Sukses

Dawet Bakeran Khas Sidoarjo, Minuman Tradisional yang Segar di Setiap Tetesnya

Proses pembuatannya pun membutuhkan ketelatenan tersendiri tepung ketan dicampur dengan air lalu dimasak hingga menjadi adonan kenyal

Diperbarui 08 Mei 2025, 12:49 WIB Diterbitkan 09 Mei 2025, 09:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Dawet Bakeran, salah satu kuliner legendaris dari Sidoarjo, Jawa Timur yang menawarkan kenikmatan rasa sulit dilupakan bagi siapa saja yang pernah mencicipinya.

Berbeda dengan dawet-dawet pada umumnya, Dawet Bakeran dibuat dengan resep tradisional yang mengutamakan keaslian rasa dan penggunaan bahan-bahan alami berkualitas tinggi.

Campuran utama yang membentuk karakteristik unik dawet ini adalah tepung ketan yang diolah menjadi butiran kenyal nan lembut, dipadukan dengan santan segar hasil perasan kelapa pilihan, serta gula aren murni yang memberikan aroma dan rasa manis alami yang khas.

Proses pembuatannya pun membutuhkan ketelatenan tersendiri tepung ketan dicampur dengan air lalu dimasak hingga menjadi adonan kenyal yang kemudian dicetak menjadi butiran dawet, sementara santan dimasak dengan suhu dan waktu yang tepat untuk menghasilkan rasa gurih tanpa rasa langu.

Gula aren, yang menjadi jiwa dari keseluruhan rasa, dimasak perlahan hingga menjadi cairan kental berwarna coklat pekat dengan aroma yang menggoda, sehingga saat dicampur ke dalam satu sajian es dawet, terciptalah harmoni rasa manis, gurih, dan kenyal yang begitu menyegarkan.

Tidak hanya soal rasa, Dawet Bakeran juga memiliki sejarah panjang yang lekat dengan budaya masyarakat Sidoarjo. Nama Bakeran sendiri merujuk pada sebuah daerah di Kecamatan Sidoarjo yang dahulu menjadi pusat produksi dawet ini, dan hingga kini, masih banyak dijumpai penjual dawet tradisional yang mempertahankan cara-cara kuno dalam membuat dan menyajikan minuman ini.

Dawet biasanya dijajakan dalam gerobak-gerobak kecil atau warung sederhana, dengan para penjual yang ramah melayani pembeli dari berbagai kalangan, mulai dari warga lokal hingga wisatawan yang sengaja datang untuk berburu kuliner otentik.

Es dawet disajikan dalam mangkuk atau gelas besar, dengan butiran dawet putih atau kehijauan yang mengambang cantik di atas campuran santan dan gula aren, lalu ditambahkan es serut yang memperkuat sensasi segarnya, menjadikannya pilihan sempurna untuk meredakan dahaga di tengah terik panas khas Sidoarjo.

2 dari 2 halaman

Minuman Tradisional

Ritual meminum Dawet Bakeran bukan hanya soal menikmati rasa, melainkan juga merasakan nuansa kebersamaan, kehangatan, dan kenangan masa lalu yang terpatri dalam setiap sendokannya.

Keunikan lain dari Dawet Bakeran adalah variasi yang berkembang seiring waktu tanpa menghilangkan esensi aslinya. Beberapa penjual mulai menambahkan topping modern seperti tape ketan, potongan nangka, hingga cincau, yang memperkaya tekstur dan rasa minuman ini, namun tetap mempertahankan tiga komponen utama: dawet ketan, santan murni, dan gula aren.

Ada pula inovasi dalam penyajian, seperti penggunaan gelas plastik besar untuk dibawa pulang, atau penyesuaian tingkat kemanisan sesuai permintaan pelanggan. Meskipun mengalami berbagai modifikasi, ciri khas Dawet Bakeran tetap terasa kuat, menunjukkan bagaimana kuliner tradisional mampu beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan jati dirinya.

Tak heran jika banyak pecinta kuliner, baik lokal maupun nasional, yang menjadikan Dawet Bakeran sebagai salah satu hidden gem wajib coba saat berkunjung ke Sidoarjo. Bahkan dalam berbagai festival kuliner Nusantara, Dawet Bakeran sering menjadi primadona yang mencuri perhatian para pengunjung.

Ketika kita menikmati semangkuk Dawet Bakeran, kita tidak hanya mencicipi perpaduan rasa manis, gurih, dan dingin yang sempurna, melainkan juga menghirup aroma masa lalu yang penuh cerita.

Merasakan kehangatan tangan-tangan terampil yang meracik setiap bahan dengan cinta, dan membiarkan setiap tegukan membawa kita kembali pada akar tradisi yang semakin langka di tengah derasnya modernisasi.

Maka tak berlebihan jika dikatakan bahwa Dawet Bakeran adalah salah satu bentuk cinta sederhana masyarakat Sidoarjo kepada dunia lewat rasa, kesegaran, dan kenangan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
EnamPlus