Sukses

Sumur Mbah Demang Cokrodikromo, Bangunan Cagar Budaya yang Kental dengan Arsitektur Tradisional Jawa

Sumur yang terletak di selatan kamar mandi sisi barat dibatasi dengan dinding keliling berpintu kayu. Ukuran tingginya sekitar 160 cm dan lebar 80 cm. Pada bagian atas pintu terdapat segitiga dengan gambar lingkaran di dalamnya.

Diperbarui 06 Mei 2025, 23:08 WIB Diterbitkan 09 Mei 2025, 05:00 WIB

Liputan6.com, Yogyakarta - Sumur Mbah Demang Cokrodikromo terletak di Jalan Godean Km.5, Padukuhan Modinan, Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Bangunan cagar budaya ini menyimpan sejarah dan peradaban masa lalu.

Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Sumur Mbah Demang Cokrodikromo bukan satu-satunya yang tersisa di bangunan ini. Ada pula sisa bangunan lain berupa kamar mandi, bekas dapur, struktur dinding rumah, serta dua bangunan beratap joglo.

Sumur yang terletak di selatan kamar mandi sisi barat dibatasi dengan dinding keliling berpintu kayu. Ukuran tingginya sekitar 160 cm dan lebar 80 cm. Pada bagian atas pintu terdapat segitiga dengan gambar lingkaran di dalamnya.

Sementara itu, sumur cagar budaya ini memiliki diameter 78 cm dan tinggi 50 cm. Ketebalan dinding sumurnya sekitar 20 cm.

Pada sisi barat sumur terdapat corong air yang berfungsi mengalirkan air ke bak di kamar mandi. Adapun pada bagian lantai di sekitar sumur dibangun dengan menggunakan plester semen.

Bangunan kamar mandi di sebelah barat terdapat bak air dengan desain lantai yang ditinggikan. Ruangan berukuran 530 cm x 189 cm ini memiliki pintu kayu berukuran tinggi 144 cm dan lebar 108 cm.

Bagian dinding kamar mandi dibuat dari susunan bata dan batu gelondongan setinggi 192 cm dan tebal 33 cm. Adapun konstruksi atap menggunakan kayu dan penutup genteng dengan nok atau molo dari bekas rel lori. Sama seperti di area sumur, lantai kamar mandi juga diplester semen.

Kamar mandi lainnya berada di timur dengan ukuran 264 cm x 189 cm. Kamar mandi dengan satu bak air di sisi barat ini memiliki sisa tembok di sisi utara dengan ketinggian 115 cm. Kamar mandi ini tak menyisakan atap, tetapi diduga dulu berbentuk kampung dan menyatu dengan kamar mandi barat.

Lantai kamar mandi ini telah tertimbun tanah dan pecahan genting. Adapun pintu di sisi selatan menghubungkan kamar mandi timur dengan ruang bekas dapur.

Selanjutnya, terdapat ruangan bekas dapur di sebelah selatan kamar mandi timur dan sebelah timur sumur. Ukurannya sekitar 264 cm x 280 cm dengan atap yang sudah hilang.

 

2 dari 2 halaman

Retak

Beberapa bagian dinding bekas dapur pun retak, tetapi lantainya masih berplester. Dapur ini dilengkapi jendela kayu di sisi selatan yang kini hanya tersisa bingkainya saja. Pintu dapur terdapat di sisi timur dan utara.

Saat ini, struktur dinding rumah terletak di sebelah selatan bekas dapur, membujur dari utara ke selatan. Dinding yang terbuat dari bata plester dan batu bulat ini menjadi satu kesatuan dengan dapur dan hanya tersisa sepanjang 400 cm dengan ketinggian rata-rata 152 cm dan tebal sekitar 27 cm saja.

Adapun dua bangunan beratap joglo terletak di sebelah tenggara sumur. Satu bangunan menghadap ke timur dan bangunan lainnya menghadap ke selatan.

Letaknya yang berada di tepi jalan raya Godean menyebabkan adanya pemangkasan ukuran bangunan. Bangunan beratap joglo ini tersisa beberapa bagian tembok dan konstruksi soko guru dari kayu. Saat ini, sebagian besar bangunan tersebut telah berubah fungsi menjadi warung makan dan percetakan.

Sumur Mbah Demang Cokrodikromo dan bangunan-bangunan di sekitarnya memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Bangunan ini menyisakan kentalnya arsitektur tradisional Jawa pada bangunan masa lampau.

Penulis: Resla

EnamPlus