Sukses

Jurus Bank BJB Terapkan Hybrid Bank

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menuturkan, pihaknya melihat offline dan online merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BJB Tbk (BJBR) akan menerapkan hybrid bank sehingga layanan digitalisasi perbankan akan ditingkatkan.

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menuturkan, pihaknya melihat offline dan online merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi kekuatan yang solid untuk dijalankan bersamaan. Jaringan kantor fisik Bank BJB yang tersebar di 14 provinsi di Indonesia, jaringan kantor yang solid ini dapat akomodasi kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik seperti UMKM, pensiunan dan sebagian pangsa aparatur sipil negara (ASN).

Ia menuturkan, Bank BJB memiliki basis nasabah yang erat budayanya baik dengan transaksi on counter konvensional dan nasabah yang menuntut pengalaman digital melalui saluran elektronik sehingga akan fokus mengembangkan pola banking secara hybrid.

"Hybrid bank akan ada di Bank BJB, itu artinya layanan kita combine dari sisi digitalisasinya kita terus tingkatkan. Kita sudah bekerja sama dengan tiga institusi dan tentunya kita saat ini akan bekerja sama dengan beberapa institusi baik dalam negeri maupun luar negeri yang punya kredibilitas sangat baik untuk bisa mensupport langkah Bank BJB dan penyiapan infrastruktur digital dan IT yang sangat mumpuni," ia menambahkan saat paparan publik perseroan, ditulis Rabu (23/3/2022).

Sementara itu, Direktur IT, Treasury, dan International Banking Bank BJB, Rio Lansier menuturkan, e-wallet dari Bank BJB bernama DigiCash.

"DigiCash kelebihannya ada bayar pajak, yang lain enggak punya," ujar dia.

Ia menambahkan, superapp bjb Digi yang akan diluncurkan pada Mei 2022 juga memiliki fungsi loan. Sebelumnya perseroan menganggarkan belanja modal super apps Rp 500 miliar yang dikucurkan secara berkesimbungan.

"Tambahannya lagi nanti disebutnya BJB Digi adalah SuperApps pada Mei nanti ada fungsi loan. Kita akan melawan pinjol dengan digi loan pada Mei," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rights Issue Bank BJB

Sebelumnya, aksi korporasi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue yang pertama PT Bank BJB Tbk  (BJBR) lakukan telah terlaksana dengan sukses terserap optimal. Bahkan, bank BJB mengalami oversubcribed atau total saham yang dipesan oleh investor melebihi jumlah total saham yang ditawarkan.

"Oversubscribe sampai dengan 100,48 persen dengan total proceeds yang diterima secara net Rp 924,99 miliar,” kata Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi dalam Public Expose 2022 Bank BJB, ditulis Rabu, 23 Maret 2022.

"Atas kepercayaan tersebut, InsyaAllah kami akan tumbuh besar dan melanjutkan pertumbuhan bisnis yang sehat memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder melalui pertumbuhan bank BJB baik secara individu bank atau konsolidasi sebagai satu konglomerasi keuangan,” ia menambahkan.

Yuddy mengungkapkan, bank BJB yang lahir sebagai Bank Pembangunan Daerah terus berkembang hingga saat ini dan telah hadir di 14 provinsi di Indonesia. Perseroan akan terus memberikan kontribusi bagi perekonomian dan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia.

"Sebagai Bank Pembangunan Daerah di Indonesia tentunya kami harus tumbuh lebih besar sebagai sebuah konglomerasi keuangan dengan beragam anak usaha yang dimiliki,” ujar dia.

Tak hanya itu, ia juga menyebutkan anak usahanya, mulai dari Bank BJB syariah, BJB sekuritas, dan anak-anak usaha lainnya, baik yang sudah ada baik yang akan BJB kembangkan dalam bentuk anak usaha lainnya yang akan segera direalisasikan, sehingga akan  memberi nilai tambah bagi kinerja perseroan secara konsolidasi.

Terkait kinerja keuangan 2021, Yuddy menuturkan, Bank BJB mencatat laba bersih Rp 2,02 triliun.

"Laba bersih tahun 2021 telah menembus angka psikologis di Rp 2,02 T. Sedangkan, laba sebelum konsolidasi telah mencapai angka sebesar Rp 2,6 T, yang didukung portofolio bisnis yang sehat dengan rasio non performing loan hanya sebesar  1, 24 persen dan pencadangan yang memadai dengan coverage 150,8 persen,” ungkapnya.

Yuddy menyampaikan, dengan kinerjanya yang baik tersebut, bank BJB memiliki potensi yang sangat besar untuk terus berkembang di masa yang akan datang menjadi elite bank yang merupakan pemimpin pasar di wilayah operasional bank BJB saat ini.

Ia menuturkan, sebagai BPD terbesar BJB senantiasa menjadi barometer bagi BPD-BPD lainnya, baik dari segi model bisnis layanan, produk maupun teknologi, aksi korporasi yang dilakukan pun menjadi benchmarks bagi BPD lainnya.

"Best practice pun diterapkan dalam proses internal bank BJB. Salah satunya di akhir 2021 kemarin, kami telah memperoleh Sertifikasi SNI ISO 37001, Sistem Manajemen Anti Penyuapan yang mempertegas komitmen kami dalam penerapan tata kelola yang baik di bank BJB,” imbuhnya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.