Sukses

Rights Issue, Bank Ganesha Bakal Terbitkan 7,5 Miliar Saham

Bank Ganesha (BGTG) akan memakai dana rights issue untuk memperkuat struktur permodalan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) akan melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) II atau rights issue. Bank Ganesha berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Senin (22/8/20220), jumlah saham yang diterbitkan tersebut 45,53 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan, dengan harga yang akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam prospektus rights issue.

Pengajuan pelaksanaan pendaftaran penambahan modal tersebut dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari RUPSLB, yang akan diselenggarakan pada 26 September 2022. 

"Dengan demikian, sesuai ketentuan yang berlaku, pelaksanaan PMHMETD II paling lambat 12 bulan setelah tanggal persetujuan RUPSLB, dengan memperhatikan peraturan perundangan pembatasan jangka waktu pemenuhan modal inti minimum bank yang berlaku," tulis Perseroan, ditulis Senin (22/8/2022).

Bank Ganesha akan memakai dana rights issue untuk memperkuat struktur permodalan yang akan digunakan Perseroan untuk modal kerja dalam rangka pengembangan usaha Perseroan melalui pemberian kredit, termasuk pemberian kredit dengan layanan digital.

Selanjutnya, bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETDnya akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 31,29 persen dari prosentase kepemilikan saham dalam Perseroan.

Pada perdagangan Senin siang, 22 Agustus 2022, saham BGTG melemah 5,56 persen ke Rp 119 per saham. Saham BGTG dibuka naik satu poin ke posisi Rp 127 per saham. Saham BGTG berada di level tertinggi Rp 127 dan terendah Rp 118 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.335 kali dengan volume perdagangan 239.519. Nilai transaksi Rp 2,9 miliar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Rights Issue I

Sebelumnya, PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) I atau rights issue.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Ganesha Tbk akan rights issue dengan melepas 5,58 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu 33,33 persen dari modal ditempatkan dan disetor Bank Ganeshasetelah rights issue.

Harga rights issue yang ditetapkan Rp 200 per saham. Dengan demikian, total dana yang diperoleh dari rights issue sebesar Rp 1,11 triliun.

Dalam rights issue ini, setiap pemegang dua saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada penutupan perdagangan saham perseroan di BEI pada 24 Februari 2022 berhak atas satu HMETD.

 

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

Dana Rights Issue I

PT Equity Development Investment Tbk selaku pemegang saham utama dan pengendali perseroan dengan kepemilikan 29,86 persen akan melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya sebanyak 1,66 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 200 per saham. Dengan demikian, nilai eksekusi rights issue itu Rp 333,64 miliar.

PT Equity Development Investment Tbk pun akan mengambil sisa saham yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham lain sebesar 3,33 miliar dengan nilai nominal Rp 666,35 miliar.

“Sehubungan dengan hal tersebut PT Equity Development Investment Tbk telah melakukan penyetoran pada rekening khusus perseroan pada 24 Desember 2021 sebesar Rp 1 triliun,” tulis perseroan dalam prospektus.

Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam rights issue ini akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi maksimal 33,33 persen.

Perseroan akan memakai dana rights issue untuk memperkuat struktur permodalan  dalam rangka pemenuhan modal inti minimum.

4 dari 5 halaman

Restock Kantongi Kredit Chanelling dari Bank Ganesha

Sebelumnya, Restock.id, perusahaan peer to peer (P2P) lending berkolaborasi dengan PT Bank Ganesha Tbk. Kolaborasi ini dalam penggunaan pembiayaan produktif dan multiguna serta untuk penerusan pemberian fasilitas kredit pinjaman kepada para UMKM.

Chief of Risk Officer Restock.id M Audi Vialdo menjelaskan, pandemi Covid-19 yang sudah mulai mereda di tahun ini berimbas pada daya jual yang sudah mulai tinggi untuk UMKM, begitu juga daya beli dari konsumen.

"Kanal penjualan pun semakin banyak dan tidak hanya berpusat di ranah daring (online) seperti 2 tahun belakangan. Dan Restock.id siap memfasilitasi borrowers yang sudah siap ekspansi untuk bertumbuh dan berkembang," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (8/7/2022). 

Kepala Divisi Consumer and Fintech Channel Bank Ganesha Octavian menambahkan, skema channelling Bank Ganesha dengan fintech lending diharapkan dapat membantu ekspansi Bank Ganesha dalam menjangkau penyaluran kredit kepada UMKM di Indonesia.

"Terutama dengan Restock.id yang memiliki fokus industri yang unik yaitu industri kreatif dan retail fashion berbasis digital, ujar Octavian.

Kerja sama antara Restock.id dan Bank Ganesha bertujuan untuk memajukan sektor pembiayaan segmen UMKM dengan penyaluran pembiayaan usaha berupa inventory financing kepada UMKM dengan fasilitas kredit sampai dengan Rp 25 miliar.

 

 

5 dari 5 halaman

Lanjut dengan Bank Lain

Untuk selanjutnya, Restock.id juga sedang memulai kerja sama dengan bank-bank lain dan lender institusi lainnya.

“Kerja sama dengan Bank Ganesha diharapkan dapat membantu UMKM di masa pandemi. Juga, Bank Ganesha diharapkan lebih membantu Restock.id untuk semakin meningkatkan kredibilitas UMKM di Indonesia," lanjut Audi.

Sejak berdiri di tahun 2019, peer to peer (P2P) lending Restock.id telah sukses menjadi solusi bagi UMKM yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan usahanya.

Solusi tersebut mulai dari pembiayaan produksi barang dengan collateral stock atau inventory financing; aset produk atau inventori usaha dijadikan sebagai jaminan untuk mendapatkan pembiayaan dari pemberi dana, hingga membantu pergudangan beserta dengan sistem fulfillment-nya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.