Sukses

Jurus Sido Muncul Hadapi Tekanan Rupiah

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk menyatakan, rupiah melemah berdampak terhadap kenaikan harga bahan baku.

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat melemah dan tembus 15.015 turut pengaruhi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup 14.999 pada perdagangan Jumat, 15 Juli 2022. Selama sepekan, rupiah melemah tipis 0,12 persen ke posisi 14.999 pada 15 Juli 2022 dari posisi 8 Juli 2022 sebesar 14.981 per dolar AS, demikian mengutip data Bank Indonesia (BI).

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk menyatakan, rupiah melemah berdampak terhadap kenaikan harga bahan baku terutama bahan baku yang berkaitan dengan dolar Amerika Serikat dan juga bahan kemasan yang kenaikan harga pokok penjualan.

Melihat hal itu,  Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, David Hidayat menuturkan, kenaikan harga jual harus dilakukan meski secara bertahap. Selain rupiah, inflasi juga turut berdampak terhadap kinerja perseroan.

"Inflasi ini menurunkan daya beli masyarakat, mereka memiliki preferensi konsumsi. Kebetulan setelah pandemi masyarakat juga telah memiliki kesadaran terhadap kesehatan, jadi mereka masih membeli produk kesehatan meskipun tidak sebanyak sebelumnya,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (17/7/2022).

David menilai, dampak inflasi ini memang harus diantisipasi dan mencari terobosan baru untuk mempertahankan kinerja keuangan perseroan. David pun berharap kinerja keuangan semester I 2022 masih cukup bagus meski tidak dapat dibandingkan dengan lonjakan permintaan akibat COVID-19 pada Juni 2021.

Seiring rupiah melemah terhadap dolar AS itu, David menuturkan, perseroan menggenjot penjualan ekspor yang telah menjadi pilar pertumbuhan Sido Muncul. "Selain itu, efisiensi terutama di operasi terus kami lakukan,” ujar dia.

Terkait realisasi belanja modal, David mengatakan, masih sesuai jalur. Hingga Juni 2022, belanja modal masih belum melewati 50 persen dari jumlah yang dianggarkan. Sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk siapkan belanja modal Rp 210 miliar pada 2022.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kinerja Kuartal I 2022

Sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih sepanjang kuartal I 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (23/4/2022), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk membukukan penjualan Rp 880,49 miliar pada kuartal I 2022. Penjualan itu tumbuh 10,97 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 793,41 miliar.

Beban pokok penjualan tercatat Rp 398,67 miliar selama tiga bulan pertama 2022, atau tumbuh 15,39 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 345,47 miliar. Dengan demikian, laba bruto naik 7,56 persen menjadi Rp 481,82 miliar pada kuartal I 2022 dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 447,93 miliar.

Perseroan mencatat beban penjualan dan pemasaran turun menjadi Rp 82,61 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 87,71 miliar. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 45,06 miliar hingga kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 42.58 miliar. Beban lain-lain naik menjadi Rp 1,85 miliar selama kuartal I 2022 dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 234 juta.

Perseroan mencatat laba usaha naik 10,56 persen menjadi Rp 367,11 miliar selama kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 332,04 miliar.

Dengan demikian, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 295,03 miliar hingga kuartal I 2022.

Laba tersebut tumbuh 9,66 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 269,04 miliar. Perseroan mencatat laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 9,83 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 90,4.

3 dari 5 halaman

Total Aset

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatat ekuitas Rp 3,08 triliun pada kuartal I 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 3,4 triliun. Total liabilitas tercatat Rp 1,19 triliun pada kuartal I 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 597,7 miliar.

Total aset tercatat Rp 4,28 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 4,06 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,25 triliun pada 31 Maret 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 1,08 triliun.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 22 April 2022, saham SIDO naik 0,54 persen ke posisi Rp 935 per saham. Saham SIDO dibuka stagnan Rp 930 per saham. Saham SIDO berada di level tertinggi Rp 940 dan terendah Rp 925 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.920 kali dengan volume perdagangan 220.362 saham. Nilai transaksi Rp 20,6 miliar.

Sepanjang 2022, saham SIDO menguat 8,09 persen ke posisi Rp 935 per saham. Saham SIDO berada di level tertinggi Rp 1.070 dan terendah Rp 865 per saham. Total volume perdagangan 3,26 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 3,1 triliun. Total frekuensi perdagangan 473.006 kali.

4 dari 5 halaman

Kinerja 2021

Sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)  membukukan kinerja positif sepanjang 2021. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 7 Februari 2022, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatat penjualan Rp 4,02 triliun sepanjang 2021. Penjualan itu tumbuh 20,55 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,33 triliun.

Beban pokok penjualan tercatat Rp 1,73 triliun hingga 2021 atau naik 15,92 persen pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,49 triliun. Dengan demikian, laba bruto tercatat Rp 2,28 triliun pada 2021. Laba bruto naik 24,32 persen dari periode 2020 sebesar Rp 1,83 triliun.

Perseroan membukukan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 556,44 miliar hingga 2021. Beban penjualan dan pemasaran itu naik dari periode sama tahun sebelumnya Rp 492,33 miliar.

Sementara itu, beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 169,56 miliar hingga 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 200,65 miliar. Beban lain-lain naik menjadi Rp 4,89 miliar hingga 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 4,32 miliar. Pendapatan lain-lain naik menjadi Rp 21,56 miliar hingga 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,56 miliar.

 

 

5 dari 5 halaman

Selanjutnya

Dengan demikian, laba usaha naik 36,98 persen dari Rp 1,15 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,57 triliun pada 2021. Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,26 triliun pada 2021, tumbuh 34,99 persen dari periode 2020. Pada 2020, Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 934,01 miliar.

PT Industri Farmasi dan Sido Muncul Tbk mencatat laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 42,3 pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 31,4.

Total liabilitas perseroan tercatat Rp 597,78 miliar pada 2021 atau susut 4,77 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 627,77 miliar. Total ekuitas perseroan naik 7,74 persen dari Rp 3,22 triliun pada 2020 menjadi Rp 3,47 triliun pada 2021.

Total aset naik 5,7 persen menjadi Rp 4,06 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,84 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas tercatat Rp 1,08 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,03 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.