Sukses

Kembangkan Jaringan Akses, Telkom Terbitkan Surat Utang Rp 1,5 Triliun

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menerbitkan medium term notes (MTN) atau surat utang jangka pendek I dengan total Rp 1,5 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menerbitkan medium term notes (MTN) atau surat utang jangka pendek I dengan total Rp 1,5 triliun pada 4 September 2018.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (6/9/2018), perseroan menerbitkan dua jenis MTN. Pertama, MTN I Telkom tahun 2018 senilai Rp 758 miliar yang terdiri dari tiga seri. Seri A, jumlah pokok MTN seri A sebesar Rp 262 miliar dengan bunga tetap sebesar 7,25 persen per than  dan jangka waktu 370 hari sejak tanggal penerbitan.

Seri B dengan jumlah pokok MTN seri B sebesar Rp 200 miliar dengan tingkat bunga tetap 8 persen per tahun dengan jangka waktu dua tahun. Seri C jumlah pokok MTN seri C sebesar Rp 296 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,35 persen per tahun dengan jangka waktu tiga tahun.

Adapun bunga MTN dibayarkan setiap triwulan. Bunga MTN pertama akan dibayarkan pada 4 Desember 2018. Sedangkan bunga MTN terakhir sekaligus dengan pelunasan. MTN akan dibayarkan pada 14 September 2019 untuk MTN seri A, 4 September 2020 untuk MTN seri B dan 4 September 2021 untuk MTN seri C.

Kedua, MTN Syariah ijarah I Telkom tahun 2018 dengan sisa imbalah ijarah Rp 742 miliar. MTN Syariah ijazarah ini diterbitkan tanpa warkat dan ditawarkan dengan nilai 100 persen. MTN syariah ini juga terdiri dari tiga seri. Seri A dengan jumlah sisa imbalan ijarah MTN syariah ijarah seri A sebesar Rp 264 miliar dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 19,14 miliar per tahun. Ini dihitung dari jumlah sisa imbalan ijarah MTN syariah ijazah seri A atau Rp 72,50 juta per Rp 1 miliar per tahun. MTN syariah seri A ini berjangka waktu 370 hari.

Kemudian seri B, dengan jumlah sisa imbalan ijarah MTN syariah ijarah seri B sebesar Rp 296 miliar dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 23,68 miliar per tahun. Angkanya dihitung dari jumlah sisa imbalan ijarah MTN syaroah seri B senilai Rp 80 juta per Rp 1 miliar per tahun. MTN syariah seri B ini berjangka waktu dua tahun.

Sedangkan seri C dengan jumlah sisa imbalan ijarah MTN sebesar Rp 182 miliar. Cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 15,19 miliar per tahun. Ini dihitung dari jumlah sisa imbalan ijarah MTN syariah atau Rp 83,50 juta per Rp 1 miliar per tahun. MTN syariah seri C ini bertenor tiga tahun.

Perseroan telah peroleh hasil pemeringkatan nasional untuk MTN dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yaitu AAA dan AAA syariah yang berlaku pada 10 Agustus 2018 hingga 1 Agustus 2019. Adapun agen pemantau yang ditunjuk dalam penerbitan MTN ini adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).

"Dana hasil penerbitan MTN ini akan digunakan untuk pengembangan jaringan akses dan backbone khususnya pembangunan jaringan broadband fiber to the home," ujar Poh VP Investor Relations PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Prakoso Imam Santoso.

Ia menuturkan, penerbitan MTN ini dapat mendukung perusahaan dalam upaya pemenuhan target-target perusahaan yang telah ditetapkan.

Pada perdagangan saham sesi pertama, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk naik 2,14 persen ke posisi 3.340 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 4.480 kali dengan nilai transaksi Rp 301,5 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertamina Gandeng Telkom buat Terapkan Sistem Penyaluran Digital

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menggandeng PT Telkom Indonesia (Persero) atau disebut Telkom untuk membangun sistem digital dalam penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM).  

Rencana ada 5.518 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang akan menerapkan sistem tersebut.

‎Senior Vice President Corporate ICT Pertamina, Jeffrey Tjahja Indra mengatakan, Pertamina dengan Telkom sepakat bersinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk membangun sistem digital dalam penyaluran BBM di Indonesia. 

Dia melanjutkan, dipilihnya Telkom sebagai mitra untuk menggarap sistem tersebut, karena Telkom memiliki kemampuan dalam membangun‎ sistem digital.

"Kami dibantu PT Telkom, kami menyadari Pertamina tidak punya kapabilitas menjangkau seluruh Indonesia, karena Pertamina perusahaan energi, karena itu kita gandeng PT Telkom," kata Jeffrey, di Kantor BPH Migas, Jakarta, Senin 13 Agustus 2018.

Direktur enterprise and business Telkom, Dian Rachmawan mengatakan, untuk biaya penerapan sistem digital pada penyaluran BBM belum ditetapkan‎, Pertamina dan Telkom akan menghitung bersama. Termasuk mekanisme pembayaran dari Pertamina ke Telkom atas penerapan sistem tersebut.

"‎Jadi 3 hari dari sekarang ada perumusan angaran, konsep bisnis modalnya bagaimana nanti dirumuskan kami dengan Pertamina. Karena kontrak sedang disusun antar tim akan didiskusikan bareng," tutur dia.

‎Dian menuturkan, Telkom akan mendukung rencana penerapan sistem digital pada SPBU, karena telah memiliki infrastruktur digital.

Namun untuk memenuhi target penerapan sistem digital pada 5.518 SPBU di seluruh Indonesia, merupakan tugas yang berat. Meski begitu, perusahaan tersebut berupaya secepat mungkin.

"Telkom membantu sinergi BUMN, digitalisasi ini dilakukan Telkom. Apa yang disebut tadi 5.518 sampai akhir desember selesai, kami akan melihat berapa SPBU yang diselesaikan satu hari. Kami punya plasma seluruh Indonesia, pekerjaan ini berat menantang kami akan melakukan secepat mungkin," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.