Sukses

Multivision Plus Siap Genjot Akuisisi dan Distribusi Konten Usai IPO

Rumah produksi milik Raam Punjabi PT Tripar Multivision Plus Tbk akan menambah akuisisi dan distribusi konten di Indonesia dan negara lain.

Liputan6.com, Jakarta - Rumah produksi milik Raam Punjabi PT Tripar Multivision Plus Tbk bakal menggenjot akuisisi dan distribusi konten usai menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Direktur Tripar Multivision Plus Amit Ramesh Jethani menuturkan, ke depan perusahaan telah memiliki strategi bisnis agar dapat bersaing di industri perfilman tanah air. Strategi bisnis tersebut diharapkan, bisa meningkatkan performa kinerja keuangan.

"Menambah akuisisi dan distribusi konten di Indonesia dan negara lain menjadi salah satu strategi bisnis yang akan dijalankan oleh perseroan pada 2023," kata Amit, dikutip Kamis, (13/4/2023).

Di sisi lain, Direktur Tripar Multivision Vikas Chand Sharma mengatakan, adanya strategi bisnis yang telah dibuat oleh manajemen perseroan tentunya dapat mengerek performa kinerja keuangan ke depannya. Apalagi, saat dihantam pandemi Covid-19 portofolio keuangan mengalami penurunan yang cukup signifikan.

"Kami telah memiliki proyeksi untuk 4 tahun depan laba usaha dapat meningkat hingga 22,96 persen, sedangkan untuk net profit margin naik 33 persen hingga 2027 mendatang. Tentunya proyeksi tersebut diiringi dengan peningkatan jumlah penonton film di Indonesia, dan pertumbuhan layar bioskop," kata Vikas.

Sejauh ini, menurut Direktur Tripar Multivision Plus Amrit Punjabi menjelaskan, terdapat sejumlah film yang berhasil diproduksi dan mendapatkan tempat di hati penggemarnya yakni Soekarno, Si Manis Jembatan Ancol, Kuntilanak, Mangkujiwo dan Tersanjung. Ke depan, perseroan juga akan memproduksi film bergenre horor sesuai dengan minat dari para penonton di tanah air.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Industri FIlm Masih Cerah di Indonesia

"Kami melihat saat ini genre film horor di Indonesia sangat tinggi antusiasnya. Maka dari itu, perseroan akan mengeluarkan beberapa produksi film horor," kata Amrit.

Sementara itu, Komisaris Utama Multivision Plus, Raam Punjabi melihat prospek industri hiburan terutama perfilman di Indonesia masih cerah. "Industri hiburan terutama film Indonesia punya masa depan yang cerah," kata Raam.

Dengan demikian, Multivision Plus bakal menggenjot produksi filmnya pada tahun depan. Rencananya, rumah produksi milik Raam Punjabi ini merilis sekitar 8-10 film pada tahun depan. 

Ada penambahan jumlah produksi film ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap keseluruhan penjualan. Sebab, perseroan berharap film yang diproduksi Multivision Plus menjadi film box office.

3 dari 4 halaman

IPO Multivision Plus

Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 929.200.000 saham atau 15 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 60 per saham.

Adapun, harga penawaran yang ditawarkan sebesar Rp224 sampai dengan Rp250 per saham. Dengan demikian, calon emiten dengan kode saham RAAM akan meraup dana segar Rp232.300.000.000 atau Rp 232,3 miliar.

Multivision Plus menunjuk PT Sucor Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh perseroan sekitar 81,60 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan, meliputi pembiayaan kegiatan produksi film atau web series atau sinetron dan kegiatan pemasarannya.

Selain itu, sekitar 18,40 persen akan dijadikan setoran modal untuk PT Platinum Sinema (dengan porsi kepemilikan saham 99,99 persen) dengan tujuan penggunaan untuk membangun dan mengoperasikan 1 teater baru di Kebumen yang sudah mendapatkan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Untuk Kegiatan Berusaha (PKKPR) dan Nomor Induk Berusaha (NIB) oleh Pemerintahan Pusat melalui sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (OSS RBA) dan direncanakan untuk beroperasi pada kuartal II 2023. 

Kemudian, 3 teater baru yang masih dalam proses pemerolehan izin PKKPR dan NIB dan direncanakan beroperasi pada tahun 2023 di Banyuwangi, Tabanan, Kualakapuas dan 5 teater baru yang masih dalam proses pemerolehan izin PKKPR dan NIB dan direncanakan beroperasi pada 2024 di Garut, Padang Sidempuan, Bondowoso, Demak, Pangkalan Bun. 

Jadwal Sementara

Masa Penawaran Awal : 11 – 18 April 2023

Perkiraan Tanggal Efektif : 28 April 2023

Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 3– 5 Mei 2023

Perkiraan Tanggal Penjatahan : 5 Mei 2023

Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 8 Mei 2023

Perkiraan Tanggal Pencatatan Pada PT Bursa Efek Indonesia : 9 Mei 2023

 

 

4 dari 4 halaman

OJK Sebut Ada 107 Rencana IPO di BEI Rp 123,83 Triliun

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan perkembangan di pasar modal sepanjang Maret 2023. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 31 Maret 2023 tercatat melemah sebesar 0,55 persen month to date (mtd) di tengah investor non-resident yang membukukan inflow sebesar Rp 4,12 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, secara year to date, IHSG turun 0,66 persen tetapi masih mencatatkan inflow investor non-resident sebesar Rp6,62 triliun.

Sementara, di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,96 persen mtd (2,44 persen ytd) ke level 353,19. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp384,04 miliar secara mtd dan Rp292,02 miliar secara ytd.  

Di pasar SBN, per 30 Maret 2023 non-resident baik secara mtd maupun ytd mencatatkan inflow sebesar Rp11,98 triliun dan sebesar Rp54,11 triliun. Adapun rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd turun sebesar 4,34 bps dan secara ytd menurun sebesar 13,92 bps.

Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 30 Maret 2023 tercatat sebesar Rp502,8 triliun atau menurun 0,64 persen (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net redemption sebesar Rp4,44 triliun (mtd). Secara ytd, NAB reksa dana terkontraksi 0,41 persen dan mencatatkan net redemption sebesar Rp2,86 triliun.

Penghimpunan dana melalui pasar modal melanjutkan pertumbuhan yang baik, hingga 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp54,24 triliun, dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 24 emiten. 

"Di pipeline, masih terdapat 107 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp123,83 triliun," kata Inarno dalam RDK OJK, Senin (3/4/2023).

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 376 penerbit, 145.908 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp817,68 miliar.

"Tren pertumbuhan jumlah investor juga terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,76 juta investor per 30 Maret 2023," tandasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini