Sukses

Marak Oli Palsu, Cek Cara Pastikan Keasliannya

Oli palsu yang dibeli di toko spare part dan bengkel tersebut umumnya harganya di bawah pasaran. Bahkan, 90 persen oli yang dibeli di marketplace dengan harga tidak wajar juga terindikasi palsu.

Liputan6.com, Jakarta - Peredaran oli atau pelumas motor palsu semakin menghawatirkan. Pasalnya, kemasan oli palsu sudah sangat mirip dengan yang asli. Bahkan, penyebaran oli palsu tidak hanya merambah toko online, melainkan sudah masuk ke bengkel motor besar, hingga toko spare part.

Meskipun polisi sudah mengungkap sejumlah pabrik oli palsu seperti di Tangerang dan Sidoarjo, namun peredarannya masih tetap masif karena hingga kini oli-oli palsu masih bisa ditemui di bengkel motor dan toko suku cadang.

Dalam channel YouTube berjudul “Pembuktian Kualitas Oli Palsu vs oli Asli..!!! Begini Cara Membedakannya”, yang tayang pada 28 Desember 2023, didapatkan hasil bahwa 40 persen sampel oli yang dibeli merupakan oli palsu setelah dicek melalui scan kode QR.

Oli palsu yang dibeli di toko spare part dan bengkel tersebut umumnya harganya di bawah pasaran. Bahkan, 90 persen oli yang dibeli di marketplace dengan harga tidak wajar juga terindikasi palsu.

Peredaran oli palsu ini tidak hanya merugikan produsen oli resmi dan industri otomotif, namun yang paling dirugikan adalah konsumen. Sebab, penggunaan oli palsu bisa merusak sejumlah komponen mesin motor dalam jangka panjang.

“Adapun dalam jangka pendek, penggunaan oli palsu bisa dideteksi dalam beberapa hari setelah ganti oli. Suara motor menjadi kasar, tarikan menjadi berat,” kata Afandi, pemilik bengkel Afandi Sport seperti dikutip dari tayangan YouTube Otomotiv TV.

Afandi mengatakan konsumen sepeda motor, terutama motor dengan transmisi otomatis alias matic sekarang harus lebih waspada saat melakukan servis penggantian oli. Apalagi jika penggantian oli dilakukan bukan di bengkel resmi. Konsumen harus lebih peka dan jangan sepenuhnya mempercayakan kepada bengkel. Namun, konsumen juga disarankan mengecek terlebih dahulu keaslian oli.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sobek Label (Scan Kode QR)     

Salah satu cara mudah mengecek keaslian adalah melakukan scan Kode QR di label kemasan yang sudah disediakan oleh masing-masing merek. Sebagai contoh pada oli Yamalube, terdapat Kode QR di balik kemasan label.

Kode QR yang bisa dilihat dengan melepas stiker label depan. Kode QR tersebut dapat Anda pindai atau scan dengan smartphone. Jika Anda scan, maka akan diarahkan ke situs resmi Yamalube (www.yamalubepromo.com).

Setelah itu cek validasi dengan menekan tombol warna merah bertuliskan “cek validasi”. Jika muncul centang hijau dengan tulisan “BERHASIL”, bisa dipastikan oli Yamalube tersebut asli.

Sementara bila keluar silang merah atau bertuliskan “GAGAL” berarti oli Yamalube itu terindikasi palsu. Canggihnya, kode QR ini berbeda pada setiap botolnya dan setiap kode maksimal hanya bisa di validasi 3 kali.

 

3 dari 4 halaman

Cek Kasatmata (Fisik Botol)

Selain melalui kode QR, konsumen juga sebenarnya bisa memeriksa label secara kasat mata, walaupun sedikit lebih sulit. Pasalnya, Oli Yamalube dikemas dengan label yang didesain sedemikian rupa agar sulit dipalsukan. Untuk membedakannya dengan oli palsu, pertama pada tutup botol. Tutup botol Yamalube yang asli menyatu dengan botolnya, sehingga tidak dapat dibuka dengan cara diputar seperti biasa, melainkan perlu dicongkel atau ditusuk.

Kedua, label  botol yang lebih mudah dilepas/disobek dengan maksud mempermudah proses scan kode QR dibalik label, namun label tersebut tidak dapat ditempel Kembali.

 

4 dari 4 halaman

 Hasil Uji Laboratorium

Selain mengecek melalui kode QR dan pengecekan kasat mata pada botol, Youtuber Otomotiv TV juga melakukan uji laboratorium, sampel oli yang asli dan oli yang diduga palsu ke laboratorium Lemigas, Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Kementerian ESDM.

Setelah 14 hari, hasil uji laboratorium menunjukkan  beberapa perbedaan antara oli palsu dan oli asli. Dari 5 sampel, dua diantaranya diduga oli palsu karena tidak menggandung kadar TBN atau total base number. TBN ini merupakan kuantitas atau jumlah zat aditif dalam oli. Zat aditif ini berfungsi untuk membersihkan residu dan hasil-hasil pembakaran atau kerak.

"Tanpa aditif ini, mesin ini sulit dibersihkan," kata Muhammad Fuad, Peneliti Produk BBM dan Peluams di Lemigas.

Metal Content oli asli biasanya mengandung zat aditif yang terdiri dari kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan Zinc (Zn). Oli palsu biasanya menunjukkan angka nol. Oli yang tanpa zat aditif itu hanya berisi minyak pelumas dasar (base oil).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.