Sukses

3 Kesalahan Perempuan saat Kelola Keuangan

osok perempuan dinilai menjadi manajer keuangan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, perencana keuangan Mohammad Andoko menuturkan, penting bagi perempuan untuk belajar mengelola keuangan sejak dini.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Pada Hari Kartini sebagai momen kembali mengingatkan perempuan Indonesia untuk terus maju mendapatkan pendidikan, mewujudkan cita-cita, dan berkontribusi untuk keluarga dan kemajuan bangsanya.

Bicara mengenai perempuan, sosok perempuan dinilai menjadi manajer keuangan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, perencana keuangan Oneshildt Financial Planning Mohammad Andoko menuturkan, penting bagi perempuan untuk belajar mengelola keuangan sejak dini.

“Kalau tidak bisa mengelola keuangan bisa limbung. Ibu yang konsumtif bisa timbulkan defisit, bisa berujung kepada percekcokan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (24/4/2023),

Andoko menyebutkan ada sejumlah kesalahan perempuan dalam mengelola keuangan:

Belum memliki pengetahuan keuangan

Andoko menuturkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini gencar memberikan edukasi kepada ibu-ibu di luar kota. Hal ini juga berdampak terhadap literasi keuangan perempuan. Ada kenaikan pada hasil survei 2022.

Berdasarkan survei terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen naik dibandingkan 2019 sebesar 38,03 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan 2022 mencapai 85,10 persen meningkat dibandingkan periode SNLIK pada 2019 sebesar 76,19 persen.

Dari sisi gender, untuk pertama kali, indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi sebesar 50,33 persen dibandingkan laki-laki 49,05 persen. Indeks inklusi keuangan laki-laki lebih tinggi 86,28 persen dibandingkan indeks inkluasi keuangan perempuan 83,88 persen.

Kebiasaan konsumtif

“Iya memiliki pengetahuan (keuangan-red), tetapi faktor kebiasaan (boros-red) juga membahayakan,” ujar dia.

Andoko menuturkan, kebiasaan tersebut dapat diubah dengan memiliki kesadaran diri. Dengan kesadaran tersebut, menurut Andoko seseorang dapat mulai belajar mengelola keuangan dengan membaca buku tentang keuangan, pelatihan kelola keuangan, sehingga kebiasaan dapat berubah.

Andoko mencontohkan untuk meningkatkan pengetahuan keuangan, suami dapat sisihkan anggaran untuk training meningkatkan literasi keuangan bagi sang istri. “Dengan ibu jago investasi, ibu bisa menjadi role model untuk anak-anaknya,” ia menambahkan.

Kurangnya pengetahuan berdampak sehingga terjebak investasi bodong

Andoko menuturkan, pada kasus investasi bodong juga ditemui ibu-ibu yang menjadi korban. Mereka memiliki dana dan pintar kelola keuangan tetapi karena pengetahuan investasi masih kurang dan ada faktor keserakahan sehingga tanpa disadari terjebak investasi bodong.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hari Kartini 2023: Mengintip Andil Perempuan di Pasar Modal RI

Sebelumnya, peringatan Hari Kartini tiap 21 April acap menjadi momen refleksi atas peran perempuan dalam kehidupan sehari hari. Seiring perkembangannya, perempuan kini memiliki peluang dan hak yang sama dalam berbagai hal, termasuk andil dalam pasar modal sebagai investor.

Kendati secara kuantitas masih lebih sedikit dibandingkan jumlah investor pria, namun angkanya cenderung terus mengalami peningkatan. Melansir data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal hingga Maret 2023 tercatat sebanyak 10.763.416 SID.

Dari angka tersebut, sebanyak 37,2 persen atau sekitar 4.003.990 merupakan investor perempuan dengan aset senilai Rp 277,21 triliun. Porsi itu naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak 37,11 persen dari 8.397.538 SID per Maret 2022 atau sekitar 31.16.326 investor perempuan dengan total aset Rp 255,66 triliun.

Dari sisi pekerjaannya, ibu rumah tangga menyumbang aset senilai Rp 73,88 triliun, atau mewakili 6,6 persen dari seluruh profesi investor pasar modal. Angka ini juga naik dibandingkan posisi Maret tahun lalu, di mana ibu rumah tangga memegang porsi 5,94 persen dengan aset senilai Rp 52,97 triliun.

Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI, Risa Effenita Rustam optimistis terhadap pertumbuhan partisipasi investor perempuan di pasar modal Indonesia. Keyakinan itu merujuk pada data literasi keuangan perempuan yang lebih unggul dibandingkan laki-laki.

"Dari hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan OJK tahun 2022, untuk pertama kalinya tingkat literasi keuangan perempuan memiliki angka indeks yang lebih tinggi yaitu sebesar 50,3 persen dibandingkan dengan tingkat literasi laki-laki sebesar 49 persen,” ungkap Risa, mengutip pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Tingkat Literasi Keuangan Meningkat

Tingkat literasi keuangan perempuan pada 2022 itu juga meningkat dari hasil 2019 lalu di angka 36 persen.

Akan tetapi, untuk indeks inklusi keuangan laki-laki tetap lebih tinggi 86,3 persen dibanding dengan indeks inklusi keuangan untuk perempuan sebesar 83,9 persen pada 2022. Meskipun demikian, tingkat inklusi perempuan pada 2022 tersebut juga meningkat dari hasil survei pada 2019 yaitu 75,1 persen.

"Hal ini mencerminkan bahwa perempuan yang menggunakan produk jasa keuangan, lebih banyak yang sudah memahami fungsi dan risiko dalam penggunaannya dibanding laki-laki. Kondisi tersebut menjadikan peluang yang lebih baik untuk semakin meningkatkan pemahaman berinvestasi dan memperbesar porsi investor perempuan di pasar modal Indonesia,” imbuh Risa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini