Sukses

Sektor Pariwisata Menggeliat, Anak Usaha Erajaya Mejeng di Formula E Jakarta 2022

Selain Erafon, terdapat 29 perusahaan lain yang bergabung sebagai sponsor Formula E Jakarta 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Panitia penyelenggara Formula E Jakarta 2022 mengumumkan sederet perusahaan swasta yang bergabung menjadi sponsor.

Salah satu sponsor itu adalah PT Erafone Artha Retailindo atau Erafone, anak perusahaan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Manajemen Erajaya Digital menyampaikan, bergabungnya Erafon sebagai sponsor Formula E Jakarta 2022 sejalan dengan pemulihan ekonomi utamanya di sektor pariwisata. Perusahaan melihat peluang ekonomis dari kegiatan ini.

"Dengan diselenggarakan ajang balap mobil listrik Federation Internationale de l’Automobile (FIA) Formula E Jakarta E-Prix pada 4 Juni 2022 dan HUT DKI Jakarta pada tanggal 22 Juni mendatang, kami melihat potensi titik balik Indonesia yang sedang memasuki fase memulihkan perekonomian melalui sektor pariwisata,” ujar Manajemen Erajaya Digital kepada Liputan6.com, Kamis (2/6/2022).

Sebelumnya, manajemen juga mencermati potensi serupa yang terjadi pada gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Mandalika Maret lalu.

Tidak hanya itu, aspek keberlanjutan lingkungan yang diusung juga bisa dijadikan contoh dalam mendorong penggunaan energi terbaru, yang diharapkan dapat terimplementasi dalam berbagai sisi kehidupan, selain otomotif.

"Erajaya Digital, melalui brand Erafone, berbangga hati dapat menjadi salah satu pendukung ajang ini. Hal ini, merupakan bagian dari upaya kami dalam mendukung upaya besar pemerintah untuk menggerakkan kembali perekonomian Indonesia serta berpartisipasi dalam mewujudkan mimpi masyarakat untuk menghadirkan event bertaraf Internasional di Indonesia,” pungkas manajemen.

Selain Erafon, terdapat 29 perusahaan lain yang bergabung sebagai sponsor Formula E Jakarta 2022.  30 perusahaan tersebut merupakan pihak swasta, baik dari dalam maupun luar negeri.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Buyback Saham, Erajaya Siapkan Rp 319 Miliar

Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) akan membeli kembali (buyback) saham selama tiga bulan terhitung mulai 20 Mei-19 Agustus 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/5/2022), PT Erajaya Swasembada Tbk siapkan dana sebanyak-banyaknya Rp 319 miliar untuk buyback saham.

Perseroan menyatakan buyback saham yang dilakukan sesuai dengan SEOJK Nomor 3/SEOJK.04/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor. Hal ini dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor perseroan.

Biaya buyback Rp 319 miliar akan berasal dari kas internal perseroan, dan tidak termasuk biaya pembelian kembali saham, komisi pedagang perantara serta biaya lain berkaitan dengan buyback saham.

"Pembelian saham kembali perseroan akan dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh direksi perseroan, sesuai dengan regulasi yang berlaku,” tulis perseroan.

Dalam rangka pelaksanaan buyback tersebut, perseroan telah menunjuk PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia untuk buyback saham pada 20 Mei-19 Agustus 2022. Pembelian kembali saham dilakukan melalui perdagangan di BEI.

 

 

3 dari 5 halaman

Buyback Saham

Adapun buyback saham dilakukan dengan merujuk kondisi perdagangan saham di BEI sejak awal 2020 sampai dengan ditetapkannya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mengalami tekanan yang signifikan yang diindikasikan dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 18,46 persen. Selain itu, kondisi perekonomian regional dan global yang mengalami tekanan dan pelambatan antara lain disebabkan wabah COVID-19.

Perseroan meyakini buyback saham tidak mempengaruhi kondisi keuangan perseroan karena sampai dengan saat ini, perseroan mempunyai modal yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.

Setelah berakhirnya periode pembelian kembali saham, perseroan dapat mengalihkan atas saham hasil pembelian kembali dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama POJK Nomor 2/POJK.04/2013.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 20 Mei 2022, saham ERAA menguat 2,23 persen ke posisi Rp 505 per saham. Saham ERAA dibuka stagnan di posisi Rp 494 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.690 kali dengan volume perdagangan 536.716. Nilai transaksi Rp 26,9 miliar.

4 dari 5 halaman

Kinerja 2021

Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatat kinerja positif sepanjang 2021. Hal ini ditunjukkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih selama 2021.

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,01 triliun. Laba tersebut tumbuh 65,4 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 612 miliar.

Pertumbuhan laba bersih tersebut tersebut ditopang dari penjualan selama 2021. Penjualan naik 27,4 persen menjadi Rp 43,5 triliun jika dibandingkan 2020 sebesar Rp 34,1 triliun.

Pertumbuhan penjualan tersebut disumbangkan dari penjualan telepon seluler dan tablet mencapai 79 persen pada 2021, realisasi ini meningkat dari posisi 2020 sebesar 76,3 persen. Kemudian diikuti penjualan aksesoris dan lainnya mencapai 8,5 persen pada 2021. Kontribusi penjualan aksesoris ini juga naik dari posisi 2020 sebesar 7,4 persen.

Sementara itu, kontribusi penjualan voucher merosot dari 11,7 persen pada 2020 menjadi 8 persen pada 2021. Selain itu, penjualan komputer dan alat elektronik lainnya susut menjadi 4,4 persen pada 2021 dari periode 2020 sebesar 4,5 persen. Demikian mengutip dari presentasi perseroan, Kamis (19/5/2022).

Beban pokok penjualan tumbuh 25,91 persen dari Rp 30,70 triliun pada 2020 menjadi Rp 38,66 triliun. Perseroan mencatat laba bruto Rp 4,80 triliun pada 2021.

 

5 dari 5 halaman

Laba dan Aset

Laba bruto Erajaya Swasembada naik 40,93 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,41 triliun. Perseroan membukukan pertumbuhan margin kotor dari 10 persen pada 2020 menjadi 11,1 persen pada 2021.

Perseroan membukukan beban penjualan dan distribusi naik 46,35 persen menjadi Rp 2,15 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,47 triliun. Beban umum dan administrasi bertambah 7,8 persen menjadi Rp 1,16 triliun pada 2021 dari 2020 sebesar Rp 1,07 triliun.

Perseroan pun meraih laba usaha Rp 1,65 triliun sepanjang 2021. Laba usaha tersebut tumbuh 50,40 persen dari periode 2020 sebesar Rp 1,10 triliun. Dengan melihat kondisi itu, perseroan meraih laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 64 pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 38.

Total ekuitas naik 13,61 persen menjadi Rp 6,46 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 5,68 triliun. Total liabilitas perseroan merosot 11,10 persen menjadi Rp 4,90 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,52 triliun. Aset naik 1,43 persen menjadi Rp 11,37 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,21 triliun.  

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.