Sukses

Investor Tunggu Laporan Data, Wall Street Ditutup Melemah

Laporan data ekonomi menjadi acuan investor karena menjadi pertanda jika ekonomi AS cukup kuat untuk pulih kembali.

Liputan6.com, New York - Mayoritas indeks utama di Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup melemah karena para investor kini tengah menunggu laporan data ekonomi yang akan dilansir berikutnya dan kinerja emiten.

Mengutip Reuters, Kamis (14/5/2015), indeks Dow Jones Industrial Average turun 7,574 poin (0,04 persen) ke posisi 18.060,49. Kemudian indeks S & P 500 kehilangan 0,64 poin (0,03 persen) ke level 2.098,47 dan hanya indeks Nasdaq Composite yang menguat 5,50 poin (0,11 persen) ke level 4.981,69.

Para investor kini tengah menunggu laporan angka inflasi dan pekerjaan yang segera dilansir pemerintah Amerika. Laporan data ekonomi menjadi acuan investor karena menjadi pertanda jika ekonomi AS cukup kuat untuk pulih kembali. Ini pun menjadi pegangan Federal Reserve untuk menaikkan tingkat suku bunganya sebelum September.

Sebelumnya, data penjualan ritel AS tercatat tidak berubah pada April, di mana rumah tangga di AS mengurangi pembelian barang-barang besar lainnya dan ini membuat impor turun pada April dan persediaan barang hampir tidak naik di Maret.

"Sekarang pasar fokus ke makro. Orang-orang tampaknya memilih untuk melihat (data ekonomi) karena mereka mendapatkan pemahaman tentang apa yang berikutnya terjadi," kata Andrew Frankel, co-presiden Stuart Frankel & Co di New York.

Adapun saham yang mengalami penurunan antara lain DuPont (DD.N) yang susut 6,8 persen menjadi US$ 69,33 setelah perusahaan ini memenangkan pertarungan melawan Nelson Peltz's Trian Fund Management. Saham itu menjadi hambatan terbesar pada indeks Dow Jones.

Sementara kenaikan antara lain terjadi pada saham perusahaan Pall Corp (PLL.N) yang bertambah 4,4 persen menjadi US$ 123,89.

Sekitar 6,1 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan 6,6 miliar rata-rata selama lima sesi terakhir, menurut data dari BATS Global Markets.

Saham-saham di Amerika Serikat (AS) sebelumnya juga melorot, dengan salah satu sentimen yang menjadi pendorong pelemahan adalah penurunan imbal hasil di pasar obligasi.(Nrm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.