Sukses

Elon Musk Sebut Pemerintah AS Tak Perlu Atur Kripto

Elon Musk, yang sering menggembar-gemborkan dukungannya untuk berbagai koin digital di Twitter, sangat optimistis dengan peran kripto

Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla, Elon Musk mengatakan pemerintah AS sebaiknya tidak mencoba untuk mengatur pasar crypto atau kripto. Pernyataan Musk tersebut menjawab pertanyaan mengenai apakah pemerintah AS harus terlibat mengatur kripto.

"Menurut saya, tidak mungkin bisa untuk menghancurkan kripto. Tetapi mungkin pemerintah bisa memperlambat kemajuannya," kata Elon Musk, dilansir dari CNBC, Rabu (29/9/2021).

"Saya katakan, jangan lakukan apa-apa,” ia menambahkan.

Tesla mengatakan awal tahun ini, pihaknya telah membeli bitcoin senilai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,45 triliun (asumsi kurs Rp 14.301 per dolar AS).

Nilai kepemilikan tersebut membengkak menjadi sekitar USD 2,5 miliar atau sekitar Rp 35,75 triliun pada kuartal kedua karena harga bitcoin melonjak. Bitcoin sejak itu turun, bersama dengan cryptocurrency atau kripto lainnya.

Elon Musk, yang sering menggembar-gemborkan dukungannya untuk berbagai koin digital di Twitter, sangat optimistis dengan peran kripto yang berpotensi mengurangi kesalahan dan latensi dalam sistem uang lama.

"Saya tidak akan mengatakan bahwa saya ahli cryptocurrency besar. Saya pikir ada beberapa nilai dalam cryptocurrency, tetapi saya tidak akan mengatakan itu adalah kedatangan Mesias yang kedua,” kata Musk.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahas Peran China

Musk juga membahas peran China dalam penambangan dan regulasi kripto. Pekan lalu, bank sentral China menjabarkan langkah-langkah yang lebih keras dalam tindakan keras kripto yang lebih luas, termasuk sistem yang ditingkatkan untuk memantau transaksi terkait kripto.

Musk mengatakan, kemungkinan besar ada hubungannya dengan masalah pembangkit listrik yang signifikan di negara itu.

"Sebagian mungkin sebenarnya karena kekurangan listrik di banyak bagian China. Banyak China Selatan saat ini mengalami pemadaman listrik secara acak, karena permintaan listrik lebih tinggi dari yang diharapkan,” kata dia.

"Penambangan kripto mungkin memainkan peran dalam hal itu,” imbuhnya.

Musk mengatakan, sifat mata uang kripto yang terdesentralisasi dapat menghadirkan tantangan bagi pemerintah China. Ia menilai pemerintah negeri tirai bambu tak suka akan hal itu.

"Saya kira cryptocurrency pada dasarnya ditujukan untuk mengurangi kekuatan pemerintah terpusat. Mereka tidak suka itu,” kata Musk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.