Sukses

Green Ramadan, Kampanye Gaya Hidup Berkelanjutan Selama Ramadhan

Kegiatan ini berlangsung selama 30 hari, mulai dari 10 Maret hingga 10 April 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Data Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Environment Programme), pada tahun 2040 menunjukkan sebanyak 23 hingga 37 juta metrik ton plastik akan mencemari lautan setiap tahunnya.

Angka ini setara dengan 50 kilogram plastik per meter garis pantai di seluruh dunia atau dengan berat yang sama dengan 178 Kapal Symphony of the Seas, kapal pesiar terbesar di dunia. Sebagian besar sampah plastik tersebut berasal dari sumber polusi darat yang tidak ditangani dengan baik.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia tahun 2023, terjadi peningkatan timbunan sampah sebesar 20% selama bulan Ramadan.

Sampah organik, terutama sisa makanan, mendominasi komposisi sampah di Indonesia dengan 41,2%, diikuti oleh sampah plastik sebesar 18,2%. Sampah rumah tangga menyumbang hingga 39,2% dari total sampah nasional.

Sampah plastik merupakan ancaman serius bagi kesehatan dan lingkungan. Dibakar secara terbuka, plastik menghasilkan polusi udara yang berpotensi menyebabkan penyakit kanker.

Mikroplastik dan nanoplastik mencemari berbagai ekosistem, bahkan sudah ditemukan dalam darah manusia, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Sampah plastik juga mencemari air dan tanah, mengganggu rantai makanan dan ekosistem, serta dapat menyebabkan banjir jika menyumbat saluran atau sungai.

Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, penting untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Gaya hidup ini mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan kelestarian lingkungan.

Memperhatikan dampak terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi, gaya hidup berkelanjutan mendukung kesejahteraan jangka panjang agar lingkungan dapat diwarisi oleh generasi mendatang.

Gaya hidup berkelanjutan memiliki banyak manfaat, termasuk pelestarian keanekaragaman hayati, peningkatan kualitas udara dan air, pengurangan emisi gas rumah kaca, pemberdayaan ekonomi lokal, dan peningkatan kesehatan individu.

Contoh praktis dari gaya hidup berkelanjutan termasuk penggunaan tas belanja dan botol minum ramah lingkungan, praktik 3R (Reduce, Reuse, Recycle), penggunaan transportasi umum, penghematan air dan listrik, penanaman pohon, dan mendukung produk lokal ramah lingkungan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Green Ramadan

Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup berkelanjutan, organisasi yang tergabung dalam Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi (KFLHK) menginisiasi gerakan Green Ramadan.

#GreenRamadan adalah gerakan bersama untuk mengajak masyarakat menerapkan gaya hidup berkelanjutan selama bulan Ramadan demi mewujudkan lingkungan yang lestari dan berkelanjutan.

Tujuan utama gerakan Green Ramadan adalah mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan guna mendukung lingkungan yang lestari.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation dan Ketua KFLHK, Dr. Dolly Priatna menyampaikan gerakan Green Ramadan juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar mereka.

"Melalui KFLHK, organisasi filantropi berkolaborasi untuk mencari solusi komprehensif dalam mendorong penerapan gaya hidup berkelanjutan," jelasnya.

Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia, Gusman Yahya menegaskan pentingnya kerja sama antar organisasi filantropi dalam mencapai tujuan ini.

"#GreenRamadan2024 KFLHK menunjukkan contoh kolaborasi multi-pihak yang efektif dengan memanfaatkan potensi program yang telah ada dan diperkuat melalui koordinasi yang erat dengan anggota KFLHK lainnya," jelasnya.

General Manager Dompet Dhuafa, Arif Rahmadi Haryono menyoroti esensi puasa Ramadan yang melibatkan pengendalian diri, termasuk dalam hal konsumsi.

"Gerakan Green Ramadan diilhami oleh semangat puasa sambil mendukung pemulihan lingkungan. Dompet Dhuafa berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan menyediakan eco takjil di seluruh Indonesia," katanya.

Rangkaian kegiatan Green Ramadan 2024 meliputi instagram live series, kompetisi foto, webinar nasional, konten edukasi di Instagram, sedekah pohon, dan eco takjil. Kegiatan ini berlangsung selama 30 hari, mulai dari 10 Maret hingga 10 April 2024.

Organisasi yang terlibat dalam gerakan ini termasuk Perhimpunan Filantropi Indonesia, Dompet Dhuafa, Belantara Foundation, Lindungi Hutan, IDFOS Indonesia, CIS Timor, ESWKA Foundation, Greeneration Foundation, dan Communication for Change.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.