Sukses

Abaikan Reshuffle, Sentimen China Lebih Tekan IHSG

Sentimen reshuffle kabinet menjadi kurang ketimbang China melemahkan mata uangnya sehingga berdampak ke pasar keuangan global.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan hingga sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini. IHSG sempat turun 124,14 poin (2,69 persen) ke level 4.496,96. Sentimen kebijakan pemerintah China dinilai mendominasi tekan IHSG ketimbang perombakan kabinet atau reshuffle kabinet kerja dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Direktur Utama PT Lautandhana Securindo, Wientoro Prasetyo mengatakan IHSG dipicu oleh kebijakan pemerintah China mendevaluasi nilai tukar mata uangnya.

"Reshuffle kabinet kemarin ditunggu-tunggu, karena tidak ada katalis, Indonesia semua baik kecuali rupiah melemah terus. Sekarang masalah dengan pertumbuhan ekonomi China terus melemah. Rupiah 13.600 nanti beli HP lebih mahal. Jadi reshuffle yang kita tunggu-tunggu kelihatannya jadi tidak penting-penting amat," kata dia di Jakarta, Rabu (12/8/2015).

Dengan nilai tukar Yuan melemah, Wientoro mengatakan akan berdampak buruk dalam jangka pendek. Namun begitu, dalam jangka panjang akan lebih baik mengangkat perekonomian nasional. Mengingat, China mengimpor komoditas dari Indonesia.

"Kalau jangka panjang mungkin melihat lebih bagus China kompetitif lagi. Mereka punya pertumbuhan meningkat, karena kompetitif. Dia impor komoditas dari Indonesia. Itu juga akan improve, kenapa komiditas turun banyak karena China sama dunia lain melemah. Dengan devaluasi mudah-mudahan lebih baik," jelas Wientoro.

Dia bilang, saat ini bukan hanya Indonesia yang mendapat imbas dari devaluasi tersebut. "Devaluasi paling kena emerging market yang jadi pengekspor harus bersaing dengan China lagi yang sudah lebih murah biaya produksinya," tutur Wientoro.

Namun demikian, pihaknya tak bisa memastikan apakah IHSG akan terus melemah. "Sampai minggu depan masih volatile, kami belum bisa ngomong bearish," tandas dia. (Amd/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini