Asal Mula Warung Bakso Remaja Gading Solo Dipasang Stiker Nonhalal

Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dispangtan) Solo, Wahyu Kristiana, akhirnya memberikan penjelasan terkait beredarnya form hasil monitoring usaha kuliner di warung Bakso Remaja, Gading yang viral karena tertulis produknya nonhalal.

“Itu kan berita acara berdasarkan self declare atas pertanyaan dari tim monitoring ke pelaku usahanya. Waktu itu ditanya jawabnya sesuai dengan berita acara (nonhalal) dan itu sebenarnya berita acara belum bisa di-publish karena belum ada nomornya,” kata Wahyu.

Kepala Dispangtan Solo yang akrab disapa Ina itu menjelaskan, pengakuan pelaku usaha dalam berita acara tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel makanan oleh petugas untuk dilakukan uji laboratorium. Dia pun mengimbau masyarakat agar bersabar menunggu hasil uji tersebut untuk memastikan kebenaran status halal dari produk yang dijual.

“Jadi kita tunggu saja hasilnya, kalau tidak salah keluar minggu ini. Mudah-mudahan segera keluar supaya masyarakat tidak resah lagi. Dan untuk mengantisipasi keresahan di masyarakat warung yang bersangkutan untuk sementara tutup dulu,” ujar dia.

Terkait adanya stiker bertuliskan “masakan mengandung bahan nonhalal” yang sempat ditempel di meja kasir warung, Ina menyebut hal itu juga merupakan tindak lanjut dari pernyataan langsung pelaku usaha saat monitoring.

“Setelah monitoring itu kita tempel stiker nonhalal sambil nunggu hasil labnya. Kalau soal monitoring pangan itu kegiatan rutin yang kita lakukan di warung makan, rumah makan atau jasa kuliner yang dilakukan oleh tim gabungan,” ucapnya.

Sementara itu, Penyelia Halal Reguler Kemenag Solo, Encep Mohamad Ilham, turut membenarkan bahwa keterangan nonhalal dalam form monitoring memang bersumber dari pengakuan pemilik warung.

“Memang menyatakan bahwa produknya maupun bahan yang digunakan nonhalal dan dia (pemilik warung) juga tidak menolak untuk dilabeli nonhalal oleh Satpol PP. Dan di berita acara juga sudah jelas bahwa mereka menggunakan bahan yang nonhalal,” terang dia.

Encep menambahkan, warung Bakso Remaja Gading sejauh ini belum memiliki sertifikat halal, dan pihaknya kini masih menunggu hasil laboratorium atas sampel makanan yang telah diambil. Jika hasilnya menunjukkan produk tersebut halal, maka pemilik usaha akan diarahkan untuk mengurus sertifikasi halal resmi.

“Meski mereka mengaku nonhalal tapi kami dari tim tetap mengambil sampel untuk dicek di lab guna memastikan ini adalah betul-betul halal atau tidak. Kalau memang tidak halal ya silakan memasang label nonhalal. Intinya kami tidak melarang berdagang dan bisa tetap buka asal ada keterangan yang jelas. Sehingga konsumen ketika masuk ke sana sudah tahu ini adalah nonhalal,” ujarnya.