Sukses

Bursa Saham Asia Lesu Imbas Investor Khawatir Pertumbuhan Ekonomi

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 12 Oktober 2022 mengikuti wall street.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada Rabu (12/10/2022) di tengah kekhawatiran atas ekonomi global dan menjelang keputusan suku bunga Bank of Korea. Investor juga menunggu data inflasi dari Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis akhir pekan ini.

Indeks Nikkei 225 di Jepang lebih rendah sekitar 0,2 persen sedangkan Topix kehilangan 0,15 persen. Di Australia, S&P/ASX 200 datar.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang sedikit berubah. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,23 persen dan Kosdaq turun 0,33 persen.

Bank sentral Korea Selatan diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 3 persen pada hari Rabu, menurut jajak pendapat Reuters. Won Korea terakhir berpindah tangan pada 1.432,30 per dolar.

Yen Jepang melemah melewati level di mana otoritas sebelumnya melakukan intervensi untuk menandai tertinggi baru 24 tahun di perdagangan pagi Asia.

Dolar AS dibeli sebanyak 146,22 yen pada satu titik, tetapi kemudian mundur ke 146,08. Pejabat di Jepang melakukan intervensi di pasar valuta asing pada September ketika yen mencapai 145,9.

Kepala investasi di Munro Partners, Nick Griffin, sangat optimis pada satu saham, dia mengatakan itu adalah taruhan yang lebih baik daripada obligasi AS.

"Ini lebih murah daripada Departemen Keuangan AS. Itu tumbuh lebih cepat daripada Departemen Keuangan AS, dan mungkin memiliki neraca yang lebih baik daripada Departemen Keuangan AS. Jadi dari sudut pandang kami, ini adalah tempat yang cukup aman untuk (menempatkan) uang tunai,” katanya, dikutip dari CNBC, Rabu (!2/10/2022).

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global

Obligasi AS jangka pendek telah melonjak popularitasnya di kalangan investor akhir-akhir ini karena imbal hasil meningkat.

Sementara itu, Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan AS berhasil dengan sangat baik di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Meskipun ekonomi AS telah melambat setelah pemulihan yang kuat, laporan pekerjaan menunjukkan ekonomi yang tangguh.

Dia juga mengakui bahwa inflasi terlalu tinggi dan menurunkannya adalah prioritas bagi pemerintahan Biden, dan menekankan pentingnya menjaga pasar tenaga kerja yang sehat saat melakukannya.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk tahun depan menjadi 2,7 persen.

Prediksi tersebut 0,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Juli, dan menunjukkan bahwa 2023 akan terasa seperti resesi bagi jutaan orang di seluruh dunia.

3 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia pada 11 Oktober 2022

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Selasa, 11 Oktober 2022. Sementara itu, indeks Taiwan melemah 4,3 persen ke posisi 13.106,03 setelah libur.  Pergerakan bursa saham Asia pada Selasa pekan ini dibayangi investor yang mempertimbangkan dampak peraturan baru Amerika Serikat terhadap produsen chip/

Usai libur, bursa saham Jepang dan Korea Selatan tertekan. Indeks Jepang Nikkei turun 2,64 persen ke posisi 26.401,25. Indeks Topix tergelincir 1,86 persen ke posisi 1.817,24. Di Korea Selatan, indeks Kospi melemah 1,83 persen ke posisi 2.192,07. Indeks Kosdaq anjlok 4,15 persen ke posisi 669,50.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng merosot dua persen dan indeks Hang Seng teknologi terpangkas 3,16 persen. Di Australia, indeks ASX 200 susut 0,34 persen ke posisi 6.645.

Bursa saham China menguat. Indeks Shanghai naik 0,19 persen dan indeks Shenzhen bertambah 0,529 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 2 persen.

“Saham terus dijual karena dampak kebijakan moneter yang lebih ketat menakuti investor,” tulis Analis ANZ Research dikutip dari CNBC.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 11 Oktober 2022

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Selasa, 11 Oktober 2022 seiring investor melihat ke depan data inflasi yang keluar akhir pekan ini. Data inflasi AS memberikan informasi terbaru kepada the Federal Reserve tentang keadaan ekonomi AS.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah ke posisi 3.588,84 setelah menguat dari level terendah pada awal sesi perdagangan. Indeks Nasdaq susut 1,1 persen ke posisi 10.426,19, dan mencatat penutupan terendah sejak Juli 2022. Koreksi pada perdagangan Selasa pekan ini mendorong pelemahan selama lima hari berturut-turut untuk indeks acuan tersebut.

Sementara itu, indeks Dow Jones menguat 36,31 poin atau 0,12 persen ke posisi 29.239,19. Lonjakan indeks acuan tersebut didorong saham Amgen dan Walgreens Boots Alliance.

Harga obligasi juga turun dan imbal hasil treasury 10 tahun mendekati posisi empat persen. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 5,8 basis poin menjadi 3,943 persen pada penutupan pasar. Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga.

Saham turun dari level tertinggi pada Selasa pekan ini, dan imbal hasil obligasi naik ketika Bank of England mengatakan intervensi pasar akan segera berakhir, dan dana pensiun hanya memiliki tiga hari untuk menyeimbangkan kembali posisi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.