Sukses

Usai Bergejolak, Saham dan Baht Thailand Menguat

Bursa Thailand catatkan penguatan paling tinggi sejak 2013.

Liputan6.com, Bangkok - Bursa saham Thailand menguat paling tinggi sejak 2013. Penguatan juga diikuti mata uang Thailand Baht.

Penguatan bursa saham dan nilai tukar baht ini didukung prospek transisi kekuasaan usai Raja Thailand Bhumibol Adulyadej tutup usia.

Indeks saham acuan SET naik 4,1 persen ke level 1.470,59 pada pukul 11.24 waktu Bangkok. Baht naik 1 persen menjadi US$ 35,26 usai menguat 1,6 persen pada awal perdagangan. Secara mingguan indeks saham Thailand turun 2,2 persen. Sedangkan baht merosot 1,1 persen.

"Aksi jual kelihatannya selesai. Pasar sudah terlihat stabil," ujar Song Seng Wun, Ekonom CIMB Private Banking, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Jumat (14/10/2016).

Sementara itu, Kepala Riset Blackfriars Asset Management Tony Hann menuturkan, kunci utama kestabilan pasar yaitu transisi mudah untuk raja baru. Pihaknya pun memegang saham Thailand dalam portofolionya.

Untuk mata uang, ekonom menilai, kalau baht masih akan bergejolak ke depan. Hal itu lantaran masih ada pertanyaan untuk kondisi politik ke depan. " Baht Thailand akan sedikit bergejolak untuk pekan depan. Ada begitu banyak pertanyaan terutama mengenai prospek politik," ujar Ekonom Mizuho Bank Vishnu Varathan.

Indeks saham Thailand atau SET naik 15 persen selama sembilan bulan pertama 2016. Kinerja indeks saham Thailand termasuk terbesar di antara bursa di Asia Tenggara. Indeks saham masuk tren positif pada Juli, dan mencapai level tertinggi pada Agustus seiring pertumbuhan ekonomi dan aset negara berkembang reli.

Aliran dana investor asing juga cukup banyak masuk ke bursa Thailand. Bahkan mencatatkan aliran dana terbesar di antara negara Asia Tenggara. Angkanya mencapai US$ 3,8 miliar pada tahun ini. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini