Sukses

Bursa Saham di Asia Bergerak Variatif, Kinerja Ekspor Jepang Turun Tajam

Saham-saham di Asia Pasifik bergerak variatif pada awal perdagangan Senin.

Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham di Asia Pasifik bergerak variatif pada awal perdagangan Senin. Ini karena investor menunggu rilis suku bunga acuan China.

Dikutip dari CNBC, Senin (20/7/2020), Nikkei 225 Jepang naik 0,19 persen, dengan beberapa kenaikan terlihat di sektor teknologi. Topix datar di awal perdagangan.

Ekspor Jepang turun 26,2 persen pada Juni dari tahun sebelumnya, menurut data, menurut Reuters. Ini menjadi penurunan yang lebih buruk dari yang diharapkan karena para ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan penurunan 24,9 persen.

Sementara impor turun 14,4 persen dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 16,8 persen menurut Reuters.

Pada bulan Mei, ekspor Jepang turun 28,3 persen dan menjadi penurunan tercepat sejak krisis keuangan global karena pengiriman mobil yang terikat di AS anjlok, menurut Reuters.

Di sektor otomotif, di mana menjadi sektor ekspor besar bagi Jepang, jatuh pada awal perdagangan. Nissan turun 2,39 persen, Mitsubishi Motor jatuh 2,12 persen dan Suzuki menyelam hampir 2 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saham di Australia dan Korsel

Saham di Australia turun, dengan S & P / ASX 200 turun 0,23 persen karena sektor keuangan melihat penurunan di seluruh papan. Di Korea Selatan, Kospi turun 0,18 persen.

Secara keseluruhan, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan flat.

Dalam perkembangan lain yang diharapkan pada Senin, Cina akan merilis suku bunga pinjaman. Sebuah jajak pendapat Reuters hal tersebut diharapkan untuk menjaga suku bunga acuan tetap stabil untuk bulan ketiga berturut-turut.

Di Hong Kong, pasar akan diawasi reaksi ketika kota memperketat pembatasan lagi setelah kasus yang dilaporkan melonjak hingga lebih dari 100 dalam 24 jam selama akhir pekan. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan situasi tersebut sangat serius dan tidak ada tanda-tanda itu akan terkendali, menurut Reuters.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.