Sukses

1 Petugas KPPS di Kota Bandung Meninggal Dunia, 9 Lainnya Masuk Rumah Sakit

Petugas yang meninggal dunia adalah Ketua KPPS 18 Kelurahan Pasirwangi, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung.

Liputan6.com, Bandung - Dinas Kesehatan Kota Bandung mengumumkan bahwa ada 10 petugas KPPS Pemilu 2024 yang dilarikan ke rumah sakit, diduga kelelahan saat bertugas. Dilaporkan, seorang petugas KPPS meninggal dunia.

"(Petugas KPPS) yang masuk rumah sakit itu 10 orang. Dari jumlah itu 8 orang sudah pulang, 1 meninggal dunia dan 1 orang baru masuk kemarin ke Rumah Sakit Bandung Kiwari," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, dalam keterangannya di Bandung, Sabtu, 17 Februari, 2024.

Petugas KPPS yang meninggal dunia yakni Jajang Safaat, Ketua KPPS 18 Kelurahan Pasirwangi, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung.

"Sebenarnya, almarhum ini pada skrining awal itu (hasilnya) bagus. Mulai dari tensi, gula darah, hingga tidak ada faktor risiko kalau dilihat dari kondisi badan," aku Anhar.

Jajang Safaat diketahui meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Anhar mengatakan, diduga para petugas pemilu banyak yang kelelahan akibat kurang istirahat dan telat makan.

"Tidak tidur itu kelelahan yang berat. Apalagi pagi-pagi itu pukul 05.30 WIB sudah persiapan, lalu TPS dibuka pukul 07.00 WIB, sehingga baru bisa makan itu siang saat waktu istirahat," katanya.

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bandung, ada sebanyak 345 petugas pemilu yang sakit sehingga memerlukan penanganan kesehatan di posko-posko kesehatan yang disediakan khusus saat Pemilu 2024.

"Mereka bukan anggota KPPS saja, ada petugas pemilu seperti Linmas dan Panwaslu. Total kemarin yang masuk ke data kami itu 345 orang yang kami layani dari 30 kecamatan di Kota Bandung," katanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2.913 Petugas Terindikasi Hipertensi, Penyakit Jantung dan Stroke

Sebelumnya, sebanyak 57.084 petugas Pemilu 2024 di Kota Bandung dikabarkan telah menjalani pemeriksaan kesehatannya oleh tenaga kesehatan puskesmas. Di antaranya terindikasi hipertensi, stroke, hingga penyakit jantung.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian. Dia menyebutkan ada 2.913 orang yang terindikasi hipertensi, 32 orang terindikasi stroke, dan 115 orang lainnya terindikasi penyakit jantung.

"Para petugas ini terdiri dari KPPS, Bawaslu, dan linmas. Hasilnya sebanyak 2.913 orang terindikasi hipertensi, 32 orang terindikasi stroke, 115 orang terindikasi memiliki penyakit jantung, dan 670 terindikasi memiliki gangguan mental emosi," kata Anhar dalam keterangannya di Bandung, Senin, 12 Februari 2024.

Menurut Anhar, kondisi itu bisa menjadi potensi masalah terlebih jika tekanan pekerjaan dan kondisi fisik para petugas melemah. Sehingga ia berharap, pihak kewilayahan juga turut membantu dalam hal kewaspadaan.

"Jika ada petugas yang sudah terlihat lelah, segera infokan ke puskesmas. Biar petugas puskesmas segera datang untuk pemeriksaan lebih lanjut. Petugas kami sudah punya data by name dan by address pasien," akunya.

Kekhawatiran Anhar ini penting untuk diperhatikan. Mengingat, pada Pemilu 2019 lalu, sebanyak 895 petugas KPPS meninggal dunia. Provinsi Jawa Barat pun tercatat sebagai wilayah dengan angka kematian petugas terbanyak dari jumlah tersebut.

Harapannya, perhatian nyata yang serius dapat mengantisipasi agar kejadian duka di Pemilu 2019 tak pernah terulang kembali. Diketahui pada Pemilu 2019 lalu, menurut laporan Dinas Kesehatan di 15 provinsi menemukan penyebab kematian disebabkan oleh 13 jenis penyakit.

Hipertensi, gangguan jantung dan stroke termasuk dalam daftar 13 penyakit tersebut.Adapun, 13 penyakit tersebut adalah infarct myocard, gagal jantung, koma hepatikum, stroke, respiratory failure, hipertensi emergency, meningitis, sepsis, asma, diabetes melitus, gagal ginjal, TBC, dan kegagalan multi organ. Kebanyakan usia korban meninggal saat itu berusia 50 sampai 59 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.