Menurut ia, sejak awal tahun memang investor asing memborong saham BBRI dan secara WTD (week-to-date) yaitu sejak Mei 19 juga mencatat aksi beli yang lumayan tinggi. Hal ini pun membantu BBRI reli sejak Jumat pekan lalu selama tiga hari berturut-turut. 

"Kalau kita lihat juga selama periode ini BBRI juga menembus serta mencapai ATH yang baru beberapa kali. Dan ini masuk akal karena memang momentum saham nya positif sejak beberapa minggu. BBRI sudah berada dalam uptrend yang lumayan kencang sejak awal April dan momentum kuat ini juga salah satu faktor yang mendorong investor beli saham nya maupun investor domestik atau asing sehingga harga saham BBRI menembus resistance price sebelumnya pekan lalu yaitu RP 5.250," kata dia.

Selain itu, ia melihat kinerja secara year to date (ytd) juga BBRI sudah mencatat return yang dua digit dan ini ditopang oleh fundamental BBRI yang sangat solid dan kuat serta valuasi yang menarik sebagai investor. 

"Kalau kita lihat posisi keuangan BBRI mencatat pertumbuhan laba bersih secara yoy sebesar 27 persen dibandingkan sama kuartal I 2022. Laba bersih nya tumbuh dari Rp 12,21 triliun ke Rp 15,56 triliun dalam waktu tersebut," kata dia.

Prediksi

"Pada periode sebelumnya juga selama beberapa tahun BRI mencatat pertumbuhan secara konsisten di top-line (revenue) and bottom-line growth (net income)," ia menambahkan.

Dengan demikian, ia menilai secara fundamental saham BBRI ini memang menarik. Jika dilihat dari sisi valuasi juga BBRI bisa disebutkan lumayan undervalued dibandingkan sama rata-rata emiten di sektor perbankan berdasarkan rasio PER dan PBV. Meskipun, BBRI adalah emiten kapitalisasi besar yang termasuk emiten perbankan top 4.

"Karena prospek bisnisnya bagus serta fundamental yang sangat kuat jadi masih ada potensi cukup besar kenaikan harga tahun ini juga menurut saya walaupun sudah mencapai ATH kemarin," pungkasnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Optimalkan Kinerja, BRI Finance Rekomposisi dan Perbesar Porsi Segmen Konsumer

Sebelumnya, PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) merekomposisi dan memperbesar porsi segmen pembiayaan konsumer untuk memacu kinerja tumbuh berkelanjutan. Langkah strategis itu diambil manajemen perusahaan untuk optimalisasi pendapatan, laba dan sebaran risiko.

Direktur Bisnis BRI Finance Primartono Gunawan menuturkan, perseroan menerapkan lompatan strategi besar untuk memacu pertumbuhan bisnis berkelanjutan dengan mengalihkan sebagian besar pembiayaan ke segmen konsumer dalam tiga tahun terakhir.

Buah dari transformasi, menurut dia, sudah bisa dipetik sejak tahun lalu. Di mana kontribusi pembiayaan konsumer mencapai 74 persen. Sebelum melakukan transformasi, seluruh pembiayaan BRI Finance dikucurkan di segmen komersial. Pada 2023, BRI Finance menargetkan segmen konsumer berkontribusi hingga 82 persen.

"Kalau mayoritas pembiayaan sudah di konsumer, seperti halnya BRI (perusahaan induk) maka BRI Finance akan bermain di segmen mikro. Nasabahnya banyak, sumber pendapatannya pun tersebar. Jadi buah transformasinya sudah mulai bisa dipetik sejak tahun-tahun kemarin,” tutur  Prima, sapaan akrabnya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (20/5/2023).

 Capaian tersebut di atas ekspektasi manajemen perseroan. Awalnya memiliki aspirasi minimal 60 persen pembiayaan konsumer dan 40 persen segmen komersial. Tak berhenti di situ, Pria menambahkan, ketika sudah cukup handal di segmen konsumer, pihaknya pun berkomitmen melakukan lompatan dengan strategi baru.

 

 

 

 

 

 

3 dari 3 halaman

Rekomposisi Portfolio Segmen Konsumer

BRI Finance pun merekomposisi portofolio segmen konsumer, yang tadinya didominasi pembiayaan mobil baru, akan diseimbangkan dengan pembiayaan mobil bekas, pembiayaan multiguna dan refinancing.

Saat ini, komposisi pembiayaan mobil baru masih sekitar 76 persen terhadap portofolio segmen konsumer. Adapun mobil bekas berkontribusi sekitar 16 persen, dan sisanya multiguna serta refinancing. Prima merinci, ke depan komposisi pembiayaan mobil baru terhadap segmen konsumer maksimum di angka 45 persen. Sedangkan pembiayaan mobil bekas sekitar 22 persen, multiguna 12 persen, dan refinancing 10 persen.

"Jadi setelah transformasi dari komersial ke konsumer sudah jalan. Berikutnya kami merekomposisi aset untuk optimalisasi pendapatan, laba dan penyebaran risiko,kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini