Sukses

Pemicu Gempa Sumedang Terkuak, Badan Geologi Temukan Sesar Baru di Sungai Cipeles

Segmen patahan ini yang menjadi penyebab gempa bumi di daerah Babakanhurip, Sumedang Utara, beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Bandung - Tim Tanggap Darurat Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan segmen patahan atau sesar baru yaitu Patahan Cipeles.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, Patahan Cipeles dengan lokasi tipe di Sungai Cipeles, arah segmen patahan ini Barat Daya-Timur Laut relatif ke arah Utara berada di ujung Timur Laut Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

"Diduga segmen patahan ini penyebab gempa bumi yang berpusat di daerah Babakanhurip, Sumedang Utara," ujar Wafid, Selasa (9/1/2024).

Wafid mengatakan pada 3 Januari 2024 tim Tanggap Darurat Badan Geologi, telah melakukan pengambilan data untuk menyelidiki lokasi yang terdampak gempa Sumedang pada 31 Desember 2023.

Pemotretan udara dan pengukuran lapangan telah dilakukan untuk mengidentifikasi, struktur geologi akibat gempa pada bedrock dan batuan permukaan.

"Beberapa rumah mengalami kerusakan akibat gempa Sumedang ini termasuk tebing longsor di dekat lokasi kejadian," kata Wafid.

Wafid menerangkan berdasarkan perbedaan antara gravitasi observasi dengan nilai yang diprediksi oleh model (anomali gravity) yang dikontrol oleh sekitar 5.600 titik pengukuran, diketahui bahwa episenter gempa yang melanda Sumedang pada 31 Desember 2023 dan 1 Januari 2024 lalu terdapat pada zona kontras densitas yang tinggi.

Zona ini memiliki pola berarah timur laut – barat daya (NE – SW) yang kemungkinan berasosiasi dengan sesar Cileunyi – Tanjungsari yang pernah diteliti sebelumnya oleh Marjiyono dkk pada tahun 2008.

"Pola ini juga tergambar dari sebaran hiposenter gempabumi yang diperoleh dari pengamatan Passive Seismic oleh Pusat Survei Geologi (PSG) pada rentang pengukuran Agustus-September 2023 lalu," ungkap Wafid.

Data anomali gravity kemudian ditingkatkan untuk memperoleh gambaran yang lebih tajam dan masih menunjukkan pola yang sama yaitu kelurusan berarah Tumur laut-Barat daya.

Dari pola anomalinya, Wafid menerangkan kemungkinan sesar ini berjenis sesar geser mengiri (sinistral strike slip fault).

"Analisis dilanjutkan dengan derivative analysis dari data gravity. Berdasarkan pola yang terbentuk, terlihat bahwa lokasi kejadian gempa Bumi di Kabupaten Sumedang merupakan pertemuan dari sesar Cileunyi–Tanjungsari dengan salah satu segmen sesar Pamanukan-Cilacap," ungkap Wafid.

Hal inilah yang menjadi pemicu dalam kejadian gempabumi yang melanda Kabupaten Sumedang dan sekitarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyelidikan Pembentukan Sesar Cileunyi-Tanjungsari

Kejadian gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo mencapai 3.3-4.6 yang mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024, disinyalir berkaitan dengan pembentukan Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Mengutip data yang dikumpulkan oleh peneliti Badan Geologi Kementerian ESDM Marjiyono, dkk., tahun 2008, sesar aktif tersebut memiliki kelurusan berarah relatif Baratdaya-Timurlaut yang memanjang dari cekungan Bandung bagian timur hingga ke daerah Tanjungsari.

Serta menurut data peneliti Badan Geologi Kementerian ESDM Supartoyo, dkk.,di tahun 2020 terbagi menjadi segmen Barat sepanjang 6.69 km dan Timur sepanjang 11.28 km.

"Aktifitas sesar Cileunyi-Tanjungsari yang merupakan sesar mendatar mengiri ini (Supartoyo, dkk., 2020) ditandai oleh keterjadian gempa bumi berkekuatan 4.5 Mb-4.7 Mb pada tahun 1972-2005 (Kertapati dan Putranto, 1991), terletak pada sebaran batuan vulkanik dan aluvium (Silitonga, 1972; Dam dan Suparan, 1992)," ungkap Wafid.

Perkembangan sesar Cileunyi-Tanjungsari khususnya pada segmen timur berdasarkan data Elektromagnet (TEM dan MT) dan data gaya berat regional, ditafsirkan berkorelasi dengan keterjadian gempabumi di Wilayah Sumedang dan sekitarnya yang mengalami reaktivasi dan berhubungan dengan pembentukan sesar-sesar lainnya.

Pemantauan gempa bumi di sekitar Cekungan Bandung, termasuk wilayah Sumedang telah lama dilakukan oleh Pusat Survei Geologi (PSG) Badan Geologi.

"Jaringan seismometer ini diinstall tahun 1999 di empat lokasi yakni di daerah Lembang, Padalarang, Ciparay dan Soreang," sebut Wafid.

Hasil pemantauan gempabumi mikro memberikan gambaran adanya pusat-pusat gempa berasosiasi dengan beberapa kelurusan di sekitar Cekungan Bandung, salah satunya kelurusan Cileunyi-Tanjungsari.

Kelurusan ini teridentifikasi dari citra landsat berarah relatif timur laut-barat daya dari sebelah barat kota Sumedang hingga sekitar Cileunyi.

Hasil pemantauan gempabumi mikro pada rentang waktu 1999 hingga 2008 terdapat 2 event yang berada pada lajur kelurusan ini.

"Disamping itu terdapat histori gempa merusak yang berpusat di daerah Tanjungsari (pada lajur kelurusan) yang menimbulkan cukup banyak korban dan kerusakan bangunan," terang Wafid.

Sejumlah event tersebut telah memberikan bukti bahwa kelurusan Cileunyi-Tanjungsari merupakan sesar aktif yang perlu diwaspadai.

Kejadian gempa bumi Kabupaten Sumedang di awal tahun 2024 menambah keyakinan akan aktifitas sesar ini, karena pusat-pusat gempa juga berada pada lajur sesar.

Tambahan data kegempaan di lajur sesar ini juga diperoleh dari jaringan 70 seismometer passive seismic tomography (PST) yang dipasang di wilayah Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan Kuningan, selama kurun waktu Agustus-September 2023.

"Wilayah Kabupaten Sumedang tergolong rawan gempa bumi yang bersumber dari zona subduksi dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari," tukas Wafid.

Upaya mitigasi bencana gempa bumi akan berhasil apabila bisa meminimalisir jenis-jenis bahaya gempa bumi.

Wafid menyebutkan obat mujarab pengurangan risiko bencana gempa bumi, yaitu meningkatkan upaya mitigasi, meningkatkan penataan ruang di kawasan rawan bencana (KRB) gempa bumi, menyusun regulasi di daerah khusus tentangg mitigasi gempa bumi.

"Dapat berupa Perda, SK Gubernur, SK Bupati, SK Walikota, Perbup, dan Perwal," ucap Wafid.

Bagi masyakarat di Kabupaten Sumedang yang bermukim dan beraktivitas di KRB gempa bumi harus mengenali sumber gempa bumi, meggenali bahayanya, siapkan tempat dan jalur evakuasi, ikuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan, siapkan evakuasi mandiri, menamb pengetahuan berkaitan mitigasi bencana geologi.

 

3 dari 3 halaman

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya. (Arie Nugraha)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.