Sukses

Puluhan Pelajar SD di Sukabumi Diduga Keracunan Makanan, Produk Terdaftar BPOM

Puluhan pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) mengalami gejala keracunan usai makan makanan ringan.

Liputan6.com, Sukabumi - Sebanyak 28 pelajar SD dan MI diduga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi cemilan yang dijajakan pedagang keliling. Kedua sekolah yakni SDN Nangewer di Desa Sukajaya, dan MI Cisarua di Cisarua Girang, Desa Sukajaya keduanya berlokasi di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, pasa Senin (26/2/2024).

Sekretaris Desa Sukajaya, Cece Purnama mengatakan, puluhan siswa SD ini, diduga telah mengalami keracunan jajanan. Sebab gejala tersebut terjadi sebelum melaksanakan upacara bendera. 

Para siswa diduga terlebih dahulu membeli jajanan dari pedagang jajanan anak-anak yang biasa mangkal di sekolah-sekolah, tepatnya sekira pukul 06.30 WIB. Usai menyantap jajanan tersebut, kata dia, puluhan siswa mulai mengalami gejala seperti sakit perut, mual, muntah-muntah dan pusing.

"Makanannya, kaya olahan jamur dan rasanya pedas dan manis. Tapi, saat dikunyah kaya agar-agar kering yang kenyal. Gejala itu, mulai dirasakan siswa saat melaksanakan upacara bendera. Nah, guru dari sekolah tersebut cepat tanggap dengan laporan ke desa," jelasnya.

Setelah itu, puluhan siswa yang mengalami gejala dugaan keracunan makanan ringan itu, langsung dibawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Karawang oleh guru sekolah dan Kepala Desa Sukajaya, untuk mendapatkan penanganan medis. 

"Setelah ditangani di Puskesmas Karawang dan mendapatkan pertolongan medis, para siswa tersebut berangsur pulih dan normal kembali. Kejadian ini, tidak sampai ada korban jiwa. Sementara, untuk pedagangnya langsung diminta keterangan oleh Kepolisian Sektor Sukabumi," ungkapnya.

Terpisah, Kapolsek Sukabumi Resor Sukabumi Kota, AKP Ujang Taan menuturkan, pihak kepolisian mendapatkan laporan dari warga terkait adanya puluhan siswa yang mengalami keracunan yang diduga usai menyantap jajanan makanan ringan, sekira pukul 09.00 WIB. 

"Setelah itu, kami langsung mendatangi TKP dan setelah itu, anak-anak yang mengalami dugaan keracunan langsung dibawa ke Puskesmas untuk diobati," kata Ujang Taan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, ia menyebut, terdapat 28 siswa yang diduga mengalami keracunan massal. Dari 28 siswa itu, sebagian besar dialami siswa SDN Nangewer sebanyak 25 orang. Sementara, tiga siswa lainnya diketahui merupakan siswa dari MI Cisarua Girang. 

"Alhamdulillah untuk korban sampai saat ini setelah tadi dibawa ke Puskesmas sudah dipulangkan lagi ke rumahnya masing-masing. Gejalanya mual pusing,terus ada yang muntah sebagian gitu aja. Jadi, tidak ada yang pingsan," ujarnya.

Saat kepolisian melakukan komunikasi dengan siswa yang diduga mengalami keracunan massal itu, mereka mengaku sebelum masuk sekolah atau melakukan upacara bendera, para siswa ini telah membeli jajanan dari pedagang yang sering keliling ke setiap sekolah-sekolah.

Para siswa ini, mulai mengalami sakit setelah 1 jam menyantap makanan produk cemilan tersebut. Pada bungkusnya juga tertulis nomor BPOM RI MP 27310043345 yang diproduksi oleh PT Daya Prima Rasa Bandung 40287 Indonesia.

“Tadi untuk pedagangnya udah kami mintai keterangan, bahwa memang dari pagi tadi menjual makanan kepada anak-anak tersebut. Tadi, sudah kita chek, ternyata makanan itu terdaftar juga di BPOM,” terang dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penuturan Pedagang, Jajanan Dibeli dari Salah Satu Grosir dekat Stasiun

Masih ditempat yang sama, seorang pedagang jajanan makanan dan mainan di sekolah tersebut, Nurahman (33) asal warga Kampung Selaerih, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumip mengatakan, ia mengaku sudah biasa berjualan di SDN Nangewer. Dia menuturkan, para siswa tersebut membeli jajanan sekira pukul 06.30 WIB, tepatnya saat hendak masuk sekolah. 

“Jujur kami juga terkejut saat mendapatkan kabar ada siswa yang mengalami keracunan usai menyantap jajanan itu. Jadi, saya juga kurang tahu bagaimana kronologisnya, soalnya saya udah keluar dari sekolah itu, mau pindah untuk jualan lagi ke sekolah lain. Nah, ada sekira pukul 08.00 WIB, katanya anak-anak keracunan makanan. Katanya, gejalanya mulai dirasakan siswa saat upacara,” jelasnya.

Pihaknya mengaku, jajanan makanan yang dibeli siswa tersebut, didapatkan dari salah satu toko yang ada di wilayah Stasiun Kota Sukabumi. Bahkan ia baru mengambil stok dari toko sebanyak tiga paket berisi 50 buah, dan baru terjual 70 buah.

“Pokoknya satu balnya isi 50. Saya ngambil 3 pas malam. Nah, total semuanya yang terjual paling sekitaran 70 bijian lah. Jajanan makanan itu, memang sekarang lagi viral dan saya jual 1 pcs seharga Rp2 ribu. Sedangkan, untuk 2 pcs seharga Rp3 ribu,” tuturnya.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini