Sukses

Trivia Saham: Mengenal Pepatah Sell in May and Go Away

Di pasar keuangan ada pepatah Sell in May and Go Away, berikut ulasan singkatnya.

Liputan6.com, Jakarta - Di pasar saham ada istilah Sell in May and Go Away. Pepatah ini terkenal di pasar keuangan seiring dilihat sejarah, kinerja saham cenderung kurang baik selama enam bulan dari Mei hingga Oktober.

Mengutip laman investopedia, Minggu (8/5/2022), pola historis ini dipopulerkan oleh stock trader's yang menemukan berinvestasi di saham yang direprentasikan oleh Dow Jones Industrial Average dari November hingga April dan beralih ke pendapatan tetap enam bulan berikutnya akan "hasilkan pengembalian imbal hasil yang andal dengan mengurangi risiko sejak 1950".

Perbedaan tersebut tetap menonjol dalam beberapa tahun terakhir dengan indeks S&P 500 memperoleh pertumbuhan kinerja rata-rata sekitar 2 persen dari Mei-Oktober sejak 1990 dibandingkan rata-rata kinerja sekitar 7 persen, berdasarkan Fidelity Investments.

Sementara itu, berdasarkan makalah akademis yang survei pasar saham di luar Amerika Serikat (AS) menemukan pola yang sama, menyebut tren divergensi musiman "sangat kuat".

Sementara itu, mengutip the balance, pengertian sell in may and go away seperti Anda keluar dari pasar saham pada Mei, dan menunggu semua keluar selama musim panas dan awal musim gugur, kemudian membeli kembali saham pada November.

Adapun faktor musiman dalam arus investasi dapat bertahan sebagai akibat dari rilis kinerja keuangan dan bonus akhir tahun dengan tenggat waktu pengajuan pajak penghasilan pada pertengahan April yang mungkin dapat berkontribusi.

Apapun pertimbangan fundamental yang mungkin dimainkan, pola historisnya lebih menonjol sebagai akibat dari runtuhnya pasar saham pada Oktober 1987 dan 2008.

Mengutip investopedia, satu-satunya kelemahan pola historis adalah pola tersebut tidak dapat prediksi masa depan dengan andal. Hal itu terutama berlaku untuk pola sejarah yang terkenal.

Jika cukup banyak pihak yang diyakinkan dengan pola sell in May and go away, pada kenyataannya pola itu akan mulai menghilang. Penjual akan mencoba jual pada April, dan saling menawar satu sama lain untuk kembali beli saham jelang Oktober.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kadang Pola Sell in May and Go Away Meleset

Kecenderungan rata-rata musiman juga menyembunyikan fluktuasi yang besar dari tahun ke tahun tentunya. Pada tahun tertentu, pengaruh musim dibanjiri oleh berbagai pertimbangan lain yang seringkali lebih mendesak.

Aksi jual pada Mei itu akan membuat siapa pun mengikuti pepatah itu tidak baik pada 2020 karena indeks S&P 500 merosot 34 persen selama lima minggu pada Februari dan Maret saat pandemi COVID-19 melanda. Kemudian kinerja kembali tumbuh 12,4 persen dari Mei hingga Oktober.

Faktanya, berdasarkan LPL Research, dalam dekade hingga musim panes, rata-rata kinerja tumbuh hanya 3,8 persen tanpa penurunan signifikan sejak 2011.Sell ini May and Go Away juga melenceng pada awal 2022 dengan indeks S&P 500 turun 8,8 persen pada April dan 13,3 persen sejak awal tahun.

3 dari 4 halaman

Trivia Saham: Melihat Ciri-Ciri Saham Gorengan

Investasi di pasar modal menunjukkan peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari jumlah investor yang bertambah. Jumlah investor pasar modal mencapai 8,39 juta hingga Maret 2022 dari periode 2021 sebesar 7,48 juta.

Jumlah investor pasar modal tersebut naik 12,13 persen. Dari jumlah investor pasar modal, investor pria masih mendominasi yang mencapai 62,89 persen hingga Maret 2022. Sedangkan perempuan mencapai 37,11 persen.

Adapun jumlah investor di bawah usia 30 tahun paling dominan. Tercatat jumlah investor di bawah usia 30 tahun mencapai 60,18 persen. Disusul usia 31-40 tahun mencapai 21,61 persen, dan usia 41-50 tahun mencapai 10,39 persen.

Bagi Anda yang investor baru mungkin akan sering menemui istilah dan kata yang jarang didengar. Meski demikian, ada kata yang sering diucapkan oleh pelaku pasar modal yaitu saham gorengan. Ingin tahu apa ciri-ciri saham gorengan?

Berikut ulasannya dikutip dari Instagram resmi BCA Sekuritas @bca_sekuritas, Senin (25/4/2022), saham gorengan adalah saham yang diibaratkan jajanan gorengan dengan modal minim tukang gorengan dapat membuat harga dagangannya nai dan diminati banyak orang. Hal ini karena renyah setelah dimasak dengan memakai minyak yang berlebihan.

Saham gorengan ini harganya sangat fluktuatif. Selain cepat melambung tinggi, juga cepat turun harganya. “Kenaikan harga ini pun kita sebut dengan istilah menggoreng saham,”:

Berikut adalah ciri saham gorengan:

-Harga saham tiba-tiba bergerak naik dan juga cepat turun

-Terindikasi usunusual market activity (UMA) karena pergerakan saham tidak wajar dan tidak berisiko tinggi

-Volume perdagangan saham turun-naik secara drastis:

-Memiliki harga saham yang rendah

-Memiliki kapitalisasi pasar yang kecil

4 dari 4 halaman

Trivia Saham: Mengenal Apa Itu Waran Terstruktur

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan rilis produk investasi waran terstruktur. Produk waran ini secara efektif dan efisien dapat dimanfaatkan oleh pelaku pasar modal.

Adapun waran terstruktur ini berbeda dengan waran. Waran merupakan hak untuk membeli saham dan obligasi di satu perusahaan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran atau emiten.

Waran ini produk turunan pasar modal yang diberikan cuma-cuma kepada investor yang telah membeli saham baru yang diterbitkan. Hal ini bisa disebut sebagai pemanis atau pendorong sehingga investor menjadi lebih tertarik ikut membeli saham saat IPO dan menebus rights issue.

Adapun waran terstruktur merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli dan menjual underlying waran terstruktur pada harga dan waktu tertentu.

Waran terstruktur adalah efek yang mekanisme perdagangannya mirip dengan equity yang ada di bursa, tetapi dengan perbedaan mendasar seperti penerbit, saham yang diterbitkan dan metode penyelesaian saat jatuh tempo.

Produk waran terstruktur di bursa hanya dapat diterbitkan dengan pilihan underlying saham-saham konstituen Indeks IDX30.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi terdapat sederet manfaat dari produk waran terstruktur, baik untuk industri, AB maupun investor. Ia menuturkan, aktivitas perdagangan di pasar regional, ternyata waran terstruktur ini mempunyai permintaan yang cukup besar animonya.

"Oleh karenanya, kami yakin pada saat nanti diluncurkannya perdagangan produk waran terstruktur ini akan disambut dengan baik yang akan menambah aktivitas untuk diperdagangkan di Bursa Efek kita," kata Hasan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.