Sukses

Transaksi Contactless di Indonesia Masih Rendah saat Zaman Sudah Serba Sat Set

Visa terus gencarkan kolaborasi bersama mitra perbankan dan merchant untuk memperluas, penerimaan dan penggunaan kartu contactless pertama di Indonesia.

Liputan6.com, Singapura - Perkembangan zaman saat ini bergeser pada mobilitas yang kian cepat. Hal itu terjadi bersamaan dengan adopsi teknologi yang memfasilitasi perubahan tersebut. Salah satunya pemanfaatan teknologi contactless dalam sistem pembayaran, memudahkan pelanggan untuk membeli dan melakukan pembayaran dalam waktu yang singkat. Sayangnya, di Indonesia adopsi teknologi tersebut masih minim.

"Jadi di Indonesia (penetrasinya) 1,3 persen dari kredit dan debit," kata Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman di Kantor Visa Innovation Center, Selasa (14/3/2023).

Sebagai perbandingan, berdasarkan data Visa Consumer Payment Attitudes Study 2021 yang diterbitkan pada 2022, transaksi dengan metode contactless mencapai 70 persen di seluruh dunia, di luar Amerika Serikat. Sedangkan di lebih dari 20 negara, penetrasi transaksi contactless mencapai 90 persen.

"Tap to pay tidak hanya cepat, aman, nyaman, dan inovatif, tetapi juga menjadi fondasi gaya hidup contactless yang semakin digemari dan akan terus ada bahkan pasca pandemi. Visa terus menggencarkan kolaborasi bersama mitra perbankan dan merchant dalam memperluas awareness, penerimaan, dan penggunaan kartu contactless di Indonesia," kata Riko.

Contactless mulai menjadi pilihan utamanya sejak pandemi Covid-19 karena lebih praktis dan higienis. Berdasarkan data Visa Consumer Payment Attitudes Study 2021, 16 persen pengguna kartu contactless pertama kali sejak pandemi. Semenara 75 persen lainnya diketahui mulai tertarik menggunakan.

Dari sektornya, contactless banyak diadopsi oleh pembayaran yang biasanya berpotensi menimbulkan antrian, sementara pada saat yang sama diperlukan penyelesaian transaksi yang cepat.

"Jadi, adopsi contactless biasanya untuk pembayaran yang memerlukan speed agar tidak menimbulkan antrean panjang. Misalnya di supermarket, tempat isi bensin, quick service restaurant, atau coffee shop. Kalau di luar negeri juga termasuk itu farmasi dan toko obat biasanya sudah kita pasang contactless. Harapan kami, ke depannya masyarakat akan semakin merasakan manfaat dan kemudahan kartu kredit berteknologi contactless dan semoga kemudahan ini juga bisa segera dirasakan oleh para pemegang kartu debit di Indonesia,” ujar dia.

Menurut data yang sama, kategori penerapan cashless paling banyak atau sebesar 71 persen untuk pembayaran tagihan, ridesharing dan taksi 69 persen, dan supermarket 53 persen. Kemudian belanja retail 49 persen, serta traveling ke luar negeri 59 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fasilitasi Generasi Muda, Danamon Gandeng Grab Luncurkan Kartu Kredit VISA

Sebelumnya, PT Bank Danamon Tbk (BDMN) bekerjasama dengan Grab untuk meluncurkan produk kartu kredit yang didukung oleh Visa sehingga mendukung gaya hidup generasi muda.

Melalui kerja sama ini, Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Yasushi Itagaki mengatakan, Perseroan berusaha untuk memberikan solusi keuangan yang mendukung pelanggan untuk mengambil kendali. Serta membuat keputusan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

"Inilah sebabnya kami telah bekerja sama dengan Grab Indonesia ini sebagai mitra,” ujar Yasushi dalam Peluncuran Kartu Kredit Danamon Grab, Selasa (2/11/2021).

Sebagai salah satu pemain terbesar di industri teknologi Asia Tenggara, dan dengan jutaan pengguna di Indonesia, Grab dinilai sebagai representasi sempurna dari apa yang disukai sebagian besar nasabah Bank Danamon. Utamanya bagi nasabah generasi muda yang dinamis dan melek digital.

"Kemitraan dengan Grab Indonesia memungkinkan kami untuk memenuhi tuntutan gaya hidup milenial dan GenZ. Danamon percaya pada semangat kolaborasi yang membuat kami menjangkau semua segmen dengan proposisi nilai yang unik. Kami ingin segmen-segmen ini menjadi diri mereka yang otentik,” kata Yasushi.

Dalam kesempatan yang sama, Country Managing Director of Grab Indonesia, Neneng Goenadi memandang kolaborasi ini merupakan hasil dari kreativitas dan inovasi, baik dari Danamon maupun Grab.

“Kreativitas, inovasi serta semangat dari Danamon, itu yang memotivasi kami untuk melakukan kolaborasi ini. kami percaya Danamon adalah Mitra yang tepat bagi kami karena Danamon selalu mengutamakan kebutuhan dan memberikan layanan yang terbaik bagi nasabahnya,” kata dia.

Dengan misi Grab for Good, Neneng mengatakan, Grab senantiasa berinovasi untuk menghadirkan layanan yang dapat menjawab semua kebutuhan generasi, termasuk generasi milenial dan GenZ. Generasi ini memiliki keinginan untuk menjalani hidup secara otentik, memiliki kebebasan untuk memilih tujuan, serta mempunyai ambisi sendiri.

Sebagai super app yang memiliki open ekosistem dan terus berinovasi, Grab terus menghadirkan produk finansial baru untuk bisa memudahkan dan memberikan pilihan metode pembayaran bagi konsumen generasi milenial dan GenZ.

“Saya berharap kolaborasi-kolaborasi lainnya di masa depan dan kami akan terus memberikan solusi untuk generasi milenial,” ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Menuju Cashless Society

Sementara, melalui kampanye #BisalahJadiDiriGue, President Director, PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman berharap kerja sama ini dapat menjadi awal untuk kerja sama lainnya pada masa mendatang.

"Kami dari Visa telah menghubungkan konsumen bisnis, bank, government di lebih dari 200 negara di seluruh dunia, dan lebih dari 70 juta merchant di seluruh dunia. Di mana Visa sediakan jaringan pembayaran untuk klien-klien kami,” bebernya.

Riko menjelaskan, Visa juga mempunyai pandangan yang sama dengan bank Danamon dan juga Grab dalam mendukung millennial and gen Z dalam melakukan pembayaran berbasis digital, atau contactless.

“Dengan ini mudah-mudahan akan mendukung program pemerintah untuk menuju ke cashless society,” kata dia.

Di sisi lain, Riko mengatakan, contactless transaction telah menjadi trend di banyak negara. Sehingga dengan kerja sama ini diharapkan dapat mengatasi ketertinggalan Indonesia dalam implementasi cashless society. 

Indonesia tercatat memiliki lebih dari 144 juta generasi muda atau yang dikenal sebagai Generasi Millennials dan Generasi Z. Generasi ini juga dikenal dengan generasi usia paling produktif yang sepenuhnya hidup di era digital.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.