Sukses

Pangkas Biaya Operasional, Perusahaan Afiliasi SSIA Ini Buka Peluang Merger

Direktur Utama PT Surya Semesta Internusa Tbk, Johannes Suriadjaja perkirakan Travelio dapat cetak laba pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Travelio, perusahaan afiliasi PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membuka kemungkinan perusahaan melakukan aksi korporasi berupa merger.

Direktur Utama PT Surya Semesta Internusa Tbk, Johannes Suriadjaja mengatakan, aksi tersebut dimaksudkan untuk mengelola biaya perseroan agar dapat membukukan keuntungan ke depan.

Johannes mengakui, Travelio saat ini belum mendulang laba. Hal itu lantaran biaya pengeluaran untuk sejumlah post masih tinggi. Seperti untuk manajemen perusahaan, mengingat Travelio tidak dikelola oleh masing-masing pemilik properti, melainkan ada manajemen sendiri yang mengelola mulai dari marketing hingga maintenance.

"Kita sedang mempelajari potential merger. Kalau bisa dikombinasikan dengan salah satu hotel grup, ini jadi lebih efisien operasinya. Untuk owner maupun Travelio, sharing cost jadi signifikan. Makanya kita masih terbuka untuk pertumbuhan organik maupun anorganik,” kata Johannes, ditulis Minggu (10/7/2022).

Diperkirakan, Travelio bisa mencetak laba pada akhir 2023. Dengan catatan, semua biaya operasional bisa dikelola seefisien mungkin. Travelio diluncurkan oleh perseroan melalu entitas anak PT Horizon Internusa Persada (HIP) pada 2015. Seiring masuknya investor baru, perseroan kini memiliki sekitar 25 persen kepemilikan Travelio.

"Sekarag kita memiliki sekitar 25 persen di Travelio. Valuasi terakhir di atas USD 100 juta, sekitar Rp 1,5 triliun," ujar dia.

Saat ini Travelio tersebar di 10 kota di Indonesia. Hingga semester I 2022, Travelio memiliki 9.212 apartemen dan 1.077 hunian (houses). Target sampai akhir tahun meningkat 1,7 kali menjadi 13.520 apartemen dan houses empat kali lipat dari saat ini menjadi 4.395 houses.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kontrak Baru Surya Semesta Internusa

Sebelumnya, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) optimistis bisa mewujudkan target kontrak baru hingga akhir 2022, bahkan melampauinya. Hingga paruh pertama 2022 saja, perseroan mengantongi kontrak baru Rp 1,6 triliun.

Head of Investor Relations & Corporate Communications PT Surya Semesta Internusa Tbk, Erlin Budiman mengatakan, raihan itu telah melampaui setengah dari target hingga akhir tahun.

"Enam bulan pertama, perseroan sudah meraih Rp 1,6 triliun kontrak baru. Jadi kalau kita lihat target Rp 1,9 sampai akhir tahun, achievement-nya sudah lebih dari 50 persen. Kami optimis target ini tercapai sampai akhir tahun,” ujar Erlin dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu, 9 Juli 2022.

Adapun raihan kontrak baru pada semester I 2022 tercatat lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,07 triliun.

Pada 2022, perseroan memang menenangkan target yang konservatif, mempertimbangkan perkembangan pandemi covid-19 dan percepatan ekonomi. Sehingga secara full year, target kontrak baru tahun ini lebih rendah 29 persen dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 2,68 triliun.

 

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

Sementara dari sisi pendapatan, perseroan optimistis akan lebih tinggi dibanding tahun lalu. Yakni naik 14 persen menjadi Rp 1,3 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 1,67 triliun. Keyakinan itu tercermin dari pendapatan pada kuartal I tahun ini yang tercatat lebih tinggi mencapai Rp 630 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 342 miliar.

"Sampai akhir tahun revenue perseroan akan mengalami peningkatan 14 persen dari tahun sebelumnya. Kalau pencapaian di kuartal i sudah double dari tahun sebelumnya,” imbuh Erlin.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 8 Juli 2022, saham SSIA naik 1,08 persen ke posisi Rp 376 per saham. Saham SSIA dibuka naik dua poin ke posisi Rp 374 per saham.

Saham SSIA berada di level tertinggi Rp 378 dan terendah Rp 368 per saham. Total frekuensi perdagangan 126 kali dengan volume perdagangan 18.711 saham. Nilai transaksi Rp 698,1 juta.

4 dari 4 halaman

Surya Semesta Internusa Kantongi Rp 562 Miliar dari Divestasi Saham Dua Perusahaan

Sebelumnya, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melepas kepemilikan sahamnya di PT SLP Surya Ticon Internusa (SLPSTI) dan PT Surya Internusa Timur (SIT) kepada Frasers Property Thailand Pte Ltd pada Senin, 6 Juni 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), fRASEditulis Selasa (7/6/2022), PT Surya Internusa Semesta Tbk melepas 23.200.000 saham perseroan di PT SLP Surya Token Internusa dengan nilai nominal Rp 301,60 miliar. Selain itu, perseroan juga melepas 1.200.000.000 saham SIT dengan nilai  nominal Rp 120 miliar.

Adapun nilai transaksi penjualan saham dalam SLPSTI sebesar Rp 430,58 miliar dan penjualan saham dalam SIT Rp 131,59 miliar. Dengan demikian, perseroan meraup dana Rp 562,09 miliar dari penjualan saham dalam SLPSTI dan SIT.

“Dengan divestasi ini, perseroan tidak memiliki penyertaan saham lagi di kedua perusahaan tersebut (SLPSTI dan SIT), dan sebagai gantinya mendapatkan tambahan dana dari hasil penjualan saham,” tulis manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.

Manajemen PT Surya Internusa Semesta Tbk menyatakan transaksi penjualan saham tersebut bukan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha dan bukan merupakan suatu transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.

"Tidak terdapat hubungan afiliasi antara perseroan dengan Frasers Property Thailand (Indonesia) Pte Ltd,” tulis perseroan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.