Sukses

Bursa AS Tumbang Dipicu Kekhawatiran The Fed Ubah Suku Bunga

Jika Fed mengencangkan kebijakannya terlalu cepat, itu akan menyeret Amerika Serikat dan dunia ke dalam resesi lain.

Liputan6.com, New York - Pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Selasa (Rabu pagi) ini, di mana indeks Standard & Poor 500 menurun paling dalam sebulan, karena kekhawatiran Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi dan penurunan harga saham Apple Inc (AAPL).

Indeks S & P 500 turun 0,7 persen menjadi 1.988,44 pada 04:00 di New York, untuk retret yang terbesar sejak 5 Agustus. Sementara Dow Jones Industrial Average susut 97,55 poin atau 0,6 persen menjadi 17.013,87 poin.

Demikian pula indeks Nasdaq 100 merosot 0,8 persen, dan Indeks Russell 2000 jatuh 1,2 persen, yang merupakan penurunan terbesar sejak 31 Juli. Sebanyak 5,8 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, 3,5 persen di atas rata-rata tiga bulan, melansir laman Bloomberg.

"Masih ada sejumlah orang yang takut Fed akan menaikkan suku terlalu cepat, tapi saya tidak berpikir ada sesuatu yang bisa diperoleh dengan menjadi awal menaikkan suku bunga," John Manley, Kepala Ekuitas Strategi Wells Fargo Funds Management di New York.

Menurut dia jika Fed mengencangkan kebijakannya terlalu cepat, itu akan menyeret Amerika Serikat dan dunia ke dalam resesi lain.

Sementara harga saham Apel turun 4,8 persen setelah perusahaan meluncurkan produk baru termasuk iPhone berlayar besar. Demikian pula saham Garmin Ltd (GRMN) dan Amazon.com Inc turun setidaknya 3,5 persen.

Di sektor konsumer, saham McDonald Corp melemah 1,5 persen karena penjualan bulanan perusahaan meleset dari perkiraan. Home Depot Inc kehilangan 2,1 persen setelah mengkonfirmasi bahwa hacker menyerang sistem komputer mereka.

The Fed mengukur kekuatan ekonomi karena tengah mempertimbangkan mengurangi program pembelian obligasi dan waktu menaikkan suku. Para pejabat Bank Sentral ini dijadwalkan bertemu pada 16-17 September.

Penilaian terhadap kekuatan ekonomi bercampur, setelah produk domestik bruto diperluas lebih dari perkiraan sebelumnya pada kuartal kedua.

Sementara laporan pada 5 September menunjukkan ekonomi menambahkan pekerjaan lebih sedikit dari yang diperkirakan pada bulan Agustus.

Data minggu ini kemungkinan akan menunjukkan penurunan klaim pengangguran mingguan dan penjualan ritel yang lebih kuat, menurut perkiraan ekonom.(Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.