Sukses

Bergerak Tak Wajar, Bursa Pelototi Saham KONI

Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) seiring ada kenaikan harga saham KONI di luar kebiasaan.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI). Hal itu menyusul terjadinya peningkatan harga saham KONI di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

“Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham KONI tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/4/2023).

Saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk mencatatkan penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir. KONI ditutup turun 6,06 persen ke posisi 1.355 pada perdagangan Senin, 10 April 2023. Melansir data RTI, harga saham KONI telah turun 22,5 persen dalam sepekan. Dalam satu tahun terakhir, harga saham KONI terkoreksi 34,2 persen.

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham KONI tersebut, perlu kami sampaikan bahwa bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” terang Bursa.

Oleh sebab itu, investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.

Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi. Adapun Informasi terakhir mengenai PT Perdana Bangun Pusaka Tbk yang diumumkan melalui keterbukaan adalah informasi pada 10 April 2023 yang dipublikasikan melalui website Bursa terkait penyampaian laporan keuangan tahunan tahun buku 2022.

Berdasarkan laporan tersebut, Perdana Bangun Pusakadiketahui membukukan pertumbuhan kinerja baik dari sisi pendapatan maupun laba. Pendapatan KONI sepanjang 2022 naik 42,5 persen menjadi Rp 178,58 miliar dari Rp 125,32 miliar pada 2021. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 11,59 miliar, naik 48,52 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 7,8 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

OJK Sebut Ada 107 Rencana IPO di BEI Rp 123,83 Triliun

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan perkembangan di pasar modal sepanjang Maret 2023. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 31 Maret 2023 tercatat melemah sebesar 0,55 persen month to date (mtd) di tengah investor non-resident yang membukukan inflow sebesar Rp 4,12 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, secara year to date, IHSG turun 0,66 persen tetapi masih mencatatkan inflow investor non-resident sebesar Rp6,62 triliun.

Sementara, di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,96 persen mtd (2,44 persen ytd) ke level 353,19. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp384,04 miliar secara mtd dan Rp292,02 miliar secara ytd.  

Di pasar SBN, per 30 Maret 2023 non-resident baik secara mtd maupun ytd mencatatkan inflow sebesar Rp11,98 triliun dan sebesar Rp54,11 triliun. Adapun rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd turun sebesar 4,34 bps dan secara ytd menurun sebesar 13,92 bps.

3 dari 4 halaman

Penghimpunan Dana di Pasar Modal

Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 30 Maret 2023 tercatat sebesar Rp502,8 triliun atau menurun 0,64 persen (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net redemption sebesar Rp4,44 triliun (mtd). Secara ytd, NAB reksa dana terkontraksi 0,41 persen dan mencatatkan net redemption sebesar Rp2,86 triliun.

Penghimpunan dana melalui pasar modal melanjutkan pertumbuhan yang baik, hingga 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp54,24 triliun, dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 24 emiten. 

"Di pipeline, masih terdapat 107 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp123,83 triliun," kata Inarno dalam RDK OJK, Senin (3/4/2023).

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 376 penerbit, 145.908 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp817,68 miliar.

"Tren pertumbuhan jumlah investor juga terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,76 juta investor per 30 Maret 2023," tandasnya.

4 dari 4 halaman

OJK Bidik Investor Pasar Modal Tembus 20 Juta SID pada 2027

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan jumlah investor mencapai 20 juta SID pada 2027. Angka itu naik sekitar dua kali lipat dibandingkan jumlah investor per akhir 2022 sebesar 10,3 juta SID.

"Jumlah investor pasar modal double. Sekarang 10,3 juta, nanti 2027 kita harapkan kita targetkan 20 juta,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, Selasa (31/1/2023).

Bersamaan dengan itu, OJK mematok target kapitalisasi pasar mencapai Rp 15.000 triliun pada 2027 dan andil 70 persen terhadap PDB 2027. Inarno cukup optimistis target tersebut dapat tercapai dibarengi dengan campur tangan seluruh stakeholder pasar modal.

Sementara OJK target perusahaan tercatat termasuk saham atau obligasi dan sukuk sebesar 1.100 perusahaan. Rata-rata nilai transaksi harian diharapkan mencapai Rp 25 triliun dari tahun lalu sekitar Rp 15 triliun. Serta Nilai dana kelolaan industri pengelolaan investasi Rp 1.000 triliun.

Merujuk data PT Kustodian Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal RI sampai dengan akhir tahun lalu mencapai 10,3 juta SID. Angka itu naik 37,68 persen dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebanyak 7,4 juta SID.

Adapun jumlah investor saham dan surat berharga lainnya tercatat sebesar 4,4 juta SID, naik 28,64 persen dibanding 2021 sebanyak 3,4 juta SID. Investor reksa dana tumbuh 40,41 persen menjadi 9,6 juta SID dari 6,8 juta SID pada akhir 2021. Sedangkan jumlah investor surat berharga negara naik 36,05 persen menjadi 831.455 SID dari 611.143 SID.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini