Sukses

Buntut Kisruh Bos Tesla Elon Musk vs Komisi Sekuritas dan Bursa AS

Pada September 2018, SEC menuding Elon Musk membuat pernyataan palsu dan menyesatkan kepada investor.

Liputan6.com, Jakarta Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) mengajukan surat kepada hakim federal pada hari Jumat. Pengajuan tersebut menanggapi CEO Tesla,Elon Musk yang menuding SEC ingkar janji hingga melecehkan Tesla dan Musk dengan melakukan penyelidikan lanjutan.

Pada September 2018, SEC menuding Musk membuat pernyataan palsu dan menyesatkan kepada investor.

Hal itu terkait pengumumnya di Twitter bahwa Musk telah mendapatkan dana untuk pembelian pribadi Tesla senilai USD 420 per saham.

Menyusul cuitan itu, saham Tesla memasuki periode volatilitas yang tidak biasa. Sementara kesepakatan yang disinggung Musk tidak pernah terwujud.

Tesla, Musk, dan SEC akhirnya mencapai kesepakatan penyelesaian yang direvisi pada 2019 untuk menyelesaikan kasus tersebut. Sebagai bagian dari kesepakatan, Musk harus melepaskan sementara perannya sebagai ketua dewan Tesla dan membayar denda USD 20 juta secara pribadi.

Tesla juga harus membayar denda USD 20 juta. Denda senilai USD 40 juta tersebut seharusnya dibagikan kepada pemegang saham Tesla setelahnya.

Namun dalam sebuah surat yang dikirim atas nama Musk dan Tesla ke pengadilan Kamis, pengacara Alex Spiro menyatakan SEC telah mengabaikan tugas mereka untuk  mendistribusikan USD 40 juta kepada pemegang saham Tesla.

Menanggapi itu, Stephen Buchholz dari SEC mengatakan bahwa pihaknya sedang dalam proses distribusi uang denda Musk dan Tesla.

SEC bermaksud untuk mengajukan rencana distribusi yang diusulkan ke pengadilan untuk disetujui pada akhir Maret 2022.

Alih-alih fokus pada distribusi uang tersebut, Spiro justrau mengatakan SEC terlalu sibuk menyelidiki dan merilis lebih banyak panggilan pengadilan kepada Tesla.

"SEC tampaknya menargetkan Musk dan Tesla untuk penyelidikan yang tak henti-hentinya karena Musk tetap menjadi kritikus yang blak-blakan terhadap pemerintah,” ungkap Spiro, dikutip dari CNBC, Sabtu (19/2/2022).

Kisruh Musk dengan regulator cenderung bersifat publik dan cukup kacau, bahkan kadang termasuk ejekan vulgar.

Musk telah menyatakan ketidaksenangannya dengan SEC di Twitter pada beberapa kesempatan, termasuk pada Oktober 2018 ketika dia menyebut SEC sebagai "shortseller enrichment commission (komisi pengayaan penjual pendek)”, dan pada Juli 2020 ketika dia menulis "SEC, akronim dari tiga huruf yang kata tengahnya adalah Elon”.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.