Sukses

Kisah Dramatis Penyelamatan Gadis Belia NTT yang Keperawanannya Nyaris Dijual ke Pria Hidung Belang

G (15) warga sebuah kelurahan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), nyaris dijual ke Timor Leste oleh seorang mucikari dengan harga Rp 100 juta

Liputan6.com, Kupang - Seorang gadis belia berinisial, G (15) warga salah satu kelurahan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), nyaris dijual ke Timor Leste oleh seorang mucikari dengan harga Rp 100 juta.

"Mereka (muncikari) ajak ke Timor Leste untuk jual perawan saya seharga Rp 100 juta," ungkap G, Minggu (3/3/2024).

Ia mengisahkan, kejadian itu berawal saat ia bertengkar dengan neneknya. Karena takut, ia pun enggan kembali ke rumah. Ia kemudian menghubungi temannya, GH (14) untuk menjemputnya pada Kamis (15/2/2024) malam agar menginap sementara.

G pun akhirnya dijemput oleh GH. Bukannya dibawa ke rumah, namun ia malah ditampung di salah satu tempat hiburan malam di Kota Kupang. Selama di lokasi tersebut, G diajak ikut pesta minuman keras dan karaoke bersama saudara dari GH dan sejumlah pria.

"Selama di situ, saya disuruh temani mereka (tamu) untuk minum dan karaoke," katanya.

Empat hari kemudian, handphone miliknya dijual oleh GH tanpa sepengetahuannya. Sejak saat itu, ia pun hilang kontak dengan keluarganya.

Satu pekan di tempat hiburan malam, INL, ibu dari GH yang bertugas sebagai muncikari mengajak G ke Atambua, Kabupaten Belu. Rencananya G akan dibawa ke Timor Leste untuk dijual keperawanan-nya.

"Saya sama sekali tidak tahu kalau saya mau dijual. Awalnya, saya berpikir saya dibawa ke rumah mereka di Atambua. Ternyata mau dibawa ke Timor Leste," ungkapnya.

G mengaku kalau temannya GH dijual keperawanannya ke Timor Leste oleh ibunya sendiri. Tak hanya GH, kedua kakak perempuannya juga mengalami hal serupa, hingga GH memutuskan terjun ke dunia malam.

"Dia (GH) ngaku kalau perawannya dijual oleh mamanya ke pria Timor Leste," katanya

Ia mengungkapan, selain hendak dijual, GH bersama ibunya, INL juga mengunggah fotonya di media sosial Facebook dengan narasi open BO.

"Saya tidak tahu, tapi tiba-tiba ada yang cerita bilang saya posting foto open BO di Facebook. Padahal, selama ini saya sama sekali tidak punya akun Facebook," ungkapnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diselamatkan Keluarga dan Polisi

ST (44), ibu kandung G menuturkan, kabar anak gadisnya kabur dari rumah itu diperoleh dari salah satu keluarganya. Pasalnya, selama ini G memilih tinggal dengan neneknya di Kota Kupang.

ST sempat berupaya menelepon G namun nomor kontak anaknya sudah tak aktif.

Sabtu (17/2/2024), ST memutuskan datang ke Kupang untuk mencari G, namun tak menemuinya. Ia akhirnya memutuskan untuk membuat laporan polisi di Polresta Kupang Kota.

Polisi pun melakukan pelacakan nomor telepon G. Ternyata lokasi terakhir G berada di Kabupaten Malaka.

ST bersama sejumlah Buser Polresta Kupang Kota langsung ke Kabupaten Malaka untuk mencari G. Namun, upaya pencarian itu tak membuahkan hasil hingga akhirnya mereka kembali ke Kupang.

Saat sudah di Kupang, ST melihat akun instagram milik GH memosting foto anaknya.

ST lalu berupaya meminta nomor telepon GH menggunakan akun samaran. Saat dilacak oleh polisi, ternyata nomor itu sedang berada di Kupang.

Salah satu kerabat ST pun mulai menjebak GH. Kepada GH, ia beralasan kabur dari rumah dan membutuhkan bantuan uang secepatnya. Singkatnya, mereka bersepakat untuk bertemu di Kelurahan Tode Kisar, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.

"Dia sempat tanya kamu masih perawan atau tidak? Kalau masih, nanti dijual dengan harga Rp50 juta," ucapnya.

Saat tiba di lokasi ternyata G juga ada di dalam mobil yang ditumpangi GH. Polisi pun langsung meringkus GH dan menggiringnya ke Polresta Kupang Kota.

Direktur Reskrimum Polda NTT Kombes Patar Silalahi yang dikonfirmasi, Minggu 3 Maret 2024 membenarkan adanya laporan dari ST. Menurutnya kasus tersebut sedang dalam penyelidikan.

"Sedang ditangani. Ada beberapa saksi juga sudah diperiksa," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.