Sukses

Profil Prajogo Pangestu, Sosok Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes

Sosok Prajogo Pangestu tidak hanya masuk daftar orang terkaya di Indonesia tetapi juga saat ini masuk pada urutan ke-24 di dunia.

Liputan6.com, Bandung - Nama pengusaha ternama Prajogo Pangestu saat ini masih masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Melansir dari Forbes, Prajogo Pangestu masuk pada urutan ke-24 sebagai orang terkaya di dunia per 3 Januari 2024.

Adapun Prajogo Pangestu masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per dollar AS).

Namanya berurutan di antara nama-nama orang terkaya lainnya di Indonesia seperti Low Tuck Kwong, Budi Hartono, Michael Hartono, Sri Prakash Lohia, Chairul Tanjung, dan masih banyak lagi.

Sumber kekayaan dari Prajogo Pangestu berasal dari PT Barito Pacific Timber (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA), PT Pertindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Pada 2023, empat bisnis milik Prajogo Pangestu mengalami kinerja yang memuaskan. Pasalnya kenaikan harga saham keempat perusahaannya tersebut semakin melonjak.

Bahkan salah satu perusahaannya yaitu Barito Renewables Energy yang baru listing di BEI pada Oktober 2023 lalu dalam sebulan terakhir harga sahamnya melonjak sekitar 867,9 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Profil Prajogo Pangestu

Melansir dari beberapa sumber, Prajogo Pangestu lahir pada 13 Mei 1944 di Bengkayang, Kalimantan Barat. Mengutip dari Forbes Prajogo Pangestu telah menikah dan dikaruniai dengan tiga anak.

Prajogo sendiri merupakan anak dari seorang pedagang karet dan pernah bekerja sebagai sopir angkot karena cuman lulusan SMP. Ketika bekerja sebagai sopir angkot Prajogo Pangestu mulai mendapatkan celah untuk menjadi seorang pengusaha.

Saat itu Prajogo bertemu dengan pengusaha kayu Malaysia bernama Bong Sun On atau burhan Uray pada 1960-an. Pengusaha kayu tersebut kemudian mengajak Prajogo untuk bekerja di perusahaan miliknya Djajanti Timber Group.

Melalui perkenalan tersebut Prajogo akhirnya bergabung ke PT Djajanti Group pada 1969 dan dipercaya untuk mengelola Hak Pengusaha Hutan (HPH) di Kalimantan Tengah. Melalui kerjaannya tersebut Prajogo akhirnya mempunyai banyak pengalaman dan pengetahuan terkait kayu.

Sehingga pada akhir 1980 Prajogo memutuskan untuk membuka bisnisnya sendiri dan mendirikan CV Pacific Lumber Coy. Tiga belas tahun kemudian ia mengubah nama perusahaannya menjadi Barito Pacific Timber.

Bisnis kayu yang dijalani oleh Prajogo sangat berkembang pesat dan menjadi salah satu pengusaha perkayuan terbesar di Indonesia sebelum krisis ekonomi 1997. Selain berbisnis kayu pada 2007 ia mulai berbisnis pada sektor lain.

3 dari 3 halaman

Terus Mengembangkan Bisnisnya

Prajogo mulai berbisnis pada sektor lain dan nama perusahaannya berubah menjadi Barito Pacific serta mengakuisisi perusahaan petrokimia Chandra Asri dengan kepemilikan saham 70 persen. Perusahaan tersebut menjadi produsen petrokimia terbesar nasional setelah bergabung dengan Tri Polyta Indonesia.

Dia juga memperluas bisnisnya pada industri batu bara dan memperkenalkan Petrindo Jaya Kreasi yang IPO di bursa pada 2023. Namanya juga semakin dikenal publik akhir-akhir ini karena bisnisnya di sektor petrokimia dan energi.

Prajogo juga tergabung dalam konsorsium nusantara pimpinan Bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma yang berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Selain itu di sepanjang 2023 perusahaannya juga mengalami kinerja yang memuaskan terbukti dengan adanya kenaikan saham.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.