Sukses

Air Danau Kelimutu Berubah Warna, Pertanda Apa?

Data CCTV menunjukkan perubahan warna air Tiwu Ata Polo termati sejak tanggal 14 Mei dengan warna hijau kebiruan

Liputan6.com, Jakarta - Air Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami perubahan warna. Berdasarkan hasil pantauan Balai Taman Nasional Kelimutu dan Tim Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Kelimutu, air danau Tiwu Ata Polo terlihat berwarna cokelat kehitaman pada Rabu (22/5/2024).

Data CCTV menunjukkan perubahan warna air Tiwu Ata Polo termati sejak tanggal 14 Mei dengan warna hijau kebiruan.

Pada 15 Mei air masih berwarna hijau kebiruan. Namun, pada 16 Mei 2024 air berubah menjadi warna hijau, 17 Mei 2024 warna air dari hijau menjadi hijau tua.

Hingga 20 Mei tidak mengalami perubahan warna air. Tetapi, pada 21 Mei perubahan air menjadi warna hijau kecokelatan, dan 22 Mei air menjadi warna cokelat kehitaman.

Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid mengungkapkan, perubahan warna air danau ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Di antaranya, curah hujan yang tinggi, kemungkinan perubahan komposisi air danau akibat dari pelarutan batuan sehingga membuat warna air kawah berubah warna menjadi kebiruan, kehijauan atau cokelat kehitaman.

"Namun faktor-faktor yang memicu proses perubahan warna tersebut belum diketahui secara pasti, apakah karena pengenceran (sebaliknya) perubahan suhu maupun pengaruh konveksi naiknya gas dari bawah permukaan," ujar Wafid.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Riwayat Erupsi Gunung Kelimutu

Wafid menjelaskan, Kelimutu merupakan gunung api tipe strato dengan ketinggian 1.384,5 meter di atas permukaan laut. Gunung Kelimutu memiliki tiga danau kawah, yaitu kawah satu Tiwu Ata Polo, kawah dua Tiwu Ko'o Fai Nuwamuri, dan kawah tiga Tiwu Ata Bupu.

Pada 1867 mengalami erupsi dan memiliki interval erupsi berkisar 1-73 tahun. Erupsi terakhir terjadi pada Juni 1968 berupa letusan freatik di kawah dua Tiwu Ko’o Fai Nuwamuri dengan didahului suara desisan dan semburan air cokelat kehitaman di bagian barat danau.

Pada Desember 2018-Januari 2019, air di kawah satu Tiwu Ata Polo terjadi perubahan warna dari warna hijau kebiruan menjadi hijau. Kemudian berubah menjadi hijau tua dan kembali menjadi hijau.

"Pada 17 Mei 2024 air kawah berubah berwarna hijau, dan pada 22 Mei 2024 terjadi perubahan warna menjadi coklat kehitaman," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.