Sukses

Tower Bersama Infrastructure Cetak Laba Turun 20 Persen pada Kuartal I 2023

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencatat pendapatan turun 1,4 persen dan laba merosot 20,05 persen pada kuartal I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode 3 bulanan atau kuartalan yang berakhir pada 31 Maret 2023. Pada periode tersebut, Tower Bersama Infrastructure membukukan pendapatan sebesar Rp 1,62 triliun.

Pendapatan pada kuartal I 2023 ini turun 1,44 persen dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 1,64 triliun. Sementara beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 430,84 miliar dari Rp 405,71 miliar pada kuartal I 2022. Alhasil, laba kotor perseroan pada kuartal I 2023 turun 3,95 persen menjadi Rp 1,19 triliun dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 1,24 triliun.

Beban usaha pada periode ini juga naik menjadi Rp 127,7 miliar dari Rp 110,74 miliar pada kuartal I 2022. Sehingga diperoleh laba dari operasi pada kuartal I 2023 sebesar Rp 1,06 triliun, turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,13 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/5/2023), perseroan membukukan beban lain-lain sebesar Rp 475,91 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan beban lain-lain pada kuartal I 2022 yang tercatat sebesar Rp 510,79 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 347,1 miliar.

Laba ini turun 19,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 430,19 miliar. Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk kuartal I 2023 yakni sebesar Rp 332 miliar. Laba tersebut turun 20,05 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 415,27 miliar. Sehingga laba per saham dasar susut menjadi Rp 14,81 dari sebelumnya Rp 19,2 pada kuartal I 2022.

Aset perseroan hingga 31 maret 2023 naik menjadi Rp 43,28 triliun dari Rp 43,14 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas pada kuartal I 2023 turun menjadi Rp 30,91 triliun dari Rp 32,22 triliun pada akhir tahun lalu. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 31 Maret 2023 naik menjadi Rp 12,37 triliun dari Rp 10,92 triliun per 31 Desember 2022.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2022. Perseroan mencatat pendapatan Rp 6,52 triliun dan EBITDA Rp 5,66 triliun hingga akhir Desember 2022 dengan catatan marjin EBITDA perseroan tetap pada 86,6 persen untuk 2022. 

Perseroan catat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,63 triliun pada 2022. Laba tersebut naik 5,7 persen dari periode 2021 sebesar Rp 1,54 triliun. 

Per 31 Desember 2022, Tower Bersama Infrastructure memiliki 40.884 penyewaan dan 21.870 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 21.758 menara telekomunikasi dan 112 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 40.772, rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,87.

CEO Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong mengatakan, pada 2021, pihaknya menambahkan 2.361 penyewaan kotor yang terdiri dari 1.398 sites telekomunikasi dan 963 kolokasi ke portofolio kami. Penambahan penyewaan bersih dari Grup lebih rendah terutama karena penghentian sewa dari Sampoerna Telecom pada awal tahun dan semester II 2022, beberapa penyewaan yang tidak diperpanjang oleh IOH.

"Per 31 Desember 2022, total pinjaman (debt) perseroan, jika pinjaman dalam mata uang USD yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp 27,67 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 4,40 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp 966 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp26.707 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perseroan menjadi Rp 3,43 triliun," kata Hardi dalam keterangan resminya, Selasa (4/4/2023).

Menggunakan EBITDA kuartal IV 2022 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 0,6 kali dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8 kali.

 

3 dari 4 halaman

Perseroan Bakal Lunasi Obligasi

"Pada 2022, kami secara signifikan mengurangi biaya pembiayaan efektif menjadi 6,1 persen, dari 7,6 persen di tahun 2021. Biaya pembiayaan kami mencakup biaya bunga, serta biaya lindung nilai. Kami terus mempertahankan strategi konservatif dengan lindung nilai sesuai dengan jatuh temponya untuk meminimalkan risiko mata uang asing," kata CFO Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso.

Dia bilang, pengurangan biaya pembiayaan perseroan pada 2022 disebabkan oleh kupon yang lebih rendah dari obligasi USD yang diterbitkan perseroan pada akhir 2021 serta lindung nilai derivatif yang lebih kompetitif yang diterapkan.

“Perseroan terus memiliki profil likuiditas yang sangat kuat. Pada Februari tahun ini, kami kembali mengakses pasar obligasi Rupiah di bawah program Obligasi Rupiah Berkelanjutan V dan menerbitkan obligasi 1 tahun senilai Rp 2.486 triliun (TBIG Bond V Tahap VI) dengan tingkat bunga tetap 6,125 persen. Dalam 12 bulan ke depan, perseroan akan melunasi obligasi Rupiah sepenuhnya menggunakan arus kas operasional kami yang kuat serta Fasilitas Pinjaman Revolving yang kami miliki,” kata Helmi.

 

4 dari 4 halaman

Tower Bersama Infrastructure Rampungkan Penjualan Saham Treasuri

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menjual saham hasil pembelian kembali atau saham treasuri pada 1 Maret 2023.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Jumat, (3/3/2023), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk melepas 368.740.400 saham kepada Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd. Harga penjualan saham treasuri sebesar Rp 2.425 per saham.

Tower Bersama Infrastructure menyatakan harga dari penjualan saham treasuri telah sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/POJK.04/2013 tentang pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan publik dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan.

"Jumlah dana yang diterima dari pengalihan ini adalah sebesar Rp 894.195.470.000 sebelum dikurangi biaya transaksi,” tulis Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman Santoso.

Ia menuturkan, setelah penjualan saham treasuri tersebut, perseroan telah selesai menjual seluruh saham hasil pembelian saham perseroan.

Perseroan menyatakan tidak ada dampak kejadian, informasi dan fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.